Kemuning Karanganyar, Desa dengan Banyak Destinasi Wisata yang Berkembang Pesat

RAMAI PENGUNJUNG. Keramaian pengunjung di Taman Bintang, satu dari sekian banyak destinasi wisata di Desa Kemuning, Kecamatan Ngargoyoso, Kabupaten Karanganyar
RAMAI PENGUNJUNG. Keramaian pengunjung di Taman Bintang, satu dari sekian banyak destinasi wisata di Desa Kemuning, Kecamatan Ngargoyoso, Kabupaten Karanganyar

KARANGANYAR (Awal.id) – Wisata Kebun Teh Kemuning yang berlokasi di Ngargoyoso, Kabupaten Karanganyar begitu terkenal. Dengan dominasi hamparan kebun teh, wilayah Kabupaten Karanganyar memang potensial untuk menciptakan destinasi wisata baru.

Maka kini di Kabupaten Karanganyar menjamur lokasi-lokasi wisata baru. Salah satunya adalah Taman Bintang yang difasilitasi berbagai bentuk dari bambu sehingga banyak pengunjung yang tertarik dengan keindahannya.

Taman Bintang Kemuning adalah satu tempat wisata di Karanganyar yang sangat direkomendasikan untuk dikunjungi. Tempat ini memberikan berbagai spot selfie yang instagramable dengan latar belakang nuansa alam hijau. Taman Bintang berhasil menghipnotis hati para wisatawan.

Selain itu, tempat ini juga menawarkan pemandangan alam hijau yang memesona dan sejumlah spot foto instagenik. Selain dijadikan objek wisata, Taman Bintang ternyata juga dijadikan sebagai mata pencaharian warga setempat. Pengunjung akan disambut oleh penduduk setempat yang ramah jika memasuki kawasan Taman Bintang.

Pak Jarwo (40) merupakan salah satu warga sekitar yang membuat bentuk bintang dari bambu. Bintang dari bambu tersebut dibuat oleh para warga dengan dana dari iuran warga sekitar Rp 1.600.000 per orang. Sekitar 20 orang bergotong-royong dalam pembangunan tempat ini. Butuh waktu 1 bulan dalam proses pembuatan Taman Bintang.

Memang Taman Bintang masih tergolong tempat wisata yang baru. Taman yang memiliki luas sekitar 427 hektar dengan ketinggian mencapai 1500 mdpl ini membuat suasananya terasa sejuk. Di sini pengunjung bisa menenangkan pikiran sambil menikmati keindahan puncak Gunung Lawu.

Sejarah Desa Kemuning

Dari sisi sejarah, Kemuning adalah sebuah desa terletak dilereng Gunung Lawu bagian barat. Desa Kemuning pada masa kerajaan masuk dalam wilayah swapraja Mangkunegaran, yang dipimpin oleh Kanjeng Gusti Mangkunegoro Ill.

Baca Juga:  Obyek Wisata Rawa Pening, Tebarkan Kedamaian Asmara di Bukit Cinta

Pada tahun 1847, Sri Mangku-negara Ill mengadakan tatanan baru, yang memberlakukan Staatblat 1847 No. 30 yang mulai berlaku pada tanggal 5 Juni 1847, yang salah satu peraturan tersebut menyatakan bahwa Karanganyar merupakan salah satu wilayah kekuasaan Mangkunegaran.

Dari literatur Peta Kuna koleksi Perpustakaan Reksapustaka Mangkunegaran tertulis “Keuning” yang berarti sinar matahari terbit yang kekuningan.

SPOT FOTO. Beragam spot foto sekaligus untuk istirahat tersedia di Taman Bintang, Kemuning, Karanganyar

SPOT FOTO. Beragam spot foto sekaligus untuk istirahat tersedia di Taman Bintang, Kemuning, Karanganyar

Dalam degradasi bahasa jawa tengahan sriwedari, tertulis dalam setat Pesanggrahan Mankunegaran era tahun 1808 zaman KGPAA Mangkunegara Ill nama Kemuning tertulis dengan “KAMUNING” (berubah karena tipologi tipologi) menjadi “KU­MUNING” dan akhirnya terlafalkan sebagai “KEMUNING”.

Desa Kemuning merupakan salah satu dari sekian desa di wilayah kecamatan Ngargoyoso yang memiliki lima dusun. Potensi hasil bumi berupa perkebunan teh yang telah mejadi ikon dari desa tersebut. Dari kekayaan alam yang dimiliki desa ini, Kemuning menjadi daerah agrowisata yang dikenal oleh masyarakat luas.

Selain itu, sumber daya manusia di Desa Kemuning juga memiliki potensi di bidang seni. Hal itu meliputi Tari Podo Sewu yang merepresenta­sikan proses pertempuran Belanda yang lari ke Modo Sewu, dengan melibatkan seribu pemuda yang belum beristri. Selain itu, desa ini juga mele­starikan kesenian Keroncong, Wayang Karakter, serta Reog Wahyu Budaya.

