Rekonstruksi Pembunuhan Ibu dan Anak, Ini Fakta Terbarunya
SEMARANG (Awal.id) – Tim Inafis Polda Jateng melakukan rekonstruksi terkait kasus pembunuhan dengan korban seorang wanita berinisial SKG (32) yang jenasahnya di buang di bawah jembatan Tol Semarang-Bawen Km 425.
Diketahui, korban SKG dibunuh pada tanggal 7 Maret 2022 setelah terus menanyakan keberadaan anaknya yang dititipkan kepada pelaku Donny Christiawan (31) sejak akhir tahun 2021. Donny membawa anak korban ke rumahnya di Rembang dan ternyata dia masih terikat pernikahan yang juga memiliki seorang anak.
Adanya rekontruksi tersebut tidak lain untuk memenuhi kelengkapan berkas dalam proses hukum di pengadilan dengan pelaku yang tidak lain adalah kekasihnya sendiri.
Reka ulang disaksikan langsung oleh jaksa dan pengacara dan menjalani 30 adegan pembunuhan mulai dari menghubungi korban dan menjemputnya kemudian membunuh hingga membuang jenazah di bawah Jembatan Tol Semarang – Bawen.
Ditemukannya fakta baru, karena pada salah satu adegan memperlihatkan sarung yang dibawa korban awalnya dimaksudkan untuk menggantung korban dan pelaku tidak membantah hal itu.
Pelaku saat bertemu menjemput korban di sebuah mini market di pangkalan bus Sukun Banyumanik. Kemudian mereka berdua menuju hotel. Setelah parkir dan garasi mobil ditutup, keduanya ke kamar.
Donny mengaku sempat melihat rajah atau semacam jimat dengan namanya di kamar mandi. Sontak membuat terheran-heran atas temuan tersebut.
“Saat di kamar mandi saya nemu kertas seperti jimat gitu dan ada tulisan nama saya. Kemudian saya tanya kepada korban. Kok ada kayak rajah tulisan Arab ada nama saya. Dia bilang ‘bukan, aku tidak pernah musrik’. Terus dia tanya soal anaknya,” ucap Donny dalam reka adegan tersebut, dikKamar TKP, Kamis (7/4).
Donny mengaku, bukan itu yang membuatnya akhirnya membunuh korban saat itu juga. Karena panik saat terus ditanya keberadaan anak korban, MF (4) yang sudah dibunuh sebelumnya di rumahnya daerah Rembang.
“Saya panik, dia nanyain terus anak yang sudah saya bunuh sebelumnya,” ujarnya.
Kemudian pada adegan ke-14 terlihat pelaku mempraktekkan sedang menindih korban yang saat itu hanya memakai dalaman merah. Leher korban dicekik dan sempat melawan dengan meronta, namun akhirnya meregang nyawa.
Pelaku kemudian mengambil jilbab korban dan melilitkan di leher korban. Lalu korban memakaikan celana dan membungkus jenazah korban dengan sarung yang dibawa korban. Ia lalu menggotong jenazah dan memasukkan ke mobil bagian jok belakang.
Usai dimasukkan mobil, pelaku menaiki mobil dan mencari tempat membuang dan menemukan tempat sepi yang jauh dari pemukiman, yaitu dibuang dari atas Jembatan Susukan tol Semarang -Bawen KM 425. Adegan terakhir yaitu pelaku membuang jenazah korban dari ketinggian lebih dari 20 meter.
Sementara, Dirkrimum Polda Jateng, Kombes Pol Djuhandani Rahardjo Puro menjelaskan adanya kegiatan tersebut tidak lain untuk menyingkronkan antara BAP, barang bukti, keterangan saksi dan pelaku.
“Hingga saat ini reka ulang dan keterangan sudah sesuai. Termasuk membuktikan rencana pembunuhan dengan meminta korban membawa sarung. Meski pada akhirnya eksekusi dilakukan dengan mencekik. Fakta yang kita dapatkan bahwa dia merencanakan pembunuhan denga digantung namun yang dilaksanakan adalah dengan dicekik,” ungkap Djuhandani usai memimpin rekonstruksi tersebut.
Djuhandani menjelaskan mengenai pembunuhan anak SKG, penanganannya akan dilakukan secara terpisah.
“Hari ini kita lakukan 30 adegan pembunuhan SKG. Untuk anaknya nanti akan kita lakukan secara terpisah,” beber Djuhandani. (is)