Ferry Dukung Pemprov Jateng Turunkan Kemiskinan Ekstrim dan AKI di Bergasmalang dan Berlingmascakeb
BANYUMAS (Awal.id) – Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo merasa prihatin dengan tingginya angka kemiskinan dan kematian ibu melahirnya di di wilayah Bergasmalang (Brebes, Tegal, Slawi, Pemalang) dan Berlingmascakeb (Banjarnegara, Purbalingga, Banyumas, Cilacap, dan Kebumen).
Untuk mengurangi kemiskinan ekstrim dan kematian ibu melahirnya, Ganjar memerintahkan kepada kepala daerah di wilayah itu untuk segera mengatasi dua permasalahan mendasar tersebut. Perintah Ganjar ini disampaikan saat memimpin Musrenbang Wilayah, di Convention Hall Banyumas, Jumat (22/4).
Hadir pada acara tersebut, sejumlah bupati/wali, Wakil Ketua DPRD Jateng Ferry Wawan Cahyono, perwakilan forum anak, forum perempuan, dan penyandang disabilitas.
“Kemiskinan di Bergasmalang dan Berlingmascakeb ini masih cukup tinggi, beberapa daerah masih di atas angka kemiskinan provinsi, ini yang harus menjadi perhatian,” kata Ganjar dalam paparannya.
Ganjar memaparkan kemiskinan di Kebumen mencapai 17,83 persen, sementara Banjarnegara dan Purbalingga kemiskinan mencapai 16,23 persen dan 16,24 persen. Sementara untuk daerah Bergasmalang, kemiskinan di Brebes mencapai 17,43 persen, diikuti Pemalang 16,56 persen.
Sementara angka kematian ibu melahirkan (AKI), Ganjar menyebut, di beberapa daerah juga AKI nya cukup tinggi dan melebihi provinsi. Di Brebes misalnya, angka kematian ibu melahirkan paling tinggi, mencapai 105 kasus, Pemalang 32 kasus, tegal 30 kasus. Sementara Banjarnegara 41 kasus, Cilacap ada 45 kasus, Banyumas 44 kasus dan Kebumen 38 kasus.
“Di Brebes, AKI masih cukup tinggi. Untuk stunting di Kabupaten Tegal masih cukup tinggi, mencapai 28 persen. Maka ini tolong diperhatikan, program 5Ng harus dijalankan. Gerakan Jo Kawin Bocah juga penting kita dorong,” ucapnya.
Menurut Ganjar, perlu percepatan dan pelebaran jangkauan agar program penekanan jumlah kemiskinan dan kematian ibu melahirkan bisa dilakukan secara maksimal.
Dukung Percepatan Penurunan
Menanggapi kebijakan tersebut, Wakil Ketua DPRD Jateng Ferry Wawan Cahyono mendukung sepenuhnya kebijakan Gubernur Jateng dalam mengurangi kemiskinan ekstrim dan ibu melahirkan di wilayah di Bergasmalang dan Berlingmascakeb.
Politikus asal Partai Golkar ini menilai tingginya akan angka kemiskinan di wilayah tersebut dipicu adanya wabah pandemi Covid-19 yang berkepanjangan. Pandemi yang berlangsung selama tiga tahun terakhir ini membuat perekonomian masyarakat menjadi menurun secara drastis.
“Pandemi Covid telah memperpuruk ekonomi masyarakat. Angka pengangguran melonjak tinggi, sektor-sektor usaha banyak yang gulung tikar. Akibatnya, muncul kemiskinan ekstren di sejumlah wilayah-wilayah,” kata Ferry.
Untuk menghindari hal tersebut, Ferry meminta calon ibu agar sering melakukan pengecekan terhadap dirinya dan kandungannya. Dengan pendektesian secara dini, risiko kematian ibu melahirkan akan dapat dikurangi, bahkan dihilangkan.
Di sisi lain, Ferry mengimbau kepada kalangan dokter untuk menghindari adanya praktek aborsi yang dapat menghilangkan nyawa ibu. Selain melanggar hukum, praktek oborsi juga tidak sesuai dengan kode etik profesi dokter dan perbuatan dosa besar yang dilarang agama.
Menurut Ferry, keberhasilan penurunan kemiskinan ekstrem dan AKI sangat tergantung dari partisiipasi dan dukungan para stakehorder. Pasalnya, penanganan masalah ini menyangkut banyak elemen masyarakat, antara lain ibu hamil, masyarakat, pelaku usaha, kalangan petugas medis dan pemerintah daerah. (adv-anf)