Di Hadapan Ulama Lampung, Mantan Wagub Jateng Bongkar Kebiasaan Ganjar Selama Jadi Gubernur

LAMPUNG (Awall.id) – Capres 2024, Ganjar Pranowo berkunjung ke Ponpes Roudlotussholihin Purwosari Kecamatan Padangratu Kabupaten Lampung Tengah, Rabu (25/10). Ganjar diundang untuk menghadiri haul kubro Syech Abdul Qadir Al Jailani yang dihadiri ribuan masyarakat dari berbagai wilayah di Sumatra.
Selain masyarakat, acara itu juga dihadiri oleh para kiai, ulama, dan masyayikh dari berbagai daerah di Indonesia. Kesempatan itu dioptimalkan para ulama, kiai, dan masyayikh untuk ngobrol dan berdiskusi dengan Ganjar.
Sejumlah ulama hadir dalam acara itu, di antaranya Pengasuh Ponpes Roudlotussholihin, Kiai Ahmad Tajalli; Wakil Rois ‘Aam Jamiyyah Thariqat Muktabaroh, Kiai Raden Muhammad Sholeh Bajuri; Pengasuh Ponpes Nurul Qodiri Lamteng, Kiai Imam Suhadi; Kiai Muhammad Toha, Kiai Ahmad Rofiqi dan puluhan kiai lainnya.
Tak hanya kiai dari Lampung, Sumsel dan Sumbar, ulama dari luar Pulau Sumatra juga hadir. Di antaranya putra KH Maimoen Zubair, Taj Yasin Maimoen yang juga mantan Wagub Jateng, kiai asal Purworejo, dan Pengasuh Ponpes An Nawawi Purworejo, Kiai Chalwani.
Di hadapan para ulama se-Lampung, Sumsel, Sumbar dan wilayah lainnya, Gus Yasin membongkar kebiasaan Ganjar selama memimpin Jawa Tengah. Selama lima tahun mendampingi Ganjar, Gus Yasin mengatakan bahwa Ganjar sosok pemimpin yang dekat dengan ulama dan banyak mendengarkan masukan para ulama.
“Selama saya mendampingi Mas Ganjar, saya benar-benar melihat bahwa beliau pemimpin yang dekat dengan ulama. Beliau sering mendengarkan masukan para ulama. Dan dengan saya, hubungannya sangat baik karena saling berbagi tugas,” kata Gus Yasin.
Banyak kebijakan di Jateng yang diambil bukan hanya keputusan Ganjar. Seperti insentif guru ngaji, usulan itu merupakan usulan darinya.
“Jadi itu saya yang mengusulkan dan beliau menerima usulan itu. Akhirnya berjalan dan sampai 2024 program itu kami pastikan masih berlanjut. Selain itu ada juga optimalisasi Baznas, bantuan lembaga keagamaan dan lainnya,” ucapnya.
Ganjar, lanjut Gus Yasin, adalah pemimpin yang tidak egois dan mau mendengarkan. Ia juga selalu memberikan kesempatan pada wakilnya untuk memutuskan.
“Jadi tidak egois, selalu bermusyawarah. Kalau sekarang pasangan sama Pak Mahfud MD, sudah sangat cocok,” timpalnya.
Hal senada disampaikan Kiai Chalwani. Sebagai salah satu ulama di Jawa Tengah, ia tahu betul bahwa Ganjar sangat dekat dengan ulama. Ia juga selalu mengajak ulama untuk mengedukasi masyarakat terkait bahaya intoleransi dan radikalisme.
“Di antara para capres, hanya Pak Ganjar dan Pak Mahfud ini yang jauh dari persoalan radikalisme. Pasangan ini nggak kemasukan radikalisme karena selama memimpin Jateng beliau getol kampanye anti radikalisme dengan menggandeng ulama,” ucapnya.
Kiai Chalwani juga menyebut, pasangan Ganjar dan Mahfud adalah representasi Nahdlatul Ulama (NU). Ganjar adalah mantu kiai dan cucu manu kyai besar asal Purbalingga, Mbah Hisyam Kalijaran.