Tradisi Titiran Kampung Batik Jadi Pelengkap Atraksi Pertempuran Lima Hari di Semarang

SEMARANG (Awal.id)  – Warga Kampung Djadoel Rejomulyo Semarang Timur menggelar Tradisi Titiran. Tradisi Budaya ini bisa menjadi pelengkap atraksi Pertempuran Lima Hari di Semarang.

Wakil Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu saat menyaksikan atraksi tradisi Titiran, menyampaikan, dari jalan ceritanya ada keterkaitan tentang pembakaran ratusan rumah di Kampung Batik dengan peristiwa sejarah pertempuran Lima Hari di Semarang.

Kondisi ini, kata dia, semakin memperkuat keterikatan sejarah, sehingga perlu digali strory telling (cerita sejarah-red) yang kuat untuk menemukan benang merahnya.

Baca Juga:  Buya Syafii Maarif Meninggal Dunia, Dimakamkan di Masjid Gedhe Kauman Sore Ini

“Tradisi ini bisa jadi ada benang merah antara atraksi pertempuran di Tugu Muda dan di Rejomulyo. Ada strory telling-nya. Satu-satu akan kita gali, sehingga saling bertautan antara yang di Tugu Muda dan di sini,” kata wakil Wali Kota yang kerap disapa Mbak Ita itu, Minggu (17/10).

Ita menerangkan, dalam atraksi teatrikal Tradisi Titiran itu terlihat masih ada bukti sejarahnya, yakni pintu bekas tembakan peluru, sampai sumur sejarah yang hingga saat ini masih di manfaatkan oleh warga sekitar.

Baca Juga:  Seminggu Berjalan, Pelaksanaan PTM 100 Persen Berjalan Baik

Tradisi Titiran tahun ini digelar untuk memperingati 76 tahun Kampung Batik dibakar saat Pertempuran Lima Hari di Semarang oleh tentara Jepang. (is)

Sharing:

You may also like...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *