Pesona Curug Lawe, Wisata Air Terjun di Lereng Gunung Ungaran

TRAIL RUNNING. Gubernur Ganjar Pranowo dan istri, Siti Atikoh, melakukan trail runningdi trek Curug Lawe Benowo Kalisidi (CLBK), di Desa Kalisidi, Kecamatan Ungaran Barat, Kabupaten Semarang, Minggu (2/1/2022)
TRAIL RUNNING. Gubernur Ganjar Pranowo dan istri, Siti Atikoh, melakukan trail runningdi trek Curug Lawe Benowo Kalisidi (CLBK), di Desa Kalisidi, Kecamatan Ungaran Barat, Kabupaten Semarang, Minggu (2/1/2022)

SEMARANG (Awal.id) – Curug Lawe adalah salah satu air terjun yang ada di Gunung Ungaran, Kabupaten Semarang. Lokasi air terjun tersebut ada di tengah hutan dan lereng berbentuk setengah lingkaran. Tingginya mencapai kurang-lebih 30 meter dengan jatuhan air yang menyerupai benang-benang putih. Bentuk seperti benang-benang putih itulah yang menjadi alasan curug itu diberi nama ‘lawe’.

Wilayah Kabupaten Semarang memang memiliki banyak sekali potensi wisata, terutama dari Desa Kalisidi. Selain Curug Lawe juga ada Curug Benowo. Gabungan dua curug itu disebut Curug Lawe Benowo Kalisidi dan disingkat menjadi CLBK. Kedua air terjun itu menawarkan panorama air terjun yang masih alami dengan kondisi air yang jernih.

Sepanjang perjalanan menuju lokasi air terjun, pengunjung akan dimanjakan oleh suasana hutan serta pemandangan puncak Ungaran yang menawan. Di samping dua curug tersebut, potensi wisata lain di Desa Kalisidi adalah Jeguran, Kebun Cengkih, dan Kobuka (Kopi Bubuk Kalisidi).

Untuk menuju lokasi wisata Curug Lawe terdapat dua alternatif rute, yaitu dari Semarang melalui Universitas Negeri Semarang (Unnes) Gunungpati atau dari Ungaran melalui Mapagan.

Letak Curug Lawe yang berada di dalam hutan dan dilingkupi tebing memang membutuhkan usaha lebih untuk bisa dicapai. Namun, pengalaman dan pemandangan yang ditawarkan wisata alam ini adalah salah satu yang sayang untuk dilewatkan jika berlibur di Semarang.

Tiket Murah Meriah

Dibanding destinasi wisata yang lain, Curug Lawe termasuk destinasi wisata alam yang murah-meriah. Tarif yang dibayar sudah termasuk biaya ke Curug Benowo yang berada di satu kawasan, yakni hanya Rp 8.000. Untuk anak usia 5 tahun ke atas berlaku harga tiket normal.

Baca Juga:  Desa Wonosari Bakal Wujudkan Ekowisata Mangrove 

Curug Lawe dibuka setiap hari untuk kalangan umum. Namun, lebih baik menghindari kunjungan di musim hujan karena jalan yang dilalui terlalu licin dan berbahaya.

Jalan menuju air terjun cukup melelahkan dan menantang. Jalan setapak yang akan dilalui berupa pinggiran parit yang bersisihan dengan sebuah jurang. Lebar jalan ini hanya sekitar 40 cm dan cukup dilalui satu orang saja.

Selama perjalanan, pengunjung akan dihibur oleh suara alam. Perpaduan ketenangan hutan yang masih alami, ditambah suara serangga-serangga, serta gemericik air jernih yang mengalir di parit. Parit ini merupakan jalur irigasi buatan yang mengalirkan air langsung dari mata air Gunung Ungaran.

Selain pemandangan hutan dan sungai, pengunjung juga akan melalui bendungan kecil. Bendungan bernama Sidomble ini dibangun pada tahun 1975 untuk memenuhi kebutuhan air Desa Kalisidi. Tempat ini menjadi salah satu spot foto yang menarik karena memajang tulisan ‘We Love CLBK’.

Spot Foto di Jembatan

Salah satu ikon atau ciri khas dari kawasan wisata curug ini adalah beragam jembatan yang akan dilalui. Jembatan-jembatan ini melintang di atas sungai kecil dan jalur irigasi. Setiap jembatan menyuguhkan panorama yang menarik untuk dijadikan spot foto.

Jembatan Romantis adalah satu di antara jembatan yang akan dilalui sepanjang jalur trekking. Jembatan kayu ini berdiri di atas jurang dengan kedalaman sekitar 20 meter.

Jembatan ini juga merupakan saluran air, sehingga jika diperhatikan baik-baik maka akan terlihat air yang mengalir tepat di bawah papan kayu yang dipijak. Keunikan ini menjadikan Jembatan Romantis salah satu spot foto favorit di Curug Lawe.

Baca Juga:  Empat Manusia Karung Terjaring Razia Satpol PP Kota Semarang

Setelah melalui jalur trekking dan barisan anak tangga berbatu licin, pengunjung akan tiba di sebuah pos peristirahatan. Pos ini berada di pertigaan jalan. Jalan ke kiri menuju Curug Benowo, sementara Curug Lawe melalui jalan ke kanan. Jaraknya sekitar 100 meter dari pertigaan tersebut.

Curug Lawe merupakan air terjun yang dilingkupi oleh tebing berbentuk cekung. Dari jauh, air terjun ini menyerupai benang-benang putih halus. Airnya yang masih jernih dan bersih mengalir menuju sungai kecil berbatu-batu.

Sedang fasilitas yang terdapat di lokasi wisata ini antara lain area parkir, toilet, mushola, dan pos peristirahatan. Terdapat kios makanan di sekitar air terjun. Dan satu hal lagi, Curug Benowo cukup luas untuk digunakan sebagai area perkemahan bagi pengunjung yang ingin bermalam.

Ganjar Taklukkan Trek

Awal tahun lalu, Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo bersama istri Siti Atikoh, melakukan trail running di trek Curug Lawe Benowo Kalisidi (CLBK), di Desa Kalisidi, Kecamatan Ungaran Barat, Kabupaten Semarang, tepatnya pada Minggu (2/1/2022).

Trek lumayan berat dan menantang itu, berhasil ditaklukkan dalam waktu kurang dari satu jam.

Sebelum trail running, Ganjar beserta istri lebih dulu bersepeda dari kediamannya di daerah Gajahmungkur, Semarang. Rombongan melewati rute Sampangan-Gunungpati dan berlanjut menuju ke Desa Kalisidi.

SPOT FOTO. Bentangan jembatan di Curug Lawe menjadi spot foto menarik bagi para pengunjung

SPOT FOTO. Bentangan jembatan di Curug Lawe menjadi spot foto menarik bagi para pengunjung

Sesampainya di gerbang CLBK, Ganjar sempat istirahat sebentar sembari berganti peralatan trail running. Saat itu, Ganjar sempat menemui anggota pramuka dari Kabupaten Semarang, yang membagikan masker kepada pengunjung CLBK.

Baca Juga:  Susuri Kawasan Mangrove Balikpapan, Ganjar: Luar Biasa!

Tidak lama kemudian, Ganjar dan rombongan memulai trail running di trek CLBK dengan tujuan akhir Curug Lawe, yang berada di lereng Gunung Ungaran.

Trek CLBK dimulai dengan jalur landai melintasi beton saluran irigasi yang berada pada sisi tebing. Trek terjal pertama merupakan jalur peralihan, lantaran ada sisi tebing longsor pada jalur utama. Setelah melewati jalur itu, Ganjar dan rombongan menemukan persimpangan jalur Curug Lawe dan Curug Benowo.

Mulai dari persimpangan itu, trek menuju Curug Lawe semakin menyuguhkan tantangan untuk kegiatan trail running. Tapi itu tidak menyurutkan semangat Ganjar dan Atikoh.

Trek berbatu dan licin, dilibasnya satu per satu sambil sesekali menghela nafas panjang. Hingga akhirnya sampai pada jalur terjal terakhir, tepat pada titik 100 meter sebelum Curug Lawe.

Begitu turun dari jalur terjal itu, gemericik air terjun mulai terdengar. Segala keletihan terbayar tuntas, ketika air terjun yang menjulang tinggi terlihat dari kejauhan.

Sesampainya di bawah air terjun, Ganjar dan Atikoh langsung menikmati suasana teduh dan kesejukan yang berasal dari percikan air pegunungan itu.

”Kalau kamu ke Curug Lawe, inilah ujungnya. Dan kita persis berada di bawah air terjun. Segar banget. Tempatnya juga bersih,” kata Ganjar, saat berada di bawah air terjun Curug Lawe. (*)

Sharing:

You may also like...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *