Maksimalkan Penanganan PMK, Jogo Ternak dan Bolo Ternak Jangan Hanya Jargon
SEMARANG (Awal.id) – Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, meminta Jogo Ternak dan Bolo Ternak harus dimaksimalkan betul untuk mengecek agar tidak hanya menjadi jargon semata.
Hal itu disampaikan Ganjar usai mengikuti rapat koordinasi secara daring bersama Menko Marves, Luhut Binsar Pandjaitan, terkait penanganan PMK, Senin (27/6/2022).
Ganjar juga memberikan arahan kepada dinas terkait mengenai langkah penanganan di Jawa Tengah. Salah satunya tentang percepatan vaksinasi hewan. “Beberapa item tadi kita sampaikan kepada kawan-kawan dinas setelah rapat dengan Menko Marves agar dilakukan percepatan karena faktanya memang kebutuhan vaksin kita masih jauh dari yang ada,” ungkapnya.
Sejauh ini jumlah vaksin yang sudah diperoleh Jawa Tengah baru 75.500 dosis. Padahal jumlah hewan ternak, baik sapi maupun kerbau, yang ada di Jawa Tengah sekitar 2,1 juta ekor. Agar semua dapat divaksinasi maka membutuhkan sekitar 6 juta vaksin.
“Kita butuh kira-kira 6 jutaan vaksin karena akan ada tiga kali. Minimal kalau enam bulan ke depan ini bisa disuntik vaksin pertama itu bisa cepat. Maka saya minta carikan vaksinnya ada di mana. Tadi keputusannya Kementan sudah ada ahlinya untuk melakukan atau membuat vaksin sendiri. Kalau perlu impor ya impor tetapi tadi diperintahkan oleh Menko Marves dicari produk yang dalam negeri. Sejauh mana bisa dilakukan sehingga kita akan bisa melakukan isolasi atau karantina-karantina,” katanya.
Dalam rapat bersama Menko Marves, Ganjar juga menyampaikan temuan di lapangan terkait pergerakan hewan maupun pedagang hewan. Ia mengatakan bahwa karantina hewan ternak sudah dikarantina di kandang dan tidak pergi ke mana-mana. Tetapi pada saat itu justru pedagang bergerak dari kandang ke kandang. Hal itu menjadi salah satu yang harus diwaspadai karena bisa jadi para pedagang itu bisa membawa virus.
“Ketika blantiknya, orang yang jual-beli ternaknya keliling hati-hati karena itu juga bisa membawa virus. Jadi maunya hanya melihat-lihat terus kemudian ternyata ia membawa dari satu kandang ke kandang yang lain. Itu juga perhatian musti dilakukan,” ujar Ganjar.
Ganjar juga sedang menghitung kebutuhan PCR, lab, dan peralatan, serta obat-obatan yang dibutuhkan. Ia meminta agar ada hitungan total terkait semua kebutuhan itu. Selanjutnya bicara terkait pendanaan, setiap kabupaten/kota dan provinsi sedang menyiapkan anggaran untuk penanganan PMK.
“Terakhir tentu kita bicara soal sumber dana dan dampaknya. Sumber dana dari pusat akan ada PEN yang akan dikeluarkan, tadi ada kurang lebih Rp 4,6 triliun dan sedang dibicarakan dengan Menteri Keuangan. Daerah juga menyiapkan baik di level kabupaten/kota maupun provinsi,” kata Ganjar.
“Setelah ada hitungan ekonominya tentu kita akan menghitung dampak sosial ekonominya. Kalaulah kemudian diasumsikan kelak di kemudian hari akan ada ganti rugi mudah-mudahan nanti petani itu tenang, peternak itu tenang, dan memang nggak perlu heboh maka yang paling bagus sebelum vaksinnya lebih masif, upayakan semua ternaknya tidak bergerak,” pungkas Ganjar. (is)