Pembangunan SPALD-T, 6 Kecamatan Jadi Pilot Project

SEMARANG (Awal.id) – Pemerintah Kota Semarang kembali berkolaborasi dengan Kementrian PUPR dalam upaya pembangunan infrastruktur Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Terpusat (SPALD-T) di enam kecamatan.

Plt Walikota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu menyampaikan, enam kecamatan yang akan menjadi sasaran adalah kecamatan dengan jumlah penduduk terpadat, yakni Kecamatan Genuk, Semarang Timur, Semarang Tengah, Gayamsari, Semarang Utara dan Semarang Selatan. Khusus Genuk, akan dibangun di Kelurahan Banjardowo, dan akan dijadikan pilot project.

“Rencananya akan dibangun di enam kecamatan secara bertahap, untuk pilot project-nya di Kelurahan Banjardowo, Kecamatan Genuk,” papar Ita, usai Penandatanganan Nota Kesepakatan Pembangunan SPALDT Banjardowo antara Walikota Semarang dengan Direktur Sanitasi Kemen PUPR, di Hotel Tentrem, Rabu (25/1)

Baca Juga:  JQH Catat 200 Orang Hafal Quran di Setiap Desa

Ita menjelaskan, metode SPALD-T ini tidak sama dengan Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) yang sebelumnya juga telah dimiliki Kota Semarang.  SPALD-T, lanjut Mbak Ita, memilki sistem membran khusus, yang bisa menurunkan fospor di dalam tanah, sehingga tidak berbau.

“Kalau IPLT masih ada polusi udara, nanti ada system pengolahan dibawah tanah. Nah atasnya bisa digunakan untuk dibangun taman, limbahnya juga tidak berbau,” ujarnya.

Dia menjelaskan pembangunan SPALD-T di Genuk ini membutuhkan lahan sekitar tiga hektare. Pemkot, kata dia, juga telah melakukan pembebasan lahan untuk akses masuk, sosialisasi pun sudah dilakukan Pemkot Semarang kepada masyarakat sekitar.

“Tugas kami seperti sosialisasi, perizinan, serta pembebahan lahan. Tahun ini juga kami akan selesaikan administrasi tahun pembangunan,” imbuhnya.

Baca Juga:  Mantan Kasubdit Orbit Satelit Dirjen SDPPI Diperiksa Kejaksaan Agung

Ita menuturkan, pembangunan SPALD-T ini akan dibangun beberapa tahap, tahap pertama akan ada 14.352 sambungan rumah. Setelah pembangunan rampung, lanjut Mbak Ita, sistem pengelolaan ini akan diserahkan kepada PDAM Tirta Moedal .

“Setelah jadi kami serahkan ke PDAM, nanti akan ada retribusi. Tapi belum tahu nominalnya, yang penting adalah dilakukan pembangunan dulu,” tambahnya.

Dengan dibangunnya SPALD-T, Ita berharap bisa menghilangkan angka stunting di Ibu Kota Jateng. Penyebab stunting, lanjut Mbak Ita, salah satunya adalah terkait sanitasi bersih, selain intervensi pola makan,gizi dan pola asuh anak.

“Karena jadi salah sau faktor, saya berharap angka stunting ini bisa zero kasus,” pungkasnya.

Direktur Sanitasi Ditjen Cipta Karya Kementerian PUPR, Tanozisochi Lase, membeberkan, sistem kerja SPALD-T yang akan dilakukan di Kota Semarang ini. Nantinya akan menyalurkan limbah dari rumah tangga menuju saluran yang akan diteruskan ke pengolahan terpusat.

Baca Juga:  Wisuda Ke-65 USM, Rektor: Wisudawan Harus Jadi Subjek Tiap Kemajuan yang Terjadi

“Nanti dari pipa ini langsung ke tempat pengolahan. Misalnya sudah memiliki septic tank, bisa diberi pipa untuk mengalir ke tempat pengolahan,” tuturnya.

Dia menerangkan, memiliki tugas membangun sistem instalasi dan jaringan perpipaan air limbah. Rencana pembangunan SPALDT, katanya, akan dilakukan selama dua tahun, yakni tahun 2024 hingga 2026 untuk tahap pertama, dan akan bisa dioperasionalkan pada tahun 2027.

“Sebelumnya kami sudah buat di Jakarta, harapannya tentu bisa segera teralisasi dan targetnya tahun 2027 bisa beroperasi,” tambahnya. (is) 

Sharing:

You may also like...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *