Rumah Sakit Diminta Tidak Terburu-buru Tutup Layanan Isolasi Covid

SEMARANG (Awal.id) – Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo meminta pihak rumah sakit tidak terburu-buru menutup layanan isolasi Covid-19. Meski dalam dua pekan ini data menunjukkan penurunan yang signifikan, namun pengelola rumah sakit tidak boleh menutup layanan itu.
“Banyak yang usul agar tempat isolasi itu difungsikan untuk non Covid. Tapi saya bilang hati-hati, jangan dulu ditutup,” kata Ganjar saat memimpin rapat evaluasi Covid-19 di ruang rapat gedung A lantai 2 kompleks Pemprov Jateng, Senin (22/2).
Jika memang jumlah ruang isolasi yang tidak terpakai cukup banyak, Ganjar meminta rumah sakit menyiapkan ruangan itu sebagai cadangan penambahan tempat tidur ICU. Hal itu penting agar ICU di Jawa Tengah aman.
“Kalau memang ada sisa, silakan dipakai yang lain. Tapi saya minta dilaporkan dan dikonsolidasikan dengan Dinas Kesehatan. Saya minta tidak tergesa-gesa, saya khawatir ini gelombang pertama yang turunnya bagus, dan nanti kita harus berjaga-jaga, mudah-mudahan tidak, kalau muncul gelombang kedua,” tegasnya.
Jangan sampai lanjut Ganjar, ketika gelombang kedua itu muncul, banyak rumah sakit yang gelagapan menangani itu. Meskipun diyakini, semua rumah sakit memiliki pengalaman dan capaian yang bagus terkait penanganan itu.
“Kita harus berjaga-jaga, kalau terjadi gelombang kedua. Meskipun sekarang tingkat keterisian tempat tidur rendah, tapi ojo kesusu (jangan terburu-buru) menutup layanan Covid-19,” pungkasnya.
Seperti diketahui, selama dua pekan berturut-turut,
tidak ada satu daerah pun dari 35 Kabupaten/Kota di Jawa Tengah yang masuk kategori resiko tinggi atau zona merah Covid-19.
Dari 5 kabupaten/kota yang masuk zona merah pada 25-31 Januari yakni Kendal, Karanganyar, Cilacap, Blora dan Kebumen, pada dua pekan selanjutnya, yakni 1-7 Februari dan 8-14 Februari, tidak ada daerah yang masuk zona merah. (is)