BKKBN Pilih Kota Semarang Jadi Pilot Project Pendataan Keluarga

SEMARANG (Awal.id) – Kebijakan Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi yang berhasil menurunkan angka kematian ibu, bayi, dan kasus stunting di Kota Semarang mendapat apresiasi dari Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo.
“Kebijakan Pak Wali Kota sangat baik. Semua kelurahan punya bidan dan ibu hamil juga memiliki sistem pengawalan. Saya optimistis (Kota) Semarang bisa jadi contoh,” kata Hasto saat berkunjung ke Balai Kota Semarang, Jumat (5/3).
Hasto menambahkan, karena kebijakan yang cemerlang tersebut, pihaknya pun menunjuk Kota Semarang sebagai pilot project pendataan keluarga.
“Pilot project ini penting sebagai basis data agar tercipta zero stunting. Insya Allah Kota Semarang bersama Pak Wali Kota bisa menjadi contoh yang baik bagi kita semua,” ujar Hasto yang juga Ketua Percepatan Penurunan Stunting Nasional.
Pilot project pendataan keluarga, lanjut Hasto, akan bergulir 1 April 2021 mendatang. Pendataan keluarga akan dimulai dengan kunjungan lapangan guna memastikan data kependudukan, seperti jumlah dan jarak anak, angka kemiskinan, keberadaan ibu hamil, hingga kondisi stunting di keluarga.
Hasto juga mengungkapkan alasan pemilihan Kota Semarang. Menurutnya, Kota Semarang merupakan contoh kota yang baik dalam upaya penurunan angka kematian ibu, bayi, dan kasus stunting.
“Kami pergi ke daerah-daerah ini untuk meminta dukungan dan masukan dari para pemimpin daerah, agar semua kasus stunting bisa kita sentuh,” ungkap Hasto.
Dari jumlah penduduk Kota Semarang sebanyak 1,7 juta jiwa, kasus balita yang mengalami stunting sangatlah kecil jika dibandingkan dengan kasus di kota-kota lain.
Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi menyambut antusias penunjukan kota yang dipimpinnya sebagai pilot project pendataan keluarga. Pihaknya berjanji akan membantu program BKKBN pusat semaksimal mungkin.
“Kami berterima kasih kepada Kepala BKKBN yang telah memberikan dukungan dan rencana program untuk pilot project, terutama yang berkaitan dengan angka kematian ibu dan anak,” ucapnya.
Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang sebelumnya memang telah menetapkan persoalan stunting dan penurunan angka kematian ibu hamil dan bayi sebagai fokus program jangka pendek. (is)