Dialog 5 Rektor HPN 2023 Berlangsung Gayeng, Hati-hati Unggah di Medsos, Salah Nutul Ndak Ada Obatnya
SEMARANG (Awal.id) – Dialog Lima Rektor yang digagas Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Provinsi Jawa Tengah (Jateng) di Aula kampus Udinus, Kamis (2/2023), berlangsung gayeng.
Lima Rektor yang tampil pada dialog ini, yakni Rektor Udinus Prof Dr Edi Noersasongko, Rektor Unwahas Prof Dr KH Mundzakir Ali MA, Rektor Universitas Semarang Dr Supari ST MT dan Andreas Pandiangan mewakili Rektor Unika Soegijapranata.
Acara dialog pemimpin perguruan tinggi di Kota Semarang dihadiri Ketua PWI Amir Machmud NS beserta jajaran pengurus, Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu, dan para mahasiswa. Kegiatan ini juga disiarkan secara live di TVKU.
Prof Edi Noersasongko mengatakan, sekarang ini banyak orang yang pingin viral. “Tetapi banyak yang ngawur karena pingin viral,” kata Prof Edi.
Di depan para peserta, sebagian besar mahasiswa berbagai universitas, Prof Edi mengingatkan, agar semuanya berhati-hati.
Disampaikan, apa saja yang diunggah di media berbasis online, tidak bakal terhapus jejak digitalnya.
”Maka hati-hati dengan jempol Anda. Sekali unggahan terkirim sudah nggak ada obatnya,” ujarnya.
Selanjutnya Rektor Unwahas mengingatkan, tahun 2024 adalah tahun yang rentan. Maka semuanya, cendekiawan, mahasiswa, wartawan harus menjaga persaudaraan.
“Kita harus mendengungkan cinta tanah air, cinta persaudaraan, dan menguatkan kebersamaan saling kenal, saling bantu, saling paham, toleran,” kata KH Mundzakir Ali.
Rektor USM Dr Supari dalam dialog ini mengingatkan, agar kita semua bisa bijak dalam memilih pemimpin.
” Mari kita memilih pemimpin yang mau melanjutkan apa ya g sudah dilakukan pemimpin sebelumnya. Jangan sampai anggaran yang sudah dikeluarkan sebelumnya bila tidak ada kesinambungannya,” kata Supari.
Dia menekankan dalam memilih pemimpin kita, kita harus memilih dengan cinta.
Andreas Pandiangan merasa istilah tahun politik kurang pas. “Tahun 2024 tahun pemilu, kita memilih pemimpin negara dan wakil. Sedangkan keseharian kita adalah kehidupan politik,” kata Andreas Pandiangan.
Dosen komunikasi UNIKA Soegijapranata ini juga mengingatkan, perlunya pendidikan politik kebangsaan bagi para calon dan pemilih.
Sedangkan Prof Dr Gunarto menekankan penguatan literasi. “Mari tahun 2024 ini sebagai tahun hiburan, dalam memilih kita harus terhibur untuk mendapatkan pemimpin terbaik di masa datang,” kata dia. (*)