KONI Jabar Ajak KONI Jateng Monitor Kerja PB PON 2024

SEMARANG (Awal.id) – KONI Jawa Barat mengajak KONI Jawa Tengah dan Provinsi lain untuk memonitor kerja PB PON XXI Aceh – Sumut 2024.

Ketua Unum KONI Jateng, Budiman menjelaskan bahwa hal itu dilakukan berkaitan dengan adanya dugaan manipulasi penyebaran medali emas pada pesta olahraga empat tahunan yang diselenggarakan di dua provinsi itu.

“Kami mengajak Jateng untuk memantau kerja PB PON. Ada kabar, bahwa jika satu cabang tertentu misal Aceh mendapat medali emas, maka Sumut juga meminta emas juga di cabang itu. Lho, kalau medali emas sudah dibagi-bagi oleh tuan rumah, kita tamu dapat apa?,” ujar Budiman dalam acara kunjungan kerja Komisi V DPRD Jawa Barat ke KONI Jawa Tengah di kantor KONI Jateng, Kamis (9/2).

Dalam Kunjungan Kerja itu, dipimpin langsung oleh Wakil Ketua DPRD Ahmad Ru’yat dan Ketua Komisi V Abdul Harris Babihoe, juga ikut dalam rombongan Ketua KONI Jabar Budiman, Kadispora Jabar Asep Sukmana, dan anggota Komisi V di antaranya Asyanti, Neng Madinah Ruhiat, Sari Sundari.

Baca Juga:  Pecatur Tuan Rumah Lampau Target, Ronny Gunawan Juarai Kejuaraan Catur Cepat Terbuka Piala Wali Kota Semarang 2021

Mereka diterima langsung oleh Ketua Umum KONI Jateng Bona Ventura Sulistiana, Ketua Harian Bambang Rahardjo Munadjat, Wakil Ketua Umum II dan V Soedjatmiko dan Sudarsono, Sekum Ahmad Ris Ediyanto. Hadir pula Ketua Komisi E DPRD Jateng Abdul Hamid dan anggota Yudi Indras Wiendarto serta staf Disporapar Jateng Adelio Luis Anjos.

Wild Card

Sementara, Anggota Komisi E DPRD Jateng Yudi Indras Wiendarto wild card yang berlaku untuk dua provinsi tuan rumah. Dengan wild card itu, maka atlet dua provinsi itu lolos ke PON tanpa ikut babak kualifikasi (Pra-PON). Padahal seharusnya hanya tuan rumah penyelenggara cabang olahraga saja yang lolos ke PON. Misalnya atletik di Sumut, maka Aceh tetap harus mengikuti kualifikasi PON.

Baca Juga:  Masuk Semi Final Porprov XVI Jateng 2023, Juara PON Willis Boy Riripoy Taklukan Petinju Karanganyar

“Kalau perlu, kita bersama KONI provinsi lain bikin kesepakatan soal wild card. Yang juga khawatir dengan ”permintaan’ medali emas bagi atlet tuan rumah. Sebab jika yang juara dipaksakan itu kemudian mewakili Indonesia, misalnya ke SEA Games, jelas akan gugur lebih awal. Makanya di level Asia Tenggara saja kalah, sebab juara PON-nya hadiah,” ujar Yudi.

Dialog antara DPRD Jabar, KONI Jabar dan KONI Jateng berjalan santai dan penuh kekeluargaan. Anggota Komisi V DPRD Jabar Asyanti yang juga ketua anggar (Pengprov Ikasi Jabar) menyatakan permintaan maaf atas rivalitas dua provinsi ini pada PON 2016 di Jabar.

Baca Juga:  Ketum KONI Pusat Targetkan Juli 2024 Vanue PON XXI Selesai

“Ya, kami minta maaf, karena atlet anggar kami menang hanya satu poin dan sempat terjadi konflik,” ungkapnya.

Disisi lain, Ketua KONI Jabar Budiman, yang ketika itu masih pengurus KONI, juga menyinggung tentang perpindahan karateka Jateng ke Jabar yang sempat disidangkan oleh Baori (Badan Arbitrase Olahraga Indonesia).

“Ketika itu saya ditelpon langsung oleh Pak Ganjar Pranowo, gubernur Jateng. Beliau berkata, kalau yang salah atletnya, maka mari kita hukum bersama. Jadilah si atlet tidak bisa bermain di PON,” bebernya

Atas pernyataan tersebut, Ketua Umum KONI Jateng Bona Ventura Sulistiana menyatakan Jateng tidak menaruh dendam.

“Tidak ada dendam pada diri kami. Mari kita bangun olahraga Nasional kedepan dengan sportif,” pungkas Bona.

Sharing:

You may also like...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *