140 Penyuluh Antikorupsi Se-Indonesia akan Belajar di Jateng
by Udin Saerodji ·
Hal itu disampaikan oleh Pembina Komisi Penyuluh Antikorupsi (Kompak) Jawa Tengah, Kunto Nugroho, usai menemui Ganjar Pranowo di Kantor Gubernur Jawa Tengah untuk menyampaikan kesiapan Jambore Penyuluh Antikorupsi Tingkat Nasional, Selasa (17/5/2022).
“Jambore Penyuluh Antikorupsi ini sudah kami sampaikan kepada Gubernur. Beliau (Ganjar) mendorong dan berharap agar event ini tidak sekadar seremonial tetapi betul-betul ada proses edukasi yang bisa dirasakan oleh seluruh komponen,” kata Kunto.
Kunto menjelaskan, Jambore PAKSI-API Tingkat Nasional tersebut merupakan hajat bersama. Bukan hanya dari Kompak saja, melainkan seluruh stakeholder yang terlibat seperti Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, dan Pemerintah Kota Semarang.
Kegiatan itu akan diikuti sekitar 140 peserta, terdiri atas 70 perwakilan komunitas atau forum dari luar Jawa Tengah dan 70 perwakilan dari Jawa Tengah. Ratusan peserta itu akan mengikuti seluruh agenda yang diselenggarakan selama tiga hari. Selain itu juga ada peserta dari Inspektur Provinsi se-Indonesia, Inspektur Kabupaten/Kota se-Jawa Tengah.
“Pesertanya dari seluruh Indonesia. Ada penyuluh antikorupsi, Inspektur Provinsi se-Indonesia, Inspektur Kabupaten/Kota se-Jateng, dan ahli pembangunan integritas yang tersertifikasi dari KPK. Nanti akan berkomitmen dengan banyak aksi dengan satu tujuan Indonesia tidak korupsi,” jelasnya.
Jambore nasional tersebut juga akan melibatkan kepala sekolah dan pelajar sebagai salah satu sasaran kegiatan. Berbagai kegiatan penyuluhan antikorupsi dengan pelajar dan kepala sekolah sudah disiapkan. Di antaranya ada dongeng integritas, lomba poster digital, dan lainnya.
“Pelajar dan kepala sekolah merupakan sasaran kegiatan, Untuk pelajar nanti ada lomba dongeng integritas, lomba poster digital, juga berbagai peran di pendidikan termasuk kepala sekolah. Untuk pelajar SMP ada, pelajar SMA ada, kepala sekolah juga digarap. Forumnya beda-beda,” papar Kunto.
Ganjar saat menerima tim Kompak menyampaikan bahwa salah satu mimpi dan harapannya adalah pendidikan antikorupsi bisa masuk dalam kurikulum pengajaran di sekolah. Bentuknya tidak harus satu mata pelajaran khusus tetapi bisa melalui kegiatan-kegiatan yang dapat menumbuhkan antikorupsi sejak dini.
“Mimpi saya itu, ada pelajaran antikorupsi di sekolah. Tidak harus menjadi mata pelajaran khusus. Bisa lewat kegiatan lain atau ekstrakurikuler,” katanya kepada tim Kompak. (Cip)