Operasi Pemisahan Bayi Kembar Siam Tim Dokter RSUD dr Moewardi Surakarta Sukses, Ba dan Br Kini Bisa Bergerak Bebas

SOLO (Awal.id) – Selama 14 bulan lamanya, bayi berinisial Ba dan Br harus selalu bersama. Pasalnya, sejak dilahirkan kedua bayi kembar siam asal Karanganyar memiliki kelainan. Bagian dada sampai perut kedua bayi itu saling menempel atau “emphalopagus”. Beruntung, kedua bayi memiliki organ vital utuh, sehingga memungkinkan untuk dipisahkan melalui operasi.
Sejak tersiar adanya kabar di Kabupaten Karanganyar ada bayi dempet kembar siam, RSUD dr Moewardi Surakarta langsung menerjunkan tim untuk memeriksa dan memantau perkembangan kesehatan Ba dan Br.
Setelah melakukan serangkaian pemeriksaan dan melakukan persiapan khusus, tim Tim Dokter RSUD Dr Moewardi akhirnya menjadwalkan operasi pemisahan bayi kembar siam pada Rabu kemarin (21/4).
Operasi pemisahan Ba dan Br yang melibatkan 18 spesialis, dua dokter umum dan perawat yang berlangsung selama empat jam, mulai pukul 08.00-11.55 WIB, berakhir sukses. Ba dan Br pun tidak lagi tersiksa karena dada dan perutnya menempel pada saudara kembar. Kini lekatan kulit yang menempelkan dada hingga perut telah dipisahkan tim dokter RSUD dr Moewardi Surakarta. Kini Ba maupun Br bisa bergerak bebas, tanpa harus menanggung berat tubuh saudara kembarnya.
Direktur RSUD dr Moewardi Surakarta dr Cahyono Hadi menjelaskan operasi pemisahan Ba dan Br dilakukan tim dokter yang dipimpin dr Suwardi. Tim operasi ini melibatkan 18 dokter spesialis, dua dokter umum dan perawat.
Dokter spesial yang terlibat dalam operasi pemisahan bayi dempet kembar siam ini, di antaranya dokter spesialis anestesi, bedah plastik, bedah anak, bedah toraks kardiovaskular (BTKV), ahli pediatri dan konsultan intensive anak, serta spesialis anestesi konsultan intensive care (KIC).
“Tim Operasi Pemisahan Bayi Kembar Siam ini, juga melibatkan dokter psikiatri anak serta Tim Mediko Legal RSUD dr Moewardi,” kata dr Cahyono seusai melakukan operasi pemisahan bayi kembar, di Solo, Rabu (21/4).
Kerjasama Tim
Menurut dia, keberhasilan operasi berkat kerjasama yang padu dari tim dokter yang dibantu perawat. Pada proses operasi, pihaknya melibatkan dua dokter spesialis anestesi terlibat yang bertanggung jawabdalam proses persiapan, pembiusan, dan penyiapan tempat.
Sedangkan empat dokter spesialis bedah plastik, lanjut dia, bertugas melakukan insisi kulit sampai dengan fascia sesuai desain yang telah dibuat dan penutupan defek sehingga bayi tersebut dipisahkan.
“Untuk dua dokter spesialis bedah anak bertanggung jawab dalam melakukan separasi hepar dan intestinal. Dua dokter spesialis BTKV melakukan back up bypass vascular untuk bayi dan lima dokter spesialis anak dan dua dokter spesialis anestesi KIC bertugas dalam perawatan pre dan post operasi,” katanya.
Sementara dua dokter umum diberi tugas melakukan dokumentasi tindakan pemisahan. “Operasi pemisahan bayi kembar laki-laki tersebut berlangsung selama hampir empat jam, mulai pukul 08.00-11.55 WIB,” papar dr Cahyono.
Menurut dr Cahyono, usai operasi kedua bayi tersebut langsung menjalani perawatan di ruang intensif. Kedua bayi kembar siam itu saat ini dalam pengawasan dokter spesialis anak konsultan intensive pediatric dan perawat khusus.
Dia mengakui pascaoperasi kondisi bayi kembar yang berinisial Ba dan Br masih belum stabil. “Tim dokter akan memantau perkembangan bayi kembar siam terus menerus selama 24 jam. Jika kondisi sudah normal, mereka akan kami pindahkan ke ruang rawat inap biasa,” katanya.
dr Cahyono mengatakan seluruh biaya operasi pemisahan ini ditanggung oleh BPJS Kesehatan. (*)