Baca Juga:  Penetapan UMK 2022, Karmanto Minta Pemerintah Gunakan Rumusan Sesuai Kebutuhan Riil Buruh

Desa Kemuning merupakan salah satu dari sekian desa di wilayah Kecamatan Ngargoyoso. Kecamatan Ngargoyoso terdiri atas 9 Desa yaitu: Berjo, Puntukrejo, Kemuning, Segorogunung, Girimulyo, Ngargoyoso, Dukuh, Nglegok dan Jatirejo.

Mayoritas merupakan Penduduk usia produktif. Mata pencaharian penduduk cukup beragam, selain sebagai Aparatur Sipil Negara, ­petani kebun, pemetik teh, pegawai pabrik teh, warga juga melakukan wirausaha yang menonjolkan keunggulan Desa Kemuning.

Para UMKM yang terdapat di Desa Kemuning menjadi satu wadah lndustri kreatif yang dapat mengangkat pamor Desa Kemuning.

Gubernur Rela Motoran

Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, menyempatkan diri mengunjungi Desa Wisata Kemuning pada Minggu (30/1/2022). Hamparan teh yang hijau dan udara sejuk Gunung Lawu menyambut kedatangan rombongan gubernur. Pemandangan indah itu seolah jadi pengobat lelah Ganjar yang menempuh perjalanan panjang Semarang-Karanganyar, dengan menggunakan sepeda motor.

Ganjar hari itu memang tidak biasa. Ia melakukan kunjungan kerja ke Karanganyar tidak menggunakan mobil, tapi memilih motoran bersama grupnya, Bandiyem Group Motoran.

Salah satu lokasi yang disambangi adalah Desa Kemuning Kecamatan Ngargoyoso, Karanganyar. Ganjar datang ke desa itu untuk melihat pengembangan desa wisata yang kini sedang moncer-moncernya.

MOTORAN. Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, naik motor untuk mengunjungi Kemuning yang menjelman sebagai Desa Wisata dengan pendapatan fantatis karena dikelola profesional

MOTORAN. Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, naik motor untuk mengunjungi Kemuning yang menjelman sebagai Desa Wisata dengan pendapatan fantatis karena dikelola profesional

“Daerah ini indah sekali, wisatanya berkembang pesat dan sekarang dikunjungi banyak wisatawan. Saya dengar warga desa ini tidak ada seorangpun yang pengangguran. Semua bekerja dan dapat penghasilan dari sektor pariwisata,” kata Ganjar.

Baca Juga:  Asiknya bermain Air di Keceh Asmoro, Wisata Sungai di Tembalang Semarang

Ganjar bersama rombongan kemudian istirahat ke Segoro Ijo, salah satu rumah makan terkenal di tempat itu. Saat makan, Ganjar bertemu Kades Kemuning, Widyoko. Ganjar langsung ngajak ngobrol Widyoko dan menggali informasi tentang bagaimana cara Widyoko mengembangkan daerah itu,  sampai terkenal seperti saat ini.

“Ini mulai tahun 2014 pak, saat itu kami bersama anak-akan muda di desa ini memetakan potensi yang bisa dikembangkan. Kemudian muncul ide mengembangkan pariwisata,” kata Widyoko.

Awal wisata yang dibuat adalah susur sungai menggunakan ban bekas atau tubing. Meski tidak mudah karena harus menyadarkan masyarakat tidak buang limbah ke sungai, namun akhirnya wisata itu berhasil jalan dan banyak diminati.

“Setelah itu kami kembangkan lagi, sekarang jadi ramai. Ada Jeep adventure, pasar tradisional, Taman Bintang dan ada juga bukit Teletubies yang bisa digunakan untuk wisata adrenalin paralayang. Penghasilannya lumayan besar, untuk Jeep adventure saja pernah empat bulan dapat Rp1,4 miliar,” jelasnya.

Tak hanya memikirkan desanya, Widyoko saat ini sudah berkoordinasi dengan sejumlah kades lain di daerah Tawangmangu. Tujuannya untuk saling berkoordinasi dan kolaborasi.

Panjenengan keren. Saya mendengar dan melihat sendiri bagaimana desa ini sekarang sukses. Ide kreatif muncul, kolaborasi antara anak muda dengan pemerintah desa muncul, sehingga desanya maju,” beber Ganjar.

Gubernur juga mengajak kades-kades lain di Jateng untuk belajar ke Desa Kemuning. Sebab selain bisa mengembangkan desanya, masyarakat juga mau bersama berkolaborasi antardesa tetangga, agar kemajuan tidak parsial, namun semua bisa maju bersama.

“Kalau mau desanya berkembang, kamu bisa belajar pengelolaan desa ke sini. Tidak hanya membuat wisata desa yang cantik, tapi juga mengedepankan kolaborasi bersama untuk memakmurkan masyarakat,” pungkas Ganjar. (*)

Sharing:

You may also like...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *