Goa Lawa Purbalingga Terbentuk dari Lelehan Lava Gunung Slamet
PURBALINGGA (Awal.id) – Salah satu wilayah kabupaten di Jawa Tengah adalah Purbalingga yang secara letak geografis berada di perbatasan dengan Kabupaten Pemalang di utara, Kabupaten Banjarnegara di timur dan selatan, serta Kabupaten Banyumas di barat dan selatan.
Purbalingga dikenal dengan kekayaan industri dalam hal pembuatan bahan baku rambut manusia untuk dijadikan bulu mata palsu (eye-lash), juga dibuat wig atau rambut palsu serta sanggul maupun hair piece yang dipasang untuk memberikan tambahan rambut atau juga high-light secara temporer di rambu terutama saat pelaksanaan pesta pernikahan atau kegiatan lainnya.
Purbalingga juga memiliki kemapuan dalam bidang pembuatan knalpot kendaraan. Persebarannya pun sudah berada di hampir semua wilayah di Indonesia.
Namun, di luar industri tersebut, ada satu keunggulan yaitu dalam bidang wisata. Salah satu yang paling populer adalah wisata Goa Lawa Purbalingga. Objek wisata ini berada di Desa Siwarak, Karangreja.
Ada banyak kisah yang tersimpan dalam goa ini dan menjadi legenda tutur dari masyarakat ke masyarakat secara turun temurun. Bila dimaknai secara Bahasa Indonesia, Goa Lawa berarti Goa Kelelawar.
Sejarah Terbentuknya Goa
Goa Lawa merupakan tempat yang sangat populer di daerah Kabupaten Purbalingga. Panjangnya mencapai 1,5 kilometer dan luas hingga lima kilometer. Goa Lawa terbentuk dari endapan batuan gamping dan aliran lava yang telah membeku.
Pada zaman dulu, Gunung Slamet di Jawa Tengah pernah mengalami erupsi. Letusannya bersifat efusif atau lelehan (cenderung encer) dan bukan letusan eksplosif, dengan aliran lava hampir ke seluruh lereng, baik ke arah selatan, timur, utara dan barat.
Salah satu bukti geologis letusan efusif Gunung Slamet adalah Goa Lawa di Karangreja, Kabupaten Purbalingga itu, dengan ornamen goa seperti lelehan lava atau bentangan sayap kelelawar (lawa).
Goa Lawa yang diprediksi terbentuk zaman holosen atau 10 ribu tahun yang lalu itu menjadi unik dibanding goa pada umumnya yang terbentuk dari karst atau kapur
Sejak 1979, Goa Lawa dikembangkan menjadi destinasi wisata oleh Pemkab Purbalingga dengan tetap mempertahankan kondisi aslinya, hanya menambahkan asesoris seperti lighting untuk menguatkan kesan goa yang terbentuk dari lelehan lava.
Rute Menuju Lokasi
Informasi rute menuju Goa Lawa Purbalingga akan membantu pengunjung untuk menemukan jalur transportasi yang paling pas. Jika memulai perjalanan dari Kota Purbalingga, maka silakan menuju arah utara sejauh kurang lebih 25 kilometer.
Adapun waktu perjalanan yang akan ditempuh adalah kurang lebih 45 menit hingga satu jam lamanya. Lokasi wisata Goa Lawa Purbalingga ini sendiri berada di kaki Gunung Slamet sehingga udara yang ada di sana masih sejuk dan menenangkan. Ketinggiannya 900 meter di atas permukaan laut.
Segar dan dinginnya udara di lokasi wisata ini juga menjadi daya tarik terbesar pengunjung. Ketahanan terhadap goncangan, kemungkinan besar akan sangat tahan. Berbagai keindahan dan pesona di dalam goa juga siap menanti para pengunjung. Kelembaban yang ada di dalam goa kerap menjadi salah satu daya tarik terbesar.
Ketika ingin menikmati keindahan Goa Lawa Purbalingga ini, maka pengunjung harus turun ke bawah dan menempuh beragam kondisi medan. Di bagian dinding gua, pengunjung bisa merasakan dan melihat tetesan-tetesan air yang tentu saja mengandung mineral yang tinggi.
Tiga Fakta Unik
Berkunjung ke Goa Lawa kita tidak hanya sekadar menyaksikan bebatuan goa, namun juga ada objek menarik lainnya yang dikelola oleh masyarakat. Setidaknya ada tiga hal yang bisa kita jadikan referensi.
- Ada 14 Ruangan di Goa
Di dalam goa kita akan menemukan setidaknya 14 ruangan yang memiliki nama, antara lain: Goa Batu Semar, Goa Waringin Seto, Goa Dada Lawa, Goa Batu Keris, Goa Ratu Ayu, Goa Langgar, Goa Angin, Goa Museum Batu, Goa Rahayu, Goa Cepet, Goa Pos, Goa Danau, Goa Lorong Penembahan, serta Goa Naga.
Suasana goanya tidak terlalu gelap karena diterangi dengan berbagai lampu warna warni yang sangat menarik. Jangan khawatir bila akan merasa bosan, karena pengunjung akan menemukan berbagai hal menarik ketika berada di dalam goa.
- Ada Sumber Air
Setelah puas melewati satu per satu ruangan Goa Lawa Purbalingga, sembari belajar sejarah yang melekat pada tempat itu, ada satu destinasi yang tidak boleh terlewatkan. Tempat itu adalah Pancuran Slamet atau Sendang Drajat yang airnya tidak pernah surut dan memiliki banyak manfaat.
Selain itu ada juga Balai Pertemuan Agung yang biasa digunakan sebagai area pertemuan beberapa tokoh agama pada waktu lampau.
Jika keluar dari goa dan merasa lelah, jangan khawatir ada sebuah coffeeshop yang bisa dikunjungi. Letaknya pun masih berada di bawah naungan Goa Lawa Purbalingga. Pengujung bisa melepas lelah sembari menghirup kopi hangat dan jajanan ringan maupun berat lainnya.
- Bumi Perkemahan
Bila ingin bermalam di tempat ini, pengunjung bisa mendirikan tenda di tempat yang sudah disediakan. Kita bisa menghabiskan malam dengan keseruan di bawah rindangnya pepohonan.
Selain itu pengunjung juga bisa mendirikan tenda yang sudah disediakan oleh pengelola yang berada di antara batang pohon yang dihubungkan oleh jembatan gantung. Jangan khawatir bila membawa personel dalam jumlah banyak, kita bisa mengatur acara sesuka hati.
Harga Tiket
Untuk harga tiket masuk, Senin sampai Jumat dikenakan tarif Rp 10 ribu per orang. Untuk weekend atau akhir pekan dikenakan tarif Rp 15 ribu. Tarif weekend ini juga berlaku untuk tanggal merah dan hari raya. Sedangkan biaya tambahan juga ada ketika menggunakan taman bermain anak.
Biaya tambahan yang dibutuhkan ialah Rp 2 ribu. Ketika berkunjung ke tempat ini, biaya parkir juga akan dikenakan. Untuk hari biasa dikenakan biaya parkir sebesar seribu rupiah, sedangkan hari libur dikenakan biaya sebesar Rp 2 ribu.
Anak-anak yang usianya di atas 3 tahun akan dikenakan biaya penuh. Jam operasional Goa Lawa ini adalah setiap hari yang dimulai pukul 08.00 pagi sampai pukul 17.00 sore. (adv)