Gerakan Jateng di Rumah Saja sebagai Ikhtiar Bersama, Lebih Banyak Sisi Positifnya

SEMARANG (Awal.id) – Gerakan Jateng di rumah saja selama dua hari pada hari Sabtu-Minggu (6-7/2) mendapat dukungan dari tokoh agama dan masyarakat. Gerakan yang dicanangkan oleh Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo itu merupakan ikhtiar bersama untuk memutus dan menekan penyebaran Covid-19.
Menurut Ketua MUI Jateng, KH Ahmad Daroji, gerakan Jateng di rumah saja selama dua hari itu merupakan usaha yang positif dari Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. Usaha itu harus didukung oleh segenap elemen masyarakat Jawa Tengah.
“Usaha dari Pak Gubernur ini perlu didukung. Memang penyebaran sekarang ini karena kerumunan, maka dengan usaha Pak Gubernur itu kerumunan akan bisa diatasi karena di luar hari itu orang-orang kerja. Masyarakat harus memahami maksud baik Pak Gubernur,” katanya, Rabu (3/2).
Daroji menjelaskan, hari Sabtu dan Minggu biasanya digunakan masyarakat untuk liburan setelah sepekan bekerja. Saat libur itu juga menjadi kesempatan untuk bertemu dan berkumpul. Padahal berkerumun menjadi salah satu penyebab penularan Covid-19 karena jaga jaraknya tidak bisa terpenuhi atau terkontrol ketika berkerumun atau bergerombol.
“Jadi Sabtu-Minggu itu mereka ada kesempatan dalam tanda petik untuk mereka berkumpul. Untuk itulah usaha Pak Gubernur agar kumpul-kumpulnya itu dikurangi dulu karena penyebaran itu kan pertama karena tidak terjaganya jaga jarak,” jelasnya.
Terkait gerakan ini, lanjut Daroji, memang memiliki sisi positif dan negatif. Meski demikian ia melihat bahwa sisi positif dari gerakan ini lebih besar. Gerakan ini juga muncul setelah Presiden Joko Widodo mengeluarkan pernyataan bahwa PPKM gelombang I tidak cukup berhasil menekan Covid-19, sehingga diperlukan usaha lain.
“Sebetulnya ini tentu ada plus-minusnya, pasti ada negatifnya tetapi menurut saya positifnya lebih besar untuk hal ini. Kita akan evaluasi dan Pak Gubernur tentu juga akan mengevaluasi. Barangkali usaha ini nanti bisa menghasilkan, dalam satu bulan ada penurunan yang efektif. Kalau iya bisa dilakukan empat kali dalam sebulan,” katanya. (is)