Keindahan Bebatuan Stalagtit dan Staglagmit di Goa Jatijajar Kebumen

KEBUMEN (Awal.id) – Kabupaten Kebumen memiliki pesona pariwisata yang menakjubkan, salah satunya yaitu Goa Jatijajar. Lokasi destinasi wisata ini dekat dengan lokasi wisata lainnya, tepatnya di Jalan Jatijajat, Palamarta, Ayah, Kebumen.

Begitu menginjakkan kaki di lokasi wisata ini, decak kagum penuh syukur seakan secara otomatis terucap. Begitu indahnya ciptaan Sang Khalik. Tak menjadi soal meski harus berjalan kaki cukup lama sambil menelusuri tangga untuk sampai ke lokasi goa.

Tiket masuk untuk menjelajahi Goa Jatijajar termasuk terjangkau. Pengunjung hanya perlu membayar belasan ribu untuk tiket masuk ke goa ini. Goa ini beroperasi setiap hari, dari pagi sampai malam.

Wisata ke goa ini mempunya ragam daya tarik. Selain keindahan goanya sendiri, sejarah dan dioramanya yang ada di dalam goa juga unik. Tak heran jika goa ini selalu dipenuhi pengunjung, baik wisatawan lokal maupun dari luar kota dan provinsi. Bahkan beberapa wisatawan mancanegara juga bisa ditemui di lokasi.

Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, ketika melakukan kunjungan kerja ke Kabupaten Kebumen dan mengunjungi Goa Jatijajar, sempat menjumpai dan berdialog dengan beberapa wisatawan asal Belanda.

Goa Terbentuk Alami

Goa Jatijajar merupakan situs geologi di Kebumen yang terbentuk dari proses alami. Goa ini terbentuk dari batuan kapur dengan panjang kurang lebih 200 meter. Menurut sejarah, goa ini pertama kali ditemukan oleh seorang petani pada tahun 1802.

Petani itu bernama Jayamenawi. Dia merumput di lahan sawahnya yang berada tepat diatas goa. Saat mau mengambil rumput tiba-tiba dia jatuh dan terperosok ke dalam goa yang ternyata lubang jatuhnya itu adalah ventilasi goa yang letaknya di langit-langit. Dengan panjang lubang ventilasi 4 meter dengan tinggi goa kurang lebih 24 meter.

Baca Juga:  AKBP Yolanda Resmi Jabat Kapolres Kota Magelang

Setelah kejadian itu, dia melaporkannya ke pihak pemerintah setempat. Selang beberapa waktu Bupati Ambal yang waktu itu bertugas, datang untuk meninjau lokasi. Sesampainya di sana pandangan beliau tertuju pada dua pohon jati yang sejajar yang terletak di tepi mulut goa. Oleh karena itu goa tersebut diberi nama Goa Jatijajar.

Setelah penemuan itu, pada tahun 1975 keberadaan Goa Jatijajar mulai dikembangkan dan dibangun menjadi sebuah objek wisata. Hal itu tidak terlepas dari peran pemerintah daerah, pada waktu itu berada dibawah pemerintahan Suparjo Rustam selaku Gubernur Jawa Tengah.

Pengerjaan objek wisata Goa Jatijajar Kebumen memakan lahan yang berada di atas maupun di sampingnya. Kurang lebih 5,5 hektare luas lahan penduduk harus dimusnahkan. Guna kepentingan tersebut, luas lahan yang ada diberikan ganti rugi oleh Pemerintah Kabupaten Kebumen sehingga pembangunan Goa Jatijajar menjadi lancar. Goa yang awalnya gelap dan licin kini dipasang lampu listrik dan trap-trap beton untuk pejalan kaki serta dipasangnya patung-patung dan diorama sepanjang goa.

Simbol Patung Dinosaurus

Dalam perjalanan menuju goa, wisatawan akan disambut oleh patung dinosaurus. Mulut patung dinosaurus ini terbuka dan menyemburkan air dengan derasnya.

Patung dinosaurus dibuat sebagai simbol yang menunjukkan bahwa goa ini sudah sangat tua. Meski bentuknya dinosaurus, patung ini tidaklah seram. Pengunjung memanfaatkan tempat ini untuk bermain air, sekaligus spot foto.

Baca Juga:  Semifinal Leg Pertama Piala Menpora 2021, PSM Diimbangi Persija 0-0

Air yang menyembur dari mulut patung dinosaurus tersebut memiliki beberapa fungsi. Yang pertama sebagai tempat bermain para pengunjung. Fungsi yang kedua sebagai irigasi sawah-sawah penduduk di sekitar goa.

Gubernur Jawa Tengah Gajar Pranowo sempat mengunjungi Goa Jatijajar dan berbincang dengan wisatawan manca asal Belanda

Gubernur Jawa Tengah Gajar Pranowo sempat mengunjungi Goa Jatijajar dan berbincang dengan wisatawan manca asal Belanda

Goa Jatijajar juga sering disebut sebagai tempat berpetualang di perut bumi. Hal ini tak lepas dari jarak goa yang memiliki panjang 250 meter. Goa ini memiliki tinggi rata-rata 12 meter dengan lebar 15 meter.

Dengan struktur seperti itu, goa ini termasuk mudah ditelusuri pengunjung. Apalagi jalur di dalam goa sudah dibeton dan dilengkapi lampu-lampu penerangan. Sehingga tak perlu keterampilan dan peralatan khusus untuk menelusuri goa ini.

Diorama, Stalagtit dan Stalagmit

Menurut cerita, Goa Jatijajar ditengarai sebagai tempat bersemedi Raden Kamandaka. Kisah tentang Raden Kamandaka ini di kemudian hari dikenal sebagai legenda Lutung Kasarung. Di dalam goa terdapat diorama yang menggambarkan legenda Lutung Kasarung.

Ada 8 diorama yang terdapat di dalam gua. Diorama-diorama tersebut diwujudkan oleh 32 patung. Keseluruhan patung di dalam goa tersebar mulai dari pintu masuk sampai pintu keluar.

Di dalam goa pun sudah ditata sedemikian rupa dengan berbagai ornamen. Ada jalan yang dibeton, tangga dan bahkan lampu yang digunakan sebagai penerangan. Meskipun begitu tetap tidak mengurangi keaslian nuansa alami gua ini.

Selain diorama, di dalam goa terdapat hal lain yang tak kalah menarik. Hal tersebut adalah stalagtit dan stalagmit yang menghiasi sepanjang goa. Stalagtit dan stalagmit merupakan batuan alami yang terbentuk di dalam goa.

Baca Juga:  Perbanyak Event, Upaya Tarik Wisatawan Usai Pandemi

Batuan tersebut terbentuk dari endapan air hujan yang bereaksi dengan batu kapur. Bentuk stalagmit berasal dari bawah, menuju ke atas. Sedangkan stalagtit menggantung dari atas goa menuju ke bawah.

Perpaduan keduanya seringkali membentuk sesuatu yang unik. Gumpalannya yang terkadang berwarna putih, dari kejauhan nampak seperti salju. Keindahan alam seperti ini sayang dilewatkan tanpa menjadikannya sebagai background foto.

Sungai di Bawah Tanah

Selain diorama di atas, ada hal lain yang juga menarik di Goa Jatijajar. Di dalam goa ini terdapat sungai bawah tanah yang mengalir. Jumlah sendang ini ada 7 buah, dimana hanya 4 sendang yang bisa dijangkau.

Keempat sendang ini adalah : Sendang Jombor, Puser Bumi, Mawar dan Kanthil. Ada 2 sendang yang menjadi favorit para pengunjung. Sendang tersebut adalah Sendang Mawar dan Sendang Kanthil.

Air dari Sendang Mawar dan Sendang Kanthil ini sepanjang tahun bertemu. Pertemuan kedua air ini kemudian keluar melalui mulut patung dinosaurus di depan goa. Sementara Sendang Jombor dan Puser Bumi dibiarkan alami dengan keadaan jalan yang licin.

Seperti halnya tempat wisata lainnya, lokasi wisata Goa Jatijajar juga dilengkapi beragam kuliner. Pecel menjadi kuliner khas yang nikmat untuk disantap. Yang membuat pecel di sini semakin khas adalah tambahan bunga kecombrongnya. Harga per porsinya juga sangat bersahabat.

Berbagai fasilitas lain seperti toilet, lahan parkir, hingga mushola juga tersedia. Terdapat pula taman yang bisa menambah keasrian suasana di sana. Penasaran kan? Segera kunjungi saja Goa Jatijajar di Kabupaten Kebumen ini. (adv)

Sharing:

You may also like...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *