DPRD Minta Pemprov Jateng Genjot Pembinaan UMKM, Pandemi Covid-19 Munculkan Kemiskinan Baru

Sukirman (kanan) dan Abdul Hamid (kiri) saat memberikan keterangan
Sukirman (kanan) dan Abdul Hamid (kiri) saat memberikan keterangan

KAJEN (Awal.id) –  Wakil Ketua DPRD Provinsi Jateng Sukirman meminta Pemprov Jateng menggenjot pembinaan kewirausahaan masyarakat agar perekonomian tetap bertumbuh di tengah-tengan pandemi Covid-19.

“Pandemi Covid-19 telah meningkatkan jumlah warga miskin baru. Sebelum pandemi, angka kemiskinan di Jateng mencapai sekitar 4 juta orang atau sekitar 9%-11%,” kata Sukirman pada  talkshow di salah satu radio di Kota Pekalongan,  Minggu (21/2/2021).

Pembicara lainnya ,yakni Ketua Bapemperda sekaligus Anggota Komisi D Iskandar Zulkarnain dan Ketua Komisi E DPRD Provinsi Jateng Abdul Hamid.

Menurut Sukirman, dari angka kemiskinan itu pemprov berupaya menurunkan angka 1 digit. Target itu, disepakati DPRD dengan program di tiap Organisasi Perangkat Daerah (OPD) menangani satu desa binaan.

Baca Juga:  Namanya Disebut sebagai "Penyerang" yang akan Menangkan Prabowo-Gibran di Jatim, Khofifah Cuma Bilang Begini

“Namun, saat muncul pandemi, ada pembatasan ruang gerak, termasuk refocusing anggaran, baik OPD maupun DPRD,” paparnya.

Politikus asal PKB tersebut menilai penggenjotan pembinaan sektor usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) masyarakat ini dilakukan agar jumlah pengangguran pada kelompok kerja produktif dapat ditekan semaksimal mungkin.

“Kalau pembinaan UMKM terus digenjot, saya yakin pengangguran yang berdampak pada peningkatan jumlah warga miskin di Jateng dapat dikurangi,” ujarnya.

Pertumbuhan UMKM Lambat

Dari pengamatan Sukirman, dampak pandemi Covid-19 yang berlangsung selama setahun ini telah menimbulkan peningkatan jumlah pengangguran, seiring lambatnya pertumbuhan ekonomi di sektor UMKM.

Baca Juga:  KAI Daop 4 Layani 402 Ribu Pelanggan KA Pada Masa Angkutan Nataru 2023-2024

“Termasuk, banyaknya penutupan sejumlah perusahaan dan industri. Kondisi ini semakin memicu tingginya angka pengangguran,” paparnya.

Penerapan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) ataupun Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) menambah daftar panjang angka pengangguran di Jateng.

“Otomatis, angka pengangguran meningkat dan penghasilan masyarakat turun. Jadi, selama setahun (2020) merupakan masa-masa sulit bagi UMKM dan pengusaha-pengusaha besar. Dari situlah tumbuh pengangguran baru,” jelasnya.

Sukirman berharap target penurunan angka kemiskinan itu bisa direvisi, mengingat munculnya kemiskinan baru selama pandemi. Dia juga menyadari target itu sulit untuk  dicapai, karena masih adanya pandemi di sejumlah daerah,” paparnya.

Baca Juga:  Air Supply Semarakkan Semarang Creative Economy Expo 2022

Pernyataan senada dilontarkan Abdul Hamid. Dia sepakat pembinaan kewirausahaan bagi masyarakat diperlu digalakkan agar jumlah pengangguran di Jateng bisa ditekan.

Hamid mengatakan di masa pandemi ini, masyarakat dituntut untuk kreatif dan inovatif. Salah satunya dengan melakukan bisnis online. Dalam bisnis itu, pelaku usaha perlu menciptkan kreativitas dan inovasi guna memperluas jaringan pemasaran produk usahanya. (*)

Sharing:

You may also like...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *