Aksi 11 April Mahasiswa Sampaikan Delapan Tuntutan
SEMARANG (Awal.id) – Ratusan Mahasiswa Aliansi Semarang Menguggat kembali melakukan aksi unjuk rasa di depan kantor Gubernur Provinsi Jawa Tengah, Jalan Pahlawan, Senin (11/4) Sore. Adapun tujuan unjuk rasa tersebut, adalah membawa delapan tuntutan terkait permasalahan masyarakat yang saat ini sedang terjadi di Indonesia.
Kordinator Aksi, Junaidi menuturkan Alinasi Mahasiswa Semarang Menggugat melakukan konsolidasi dan teknis lapangan demonstrasi menyikapi tiga isu nasional.
“Tiga hal tersebut yakni mulai dari kelangkaan dan minyak goreng yang mahal, kenaikan harga pertamax, dan penundaan pemilu serta perpanjangan masa jabatan Presiden,” turur Junaidi di sela-sela aksi.
Pihaknya menandaskan alasan kenapa pihaknya ingin pemerintah lebih bisa menuntaskan permasalah minyak goreng yang tinggi karena sangat memberatkan masyarakat.
“Kasus kenaikan harga minyak goreng, aliansi menemukan beberapa kejanggalan terhadap pernyataan pemerintah terkait penyebab naiknya harga minyak goreng, pertama alasan yang sering kali dikemukakan Kemendag adalah distribusi migor yang terhambat karena pandemi,” beber Junaidi.
Pihaknya menyebut tidak bisa menerima alasan Kemendag membuat hargat minyak goreng yang tinggi karena terhambat oleh pandemi. Hal tersebut dikarenakan pandemi yang sudah lama terjadi sehingga tidak masuk akal untuk dijadikan alasan.
“Yang jelas, Forum aliansi menolak alasan ini karena tidak rasional,seandainya benar, bahwa naiknya harga migor karena pandemi mengapa kenaikan harganya baru berlangsung lima bulan terakhir, padahal pandemi sudah berlangsung selama dua tahun,” ungkapnua.
Mengenai tuntutan kedua, lanjutnya, adalah permasalah mengenai kenaikan Pertamax. Pihaknya tidak terlalu mempermasalah kenaikan tersebut. Ia menilai kenaikan harga adalah hal yang wajar mengingat kebijakan itu bisa mengurangi subsidi yang dilakukan oleh pemerintah.
“Untuk kenaikan pertamax, kami tidak terlalu mempermasalahnya, karena bagaimana pun hari ini skala ekonomis pertamax adalah Rp 16ribu per liternya jika pemerintah tidak menaikan harga akan ada terlalu besar subsidi energi pada BBM jenis pertamax,” jelasnya
Yang ketiga, pihaknya menolak adanya penundaan pemilu tahun 2024 dan tidak menyetujui perpanjangan masa jabatan periode presiden.
Menurutnya dengan adanya perpanjangan masa jabatan tersebut bisa melanggar peraturan konstituonal yang sudah ada. Sehingga bila permintaan tersebut tidak di kabulkan pemerintah pusat, pihaknya mendesak Presiden Joko Widodo untuk bisa turun dari kursi kepemimpinannya.
“Secara agregat forum menolak isu ini karena beberapa pertimbangan, diantaranya, dalam konstitusi jelas diatur bahwa masa jabatan presiden hanya dua periode. benar bahwa Aturan dapat diubah dengan cara melakukan amandemen terhadap UUD 1945,” tandas Junaidi.
Berikut delapan tuntutan yang dibawa Aliansi Mahasiswa diantaranya :
- Meminta pemerintah untuk menurunkan harga minyak goreng dan usut tuntas mafia minyak goreng.
- Meminta Presiden Joko Widodo untik menurunkan Kemendag Muhammad lutfi.
- Mendesak pemerintah untuk menjamin distribusi BBM bersubsidi (Pertalite) tepat sasaran.
- Mendesak pemerintah untuk menjamin ketersediaan BBM bersubsidi.
- Menolak penundaan pemilu dan perpanjangan masa periode jabatan Presiden.
- Mendesak presiden Jokowi untuk mengeluarkan pernyataan resmi terkait penundaan pemilu dan perpanjangan masa jabatan Presiden.
- Menolak amandemen UUD 1945 karena tidak mendesak dan irasional,
- Mendesak pemerintah untuk segera menuntaskan persoalan bangsa atau Presiden Joko Widodo mundur. (Cip)