Serapan Gabah Petani Rendah, Ganjar Sebut Fungsi Bulog Agak Pincang

KLATEN (Awall.id) – Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, mengusulkan kepada pemerintah pusat membuat kebijakan baru untuk membantu Bulog menyerap gabah petani. Bulog, lanjut dia, bisa diberikan tugas yang lebih banyak seperti dulu lagi.
Hal itu disampaikan Ganjar saat meninjau gudang Bulog Banaran Delanggu Klaten, Senin (29/3). Pengecekan dilakukan untuk mengetahui serapan gabah petani saat musim panen tiba.
Dalam peninjauan tersebut, Ganjar didampingi Wakil Bupati Klaten, Yoga Hardaya dan Pemimpin Wilayah Bulog Jateng, Miftahul Ulum.
Menurut Ganjar, fungsi Bulog agak pincang. Di satu sisi mereka diminta menyerap gabah dari petani, tapi keluarnya tidak banyak, hanya untuk stok saja.
“Kalau sistemnya ndak diubah, sudah pasti serapan Bulog nggak bisa bagus. Dampaknya harga petani pasti rendah karena betul-betul menggunakan mekanisme pasar dan diadu dengan pasar,” tegasnya.
Butuh terobosan baru kebijakan dari pemerintah pusat terkait hal ini. Kementerian Pertanian atau Kementerian Perdagangan diharapkan membuat terobosan baru.
“Saya juga kepikiran, kalau pusat tidak melakukan, maka Pemda harus mengambil tindakan. Sepertinya kita harus punya gudang sendiri, mungkin kita yang melakukan fungsi PSO dan mengambil stok agar petani bisa terbantu. Kalau tidak ada saluran keluarnya, ngendonnya akan lebih banyak,” pungkasnya.
Pemimpin Wilayah Bulog Jateng, Miftahul Ulum mengatakan, Bulog Jateng dijatah menyerap gabah petani sebanyak 204.000 ton tahun ini.
“Kami optimis itu tercapai, minimal di atas 75 persen dari target,” katanya.
Ulum menerangkan, ada kendala Bulog dalam penyerapan gabah petani. Menurutnya, kualitas gabah petani tidak terlalu bagus.
“Kendalanya saat musim hujan kemarin. Jadi banyak gabah yang dipanen lebih awal, karena rusak. Dalam arti terkena banjir padi roboh jadi segera dipanen,” terangnya. (is)