Korban Meninggal Gempa Mamuju dan Majene Terus Bertambah

MAMUJU (Awal.id) – Gempa besar bermagnitudo 6,2 di Mamuju, Sulawesi Barat, Jumat (15/01) dini hari, mengakibatkan kerusakan berat. Sementara korban meninggal dilaporkan terus bertambah.
Menurut laporan BNPB, sampai Jumat sore setidaknya sudah 34 orang meninggal dunia. Sementara jaringan listrik juga dilaporkan masih padam dan komunikasi selular tidak stabil pada dua kabupaten tersebut.
Korban meninggal dikhawatirkan akan terus bertambah, karena beberapa laporan menyebutkan kemungkinan ada korban yang masih terjebak di bawah reruntuhan gedung yang roboh.
”Korban meninggal dunia akibat gempa sebanyak 34 orang, dengan rincian 26 orang meninggal dunia di Kabupaten Mamuju dan delapan orang di Kabupaten Majene,” kata Raditya Jati, Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB.
Sampai saat ini tim SAR di Mamuju sedang berupaya menolong beberapa pasien dan staf rumah sakit yang terjebak di bawah reruntuhan rumah sakit yang roboh.
Di Mamuju, menurut BNPB, gempa juga menyebabkan kerusakan parah pada Hotel Maleo, kantor Gubernur Sulbar, serta RSUD Mamuju.
Sebuah bangunan mini market juga dilaporkan roboh. Jaringan listrik di wilayah itu juga dilaporkan mengalami pemadaman.
Sementara di Kabupaten Majene, gempa itu menyebabkan longsor pada tiga titik di sepanjang jalan poros Majene-Mamuju, yang menyebabkan akses jalan terputus.
Ratusan rumah rusak
Di wilayah ini dilaporkan pula setidaknya 300 unit rumah rusak, dan jaringan listrik mengalami pemadaman.
Adapun jumlah orang yang mengungsi telah mencapai setidaknya 15.000 jiwa, yang tersebar di sejumlah desa.
Mereka mengungsi tersebar di sejumlah tempat, antara lain Desa Kota Tinggi, Desa Lombong, Desa Kayu Angin, Desa Petabean, serta Desa Deking.
Lainnya, mereka mengungsi di sejumlah lokasi di Desa Mekata, Desa Kabiraan, Desa Lakkading, Desa Lembang, Desa Limbua di Kecamatan Ulumanda dan Kecamatan Malunda dan Kecamatan Sendana. (is)