Dihadiri 33 Uskup se-Indonesia, Pentabhisan Uskup Pertama Asli Papua Disambut Suka Cita
JAYAPURA (Awal.id) – Misa Pentahbisan Mgr Yanuarius Theofilus Matopai You sebagai Uskup Jayapura disambut suka cita dan bahagia oleh warga Papua. Kebagian semakin lengkap dengan hadirnya 33 Uskup dari seluruh keuskupan di Indonesia untuk menyaksikan misa pentahbisan Uskup pertama dari tanah Papua.
Sedangkan dari luar negeri, Uskup negara tetangga Papua Nugini juga ikut hadir. “Untuk Timor Leste tidak jadi hadir. Mereka agak sedikit kesulitan untuk masuk ke Indonesia,” ungkap Ketua Panitia, Elpius Hugi, kepada pers di Jayapura, Kamis (2/2/2023).
Uskup Mgr Yanuarius Theofilus Matopai You merupakan Putra Papua pertama yang menjadi Uskup. Yan You merupakan orang asli Papua (OAP) pertama dari suku Mee Pago.
Hugi mengatakan, kegembiraan atas pentahbisan ini bukan hanya milik umat Katolik namun juga menjadi sukacita bagi seluruh umat beragama di tanah Papua.
Ia menjelaskan, umat beragama Kristen dari berbagai nominasi dan juga umat Muslim, Budha dan Hindu menyatakan kegembiraannya dengan turut hadir menyaksikan acara pentahbisan bersejarah itu.
Untuk urusan keamanan panitia sudah berkoordinasi dengan Kodam XVII Cenderawasih dan Polda Papua Kodim 1701 Jayapura, Polresta Jayapura Kota.
“Kegiatan ini juga diback up oleh orang muda Katolik, OMK dari seluruh Keuskupan dan 4 Dekenat. Selain itu juga Pemuda Katolik, PMKRI serta teman–teman dari HMI, GMKI dan juga organisasi yang lain,” bebernya.
Elpius yang juga Kabiro Umum Setda Provinsi Papua ini menegaskan, bahwa Papua adalah tanah damai. Untuk itu pesta pentahbisan ini bukan hanya orang Katolik saja yang mengambil bagian tetapi semua orang juga ikut terlibat.
“Uskup kita ini keluarganya sebagian ada di Kemah Injil dan sebagian besar juga ada di Katolik. Seperti Pak Nason Utti teman dari gereja Kingmi. Namun ambil bagian. Inilah hebatnya Papua yang menyatu untuk Indonesia,” tandasnya.
Rombongan Duta Besar Vatikan untuk Indonesia, Mgr. Piero Pioppo beserta para Uskup dan Uskup terpilih, dihantar oleh prosesi adat dari dua suku yakni Mee yang berasal dari wilayah adat Meepago dan suku Ngalum dari wilayah adat Lapago.
Perarakan suci yang disandingkan dengan budaya Papua itu dimulai dari halaman asrama putri Karitas Dok 5 Jayapura, yang letaknya tidqk jauh dari gereja Katolik Katedral Kristus Raja Jayapura.
“Ini sudah jadi tradisi ketika melakukan misa tahbisan di lingkup agama Katolik. Biasanya diawali dengan prosesi adat,” kata Dony Gobai, Sekretaris II Panitia Tahbisan Uskup Jayapura.
Kata dia, perarakan ini hanya sampai pintu utama gereja Katedral selanjutnya dilakukan sebagaimana aturan dalam agama Katolik yakni liturgi tahbisan.
Setibanya di halaman gereja, Mgr. Piero Pioppo, selaku Nuncio Apostolic Duta Besar Vatikan untuk Indonesia memberikan berkat kepada semua umat yang melakukan ritual adat sambil berjalan menuju ke dalam gereja.
“Dengan memberikan berkat dari Bapa Nuncio, umat tambah semangat,” kata dia.
Dengan kolaborasi tarian adat itu, melambangkan bahwa di Papua selalu terjalin kebersamaan dalam membangun persaudaraan, jiwa toleransi dan hubungan sesama antar umat beragama di tengah-tengah masyarakat di Papua. (*)