Jelang Bulan Ramadan, Dugderan Kembali Digelar Tanpa Arak-Arakan

Hendi menabuh bedug sebagai tanda dimulainya prosesi Dugderan
Hendi menabuh bedug sebagai tanda dimulainya prosesi Dugderan

SEMARANG (Awal.id) – Pemerintah Kota Semarang kembali menggelar prosesi Dugderan menjelang bulan suci Ramadan di Halaman Balai Kota Semarang, Kamis (31/3).

Dugderan merupakan salah satu tradisi Kota Semarang yang diadakan setiap menjelang Bulan Ramadan. Acara tersebut sempat vakum selama dua tahun karena adanya pandemi Covid-19.

Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi mengucapkan rasa syukur lantaran wilayahnya sudah mulai bisa menyelenggarakan Dugderan pada tahun ini.

Namun, pihaknya menjelaskan kali ini pelaksanaan acara Dugderan digelar secara terbatas dengan prokes yang sangat ketat, serta tanpa arak-arakan. Kendati demikian, masyarakat Kota Semarang bisa menikmati acara, karena Dugderan 2022 disiarkan langsung di channel youtube Semarang Pemkot.

Baca Juga:  Pertamina Foundation Gelar Webinar PFestWebinar 2020

“Alhamdulillah, Dugderan akhirnya bisa diselenggarakan meskipun belum bisa arak-arakan di jalan. Namun yang jelas sudab ada kemeriahan, yang penting tetap prokes. Saya lihat masyarakat antusias,” papar Hendi sapaan akrab Wali Kota di sela-sela kegiatan.

Salah satu peserta Dugderan

Salah satu peserta Dugderan

Hendi mengatakan dalam Ramadan tahun ini diberikan angin segar bagi masyarakat, khususnya Warga Kota Semarang, di mana nanti diizinkan tarawih keliling atau di tempat ibadah dengan catatan prokes tetap dipatuhi.

Baca Juga:  Undip Siap Dukung Program Pembinaan KONI Jateng

“Saya berharap, masyarakat bisa menjalankan ibadah puasa dengan baik. Tarawih keliling boleh, tarawih ke tempat ibadah boleh asal prokes dipastikan yang panjenengan lakukan tetap harus dilakukan,” beber Hendi.

Orang pertama di jajaran Pemkot Semarang ini mengimbau masyarakat untuk saling bertoleransi satu sama lainnya ketika ibadah puasa berlangsung. Selama Ramadan, Pemkot juga tidak melakukan sweeping restoran atau tempat makan di siang hari.

Baca Juga:  Kapolda Jateng Klarifikasi, Anak Buahnya Membelakangi Masjid, Bukan Menyerbu Masjid

“Maka bagi warga yang tidak menjalankan ibadah puasa, mohon menghormati yang berpuasa. Tapi sebaliknya, orang yang berpuasa juga menghormati yang tidak berpuasa. Artinya, enggak perlu ada sweeping restoran, tempat makan di siang hari enggak perlu. Kita semuanya menghormati dan kita harus menciptkan saling tenggang rasa di wilayah Kota Semarang,” ujar Hendi. (is)

Sharing:

You may also like...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *