Ganjar: Pemerintah Harus Intervensi Beli Hasil Pertanian
SEMARANG (Awal.id) – Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, menandaskan, persoalan pupuk menjadi perhatian pihaknya sebagai salah satu strategi terkait komoditas penyebab inflasi seperti beras.
Hal itu disampaikan Ganjar usai Rapat Koordinasi Evaluasi Produk Tanaman Pangan dan Hortikultura di Kantor Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi Jawa Tengah, Ungaran, Kabupaten Semarang, Selasa (14/2).
Ganjar mengatakan, tak hanya daerah namun pemerintah pusat juga harus segera mengambil kebijakan. Di antaranya dengan intervensi membeli hasil pertanian.
“Tidak mungkin produk pertanian khusus pangan tidak diintervensi oleh pemerintah, tidak mungkin, pemerintah harus turun soal ini,” ungkapnya.
Ganjar menambahkan, strategi pola tanam ini akan dikomunikasikan dengan para petani. Menurutnya, upaya mengatasi persoalan kelangkaan beras juga membutuhkan dukungan dari para petani.
“Kami coba komunikasikan pola tanam, ini akan kami komunikasikan dengan petani, agar mau dan di hilirnya pedagang beras juga kita ajak komunikasi agar kita jaga bareng-bareng karena panen kita pertama juga terserap ke provinsi lain,” ungkapnya.
Selain pola tanam, Ganjar juga akan mendorong pengembangan benih unggul, dengan menggandeng lembaga riset yang ada seperti BRIN. Ganjar yakin, Indonesia mampu mewujudkan kemandirian pangan dengan benih unggul.
“Ada banyak lembaga riset yang ada di kementerian pertanian cukup banyak, ada BRIN gitu ya. Yuk kita bikin benih unggul. Indonesia untuk tanaman pangan harus punya benih unggul sendiri. Kalau itu bisa terjadi maka beres,” ujarnya.
Hadir dalam rapat tersebut, antara lain Kepala Perwakilan BI Jawa Tengah, Rahmat Dwisaputra, Kepala Distanbun Supriyanto dan Kepala Dinas Ketahanan Pangan Diyah Lukisari. Selain itu juga hadir perwakilan Bulog dan BUMD terkait.