Srimulat : Hidup Memang Komedi, Ajak Ketawa Keluarga Indonesia

SEMARANG (Awall.id) – Srimulat : Hidup Memang Komedi mengajak generasi ke generasi tertawa bersama, film yang di sutradari Fajar Nugros, memberikan sentuhan komedi khas ala Srimulat yang tetap dipertahankan.

Floor Director David Nubrianto mengatakan, respon komedi yang ditampilan oleh ‘Srimulat : Memang Komedi’ tidak hanya sekedar tertawa, juga diahiri dengan tepuk tangan.

“Kalo ditanya porsi komedinya, kalo ada 1000 persen pake kata 1000 persen kali ya, titik tawanya kebih padat. Jadi memang benar – benar vibesnya kalo nonton, bayangkan nonton komedi tapi di layar lebar, responnya ggak cuman ketawa, tapi ada yang diahiri tepuk tangan,” kata David saat jumpa pers di Semarang, Rabu (22/11).

Baca Juga:  Eko Patrio Jadi Sekjen PAN

Menurutnya, film komedi ini dapat dinikmati dari genersi ke genarsi, dari gen z, milenial hingga orang tua. Ia yakin Srimulat : Hidup Memang Komedi ini dapat menghibur keluarga di Indonesia.

“Uniknya ngomongin generasi, ggak ada gap disitu untuk titik tawa, biasanya kan jokes bapak – bapak, jokes gen z, ini enggak jokes keluar dari gen z, melenial sampai orang tua sekalipun ketawa. Saya bisa jamin film ini lucu banget,” katanya.

Disisilain, Rohana yang diperankan oleh Naimma Aljufri mengatakan, dari 12 karakter yang bermain hanya dua orang yang fasih berhasa jawa.

Baca Juga:  Kejaksaan Agung Periksa 3 Saksi Terkait Kasus Dugaan Korupsi Importasi Gula PT. SMIP

“Sebelumnya hanya tau candaannya aja, awal casting aku berusaha untuk bisa medok, meskipun mendoknya belum terdengar bagus. Persiapan kita semua dibantu sama acting coach kita, kita dibentuk dulu jadi orang jawa, dari 12 karakter hanya 2 yang asli orang jawa, kita bukan ODGJ (Orang Dengan Genetik Jawa),” terangnya.

Lanjut Naimma, untuk menjadi masing – masing karakter tersebut, masing – masing peran yang bukan berasal dari jawa, selama tiga bulan harus terlebih dahulu mengetehui bagaimana menjadi orang jawa, dari cara duduk, berfikir, hingga tubuhnya.

“Kita dikosongkan dulu, agar bisa dibentuk orang jawanya dulu, baru dibentuk karakternya, jadi setiap hari, hampir 3 bulan, kita brain game, olah tubuh, olah suara, dilatih supaya medoknya tu beneran kerasa kita tu orang jawa,” tambahnya.

Baca Juga:  Kampanye di Manado, Ganjar Janji Buka Lapangan Kerja dan Siapkan SDM Unggul

Senada, Dimas Anggara yang berperan sebagai Timbul menjelaskan, mengibaratkan mangkok kosong yang nantinya di lapangan, bisa menjadi bentuk masing – masing karakternya.

“Kita juga lakukan riset yang padet juga, kita diskusi langsung sama Srimulat aslinya, pada tarzan, tessy, kita berdiskusi banyak tentang bagaimana karakter ini, di panggung sepeti apa ? Karena apa yang kita liat dipanggung, dengan kenyataan di belakang berbeda sekali, itu yang kita kulik,” imbuhnya.

Sharing:

You may also like...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *