USM Raih Rekor Muri, Rektor: Visi USM Selain Hasilkan Lulusan Profesional Juga Berke-Indonesiaan

SEMARANG (Awall.id) – Universitas Semarang (USM) resmi mencatatkan namanya dalam Museum Rekor Indonesia (Muri) sebagai perguruan tinggi pertama di Indonesia yang menyelenggarakan Seminar Nasional Antiradikalisme dengan mendatangkan narasumber dari mantan narapidana teroris (napiter) terbanyak serta dihadiri BNPT RI, di Auditorium Ir. Widjatmoko USM pada 9 November 2023.

”Muri memberikan apresiasi setinggi-tingginya atas kegiatan seminar antiradikalisme dengan narasumber mantan napiter terbanyak yang telah kembali kepada NKRI serta dihadiri oleh BNPT. Kami berharap, melalui kegiatan ini bisa mengantisipasi dan mencegah penyebaran paham radikalisme dan terorisme melalui berbagai pendekatan interdisipliner,” kata perwakilan Muri, Sri Widayati.

Pemberian piagam rekor Muri diberikan oleh perwakilan dari Muri, Sri Widayati kepada Rektor USM, Dr Supari ST MT, Wakapolrestabes Semarang, AKBP Wiwit Ari Wibisono, SH SIK MH, dan Ketua Yayasan Persadani, Sri Puji Mulyo Siswanto.

Baca Juga:  Inspiratif, Pejabat Disdik Kota Semarang Tidak Menitipkan Anaknya Saat Ditolak SMP Negeri, Langsung Mendaftar di SMP Swasta

Sebanyak 20 mantan napiter serta Kepala Badan Nasional Penanggulan Terorisme (BNPT) Republik Indonesia yaitu Komjen Pol Prof Dr H Rycko Amelza Dahniel MSi, hadir menjadi narasumber sekaligus keynote speech dalam kegiatan yang mengangkat tema ”Pencegahan Paham Radikalisme bagi Mahasiswa Indonesia Menuju Generasi Emas 2045”.

USM juga menerima penghargaan dari BNPT atas pencapaian menjadi perguruan tinggi pertama yang mampu membangun infrastruktur dan mendeklarasikan sebagai kampus kebangsaan dan berke-Indonesiaan.

Kepala BNPT RI, Komjen Pol Prof Dr H Rycko Amelza Dahniel MSi mengapesiasi USM telah menjadi pelopor kampus dan membangun infrastruktur seperti membentuk UPMS pencegahan dan penanganan antitoleransi, antiperundungan, dan antikorupsi.

Lalu membangun UPMS pembinaan karakter bela negara dan wawasan kebangsaan, membentuk unit kegiatan mahasiswa pengawal ideologi bangsa, membentuk satgas anti intoleransi mahasiswa, serta menyelenggarakan kegiatan dalam rangka membangun kesadaran, keterlibatan seluruh civitas akademika dan mencegah infiltrasi masuknya ideologi kekerasan, radikalisme, dan terorisme di kalangan mahasiswa.

Baca Juga:  Inilah Diskon Menarik dari Artotel Yogyakarta untuk Mengisi Liburan Lebaran 2025

”Kami sangat salut dan bangga dengan USM yang menjadi pelopor kampus menjaga ke-Indonesiaan. Kami juga mengapresiasi Pak Rektor, mahasiswa, dan civitas akademika. Saya tentunya menaruh harapan sangat besar pada kampus ini. Semoga terus menjaga konsistensi untuk menjadi kampus kebangsaan yang menjaga ke-Indonesiaan dan menjadi pelopor bagi kampus-kampus lain di Indonesia,” ungkap Rycko.

Kegiatan tersebut dibuka Rektor USM, Dr Supari ST MT yang didampingi Ketua Pembina Yayasan Alumni Undip, Prof Sudharto P Hadi MES PhD, Anggota Pembina Yayasan Alumni Undip, Ir Soeharsojo IPU, Ketua Pengurus Yayasan Alumni Undip, Prof Dr Ir Hj. Kesi Widjajanti SE MM dan Kepala Densus 88, Kombes Pol. Kurnia Wijaya, SH MH.

Baca Juga:  Lulusan Terbaik MH USM Lanjut ke S3 PDIH Unissula

”Visi perguruan tinggi adalah menghasikan ilmu pengetahuan teknologi yang diterapkan di masyarakat dan menghasilkan lulusan profesional, unggul, dan mampu memberikan solusi di masyarakat. Namun di USM ada tambahan visi yaitu berke-Indonesiaan. Jadi semua produknya adalah untuk kejayaan Indonesia,” kata Supari.

Supari menambahkan, USM memiliki Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Pengawal Ideologi Bangsa sebagai tempat bertumpunya program-program tentang pentingnya toleransi antiradikalisme dan antiterorisme.

”Kami mengajak mari sadari dan terima bahwa keberagaman itu adalah nyata dan ada sejak sebelum kita ada, sejak generasi sebelum kita, dan akan berlanjut sampai ke generasi-generasi yang meneruskan kita. Kami berharap, adik-adik mahasiswa yang terjaga ideologinya dengan Pancasila, NKRI, UUD 1945, dan Bhineka Tunggal Ika akan tetap merawat keutuhan dengan menerima perbedaan,” tandasnya.

Sharing:

You may also like...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *