Ganjar Ingatkan Uang BLT Minyak Goreng untuk Keperluan Sembako
BOYOLALI (Awal.id) – Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, melakukan kunjungan kerja ke Kabupaten Boyolali, Jumat (15/4). Saat perjalanan menuju salah satu rumah warga yang mendapatkan bantuan RTLH, Ganjar menyempatkan diri mengecek pembagian Bantuan Langsung Tunai (BLT) minyak goreng di Desa Metuk Kecamatan Mojosongo.
Saat Ganjar datang, puluhan warga yang didominasi ibu-ibu terlihat ramai di halaman Balai Desa. Mereka yang sedang mengantre langsung terkejut melihat Ganjar datang ke lokasi itu.
“Iki antre nopo bu? BLT nggih? Mpun angsal dereng (sudah dapat belum). Ayo antri yang tertib,” sapa Ganjar saat tiba di lokasi.
“Dereng angsal pak, tasih ngantri,” jawab mereka kompak.
Ganjar pun kemudian mendekati salah satu ibu-ibu. Kepadanya, Ganjar menanyakan akan mendapatkan bantuan berapa dan akan digunakan untuk apa.
“Niki pak, angsal BLT Rp500.000. Yang Rp300.000 untuk beli minyak goreng, yang Rp200.000 untuk beli sembako,” kata salah satu ibu-ibu bernama Narti.
Ganjar pun mengacungi jempolnya pada Narti. Ia berpesan agar bantuan digunakan sebaik-baiknya sesuai peruntukan.
“Ojo nggo tuku pulsa yo bu, nopo maneh nggo tuku rokok bojone (jangan buat beli pulsa ya bu, apalagi untuk beli rokok suaminya). Nek bojone njaluk tuku rokok nolake pie jajal (kalau suami minta beli rokok dari uang itu menolaknya bagaimana?). Nanti dikira ora sayang?” tanya Ganjar.
Narti dengan tegas menjawab bahwa uang itu untuk membeli kebutuhan pokok. Kalau suami minta beli rokok, pasti akan ditolak dengan bahasa yang halus.
“Ya menolaknya halus pak, ini buat beli minyak, beli beras. Nek dibilang ndak sayang, ya tetep sayang to pak. Tapi harus cari uang sendiri,” jawab Narti disambut tawa semua masyarakat yang ada di sana.
Beberapa ibu-ibu penerima BLT minyak goreng diwawancarai Ganjar. Ganjar seolah ingin memastikan bahwa warga sudah paham peruntukan bantuan yang diberikan pada pemerintah itu.
“Iya hari ini kita melihat pembagian BLT minyak goreng. Masyarakat saya tanya tahu semua, dapat Rp500.000 dan tahu penggunaannya. Untuk beli minyak pak, beras pak dan lainnya. Hanya saja tadi banyak yang mengeluh, minyaknya masih mahal,” kata Ganjar.
Harga minyak di pasaran, lanjut Ganjar, memang masih tinggi. Masyarakat masih kesulitan mendapatkan minyak goreng curah dengan harga murah.
“Akhirnya mereka beli yang kemasan dengan harga komersil dan tidak dibantu pemerintah. Rata-rata Rp25 ribu per liter. Tapi karena mereka mendapatkan bantuan ini, ya mereka beli harga segitu. Mudah-mudahan bisa membantu ibu-ibu ini,” ucapnya.
Ganjar menjelaskan, pembagian BLT minyak goreng di Jateng memang sudah dimulai. Pihaknya terus memantau dan mendapat laporan pembagian BLT itu dari PT POS. (Cip)