Banjir Semarang Mulai Surut, Hendi Catat 3 Evaluasi Atasi Dampak Hujan Ekstrim

Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi dan instansi terkait meninjau wilayah-wilayah yang direndam banjir.
Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi dan instansi terkait meninjau wilayah-wilayah yang direndam banjir.

SEMARANG (Awal.id) – Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi mengatakan banjir yang menggenangi sejumlah wilayah di Ibu Kota Provinsi Jawa Tengah mulai berangsur-angsur surut.

Surutnya air yang menggenangi ruas-ruas jalan dan wilayah langganan banjir akibat guyuran hujan ekstrem sejak Jumat sore (5/2) hingga Sabtu siang (6/2/2021) itu tidak terlepas dari mulai berfungsinya pompa-pompa penyedot air yang dipasang Pemkot Semarang.

Dari tinjauan wali kota di sejumlah wilayah banjir, genangan air rata-rata sudah surut, sehingga akses kendaraan dan akses ekonomi di Kota Semarang mulai berjalan normal kembali.

“Pemanfaatkan pompa penyedot air yang menjadi sistem dranase Kota Semarang sudah bisa dioperasikan lagi. Saat banjir besar, pompa tidak bisa bekerja karena debit air banjir melebihi kapasitas/daya sedot pompa,” kata Hendi panggilan akrab Hendrar Prihadi di sela-sela pemantauan di wilayah-wilayah langganan banjir, Minggu (7/2/2021).

Orang pertama di jajaran Pemkot Semarang ini tidak menampik, menghadapi hujan ekstrem di wilayahnya yang merupakan siklus 50 tahunan tersebut membuat daya tampung air pada drainase yang dibangun tidak mencukupi, sehingga butuh waktu dalam penanganan.

Baca Juga:  Mulai 2020, Penyaluran Dana BOS bagi Sekolah dengan Siswa Kurang dari 60 Dihentikan

“Jumat, mulai sekitar jam 12 malam sampai jam 8 pagi, lalu berhenti, kemudian hujan lagi sampai jam 1 siang, yang menurut BMKG kategorinya adalah hujan ekstrem di 3 kecamatan, kemudian 11 kecamatan kategorinya hujan sangat lebat, dan 2 kecamatan lainnya hujan lebat,” terang Hendi.

Akibat guyuran hujan ekstrem tersebut, Hendi mencatat ada 27 titik tanah longsor dan 29 titik banjir, dengan 2 korban meninggal dunia karena longsor, dan 2 karena tersengat aliran listrik.

Hendi menyebutkan pasca terjadinya hujan ekstrem di Kota Semarang, hingga tinjauan pada hari Minggu (7/2) titik banjir di wilayahnya sudah sangat berkurang, terutama di jalan protokol semuanya sudah kering.

“Kami catat yang hari ini tinggal di Kecamatan Genuk, Pedurungan, juga daerah Puri di Semarang Barat. Fokus kami saat ini terus menyalakan pompa-pompa, dan semoga satu dua hari tidak terjadi lagi hujan ekstrem di Kota Semarang,” paparnya.

Baca Juga:  BBPOM Musnahkan 16.780 Obat Ilegal

Evaluasi

Wali Kota Semarang itu memaparkan sebelumnya pada malam hari, dia sempat mengunjungi daerah Muktiharjo Kidul, Namun, dia tidak dapat masuk karena kondisi genangan air sangat tinggi. Baru pada tinjauannya yang kedua, dia sudah dapat melintasi jalur tersebut.

“Untuk jumlah warga yang mengungsi juga sudah tidak banyak. Misalnya di Semarang Barat sudah tidak ada yang mengungsi. Lalu di Trimulyo, Genuk ada yang mengungsi pada satu dua musala, tapi jumlahnya juga tidak banyak, satu musala hanya 10 sampai 20 KK. Kemudian di Tlogosari Kulon, Pedurungan juga tadi malam bahkan sudah ada yang bersiap untuk pulang,” tuturnya.

Hendi meluruskan kondisi bencana banjir pada keseluruhan wilayah yang dipimpinnya tidak seperti yang dipikirkan oleh masyarakat di luar Kota Semarang.

Baca Juga:  Perkara Korupsi Izin Ekspor CPO, Jampidsus Kejagung: Belum Ada Dana Korupsi Mengalir ke Parpol

“Kalau pengungsiannya tidak sebanyak yang dibayangkan kawan-kawan, jika ada yang mengungsi karena kemarin banjir tinggi itu karena ada permintaan masyarakat untuk dievakuasi keluar, yang setelah itu mereka tinggal di rumah saudaranya, penginapan, atau hotel,” pungkasnya.

Di sisi lain, Wali Kota Semarang juga menegaskan akan melakukan evaluasi untuk menambah kapasitas drainase di Ibu Kota Provinsi Jawa Tengah.

“Evaluasinya pertama, kapasitas pompa harus ditingkatkan, karena kapasitas pompa yang kita punya itu hitungan hujan tahun 2013. Tapi dengan adanya hujan ekstrem seperti ini, pompa harus ditingkatkan agar dapat mengeringkan lebih cepat,” ujarnya.

Kedua, lanjutnya, prioritaskan penambahan daya tampung saluran. Dan yang ketiga, perlunya percepatan normalisasi, termasuk pembangunan tanggul laut dari pemerintah pusat, melalui Kementerian PUPR. (*)

Sharing:

You may also like...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *