Pandemi Covid-19, Nilai Ekspor Perikanan Jateng 2020 Turun Jadi Rp 2,78 Triliun

Produksi ikan Provinsi Jawa Tengah siap diekspor ke negara tujuan.
Produksi ikan Provinsi Jawa Tengah siap diekspor ke negara tujuan.

SEMARANG (Awal.id) – Nilai ekspor perikanan dari Provinsi Jawa Tengah selama 2020 mencapai Rp 2,78 triliun. Nilai itu dihasilkan dari ekspor 63 komoditas perikanan ke 28 negara.

“Volume ikan tahun 2020 yang diekspor ke 28 negara tujuan sebesar 7.172 ton. Pengiriman itu dilakukan sebanyak 192 kali,” kata Kepala Balai Karantina Ikan dan Pengendalian Mutu (BKIPM) Semarang Raden Gatot Perdana, Senin 925/1/2021).

Menurut dia, nilai ekspor perikanan Jateng 2020 itu mengalami penurunan jika dibandingkan capaian pada 2019, yakni Rp 2,91 triliun. Bahkan, jika dibandingkan dengan empat tahun sebelumnya, capaian nilai ekspor pada tahun ini menjadi nilai terendah akibat adanya pandemi Covid-19.

Baca Juga:  Soal Isu Hacker pada PPDB Jateng, Ini Temuan Gubernur Ganjar

Komoditas daging rajungan masih menjadi primadona dan unggulan ekspor Jateng selama 2020.  Nilai jual produk ini cukup fantastis, sehingga mampu memberi kontribusi devisa negara tertinggi, yaitu Rp981 miliar.

“Selain daging rajungan, surimi (Rp 75 miliar), daging nila (Rp 71 miliar), makarel (Rp 53 miliar), cumi-cumi (Rp 52 miliar) tepung ikan (Rp 48 miliar), udang (Rp 28 miliar), sotong (Rp 9 miliar), bloso (Rp 8 miliar), dan daging kakap (Rp 7 miliar),” ujarnya.

Baca Juga:  Kalahkan Ponpes Al Ulya Kaliwungu Selatan 4-0, Tim Darul Amanah Wakili Kendal di Liga Santri Piala Kasad 2022 Tingkat Provinsi

Amerika Serikat

Negara peringkat pertama yang menjadi tujuan ekspor tertinggi produk perikanan Jateng ditempati Amerika Serikat dengan nilai Rp 1,05 triliun, disusul Jepang, China, Malaysia, Korea Selatan, Taiwan, Thailand, Singapura, Hongkong, dan Vietnam.

“Nilai pertumbuhan ekspor produk perikanan selama 2020 cukup fluktuatif dan bertumbuh,” jelasnya.

Pada triwulan 2020 pertama terlihat pertumbuhan nilai ekspor perikanan yang cukup baik sehingga mencapai nilai tertinggi atau menyentuh Rp 291 miliar di akhir triwulan pertama. Pada triwulan kedua, terjadi penurun signifikan pada kegiatan ekspor, dan hanya menyerap devisa Rp 144 miliar.

Baca Juga:  Jelang Porprov 2023, Soejatmiko : Vanue Sudah Siap 90%

Menurut dia, penurunan ini salah satunya terkendala dan dipengaruhi oleh pandemi Covid-19. “Setelah adanya penurunan di triwulan kedua, pertumbuhan positif terhadap nilai ekspor produk perikanan terlihat hingga akhir 2020,” tandasnya., Gatot mengatakan BKIPM Semarang siap membantu pemerintah dengan menyukseskam Program Pemulihan Ekonomi Nasional pada 2021.

“BKIPM siap mendukung program tersebut melalui pengendalian penyakit ikan maupun jaminan mutu keamanan hasil perikanan melalui sinergitas yang terbentuk oleh unit-unit pelaksanaan teknis di daerah, salah satunya di Jateng,” katanya. (*)

Sharing:

You may also like...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *