Amartha Gandeng BPR Bank Jepara Artha, Bersama Majukan Pertumbuhan Ekonomi di Jateng
SEMARANG (Awal.id) – PT Amartha Mikro Fintek (Amartha) bekerjasama dengan PT Bank Perkreditan Rakyat Bank Jepara Artha (BPR BJA), bertekad bersama-sama mendorong pertumbuhan ekonomi melalui akses permodalan bagi UMKM yang berada di Provinsi Jawa Tengah.
Amartha adalah sebuah perusahaan fintech pionir peer-to-peer landing yang berfokus pada pemberdayaan perempuan pengusaha mikro. Sedangkan BPR BJA saat ini sudah melayani lebih dari 50 ribu nasabah di wilayah kabupaten Jepara.
Sepanjang tahun 2021, BPR BJA telah menyalurkan kredit lebih dari 369 miliar rupiah, dan turut berkontribusi dalam mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat di Jepara.
Adapun anggaran yang digelontorkan untuk Amartha dari BPR BJA mencapai Rp. 100 miliar. Peresmian kerja sama tersebut ditandai dengan prosesi penandatangan Perjanjian Kerja Sama (PKS) yang dilaksanakan, di Lantai 12 Artotel, Jalan Gajah Mada, Semarang, Jumat (1/4).
Penyaluran pendanaan akan mentargetkan perempuan pengusaha mikro di wilayah Jawa Tengah mulai dari sektor perdagangan hingga industri rumah tangga, dengan pola kredit channeling.
Chief Commercial Officer Amartha, Hadi Wenas memaparkan Amartha saat ini tengah gencar menjalin kolaborasi dengan sektor perbankan salah satunya yakni Bank Perkreditan Rakyat.
Hal tersebut, lanjutnya, tak lain untuk dapat mengakselerasi penyaluran permodalan bagi jutaan perempuan di Indonesia.
“Semoga dengan adanya kolaborasi dengan BPR BJA ini menjadi kolaborasi dengan BPR di Jateng yang pertama bagi Amartha. Tentunya dengan adanya sinergi ini dapat menjadi penggerak bagi institusi lain untuk bersama-sama memberikan akses permodalan melalui fintech Amartha,” beber Hadi Wenas.
Menurut Hadi Wenas, saat ini Amartha mencatatkan performa yang positif di wilayah Jawa Tengah di mana total penyaluran sepanjang 2021 mencapai 254 miliar rupiah atau meningkat 62% dibandingkan tahun 2020 dan dana tersebut berhasil disalurkan kepada lebih dari 123 ribu perempuan pengusaha mikro yang mayoritas berada di sektor perdagangan.
Hadirnya Amartha, sambungnya, para pelaku UMKM tetap membutuhkan bantuan berupa akses permodalan dan pendampingan usaha, agar mampu mengembangkan skala usahanya. Dengan adanya Sistem pola kredit channeling juga berfungsi sebagai inkubator bagi UMKM untuk bisa memperbesar skala usaha. UMKM binaan Amartha yang menerima permodalan dari hasil kerja sama ini, berkesempatan untuk memperoleh pinjaman lebih besar lagi melalui BPR BJA, sehingga berpeluang untuk lebih berkembang untuk memajukan usahanya.
“Per UMKM , jumlah pinjaman produktif yang bisa diberikan Amartha umumnya berkisar di angka 5 – 15 juta rupiah, yang jelas tergantung hasil credit scoring dan historikal pinjaman mitra. Jika usahanya semakin sukses dan butuh sokongan modal lebih besar, di sini lah BPR BJA berperan, karena memiliki kapabilitas yang lebih tinggi untuk meminjamkan modal usaha kepada nasabah”, tandas Hadi Wenas.
Sementara, Direktur Utama BPR BJA, Drs. Jhendik Handoko menjelaskan BPR BJA memilih Amartha sebagai mitra untuk menyalurkan permodalan karena melihat Amartha merupakan fintech di bawah pengawasan OJK dan memiliki bisnis model yang kredibel.
“Amartha sudah berpengalaman dalam menyalurkan permodalan bagi jutaan UMKM dengan bantuan teknologi. Ini menjadi keuntungan tersendiri bagi kami, karena kami sebagai bank, berkesempatan untuk memperluas jangkauan ke masyarakat tanpa harus mengembangkan teknologi sendiri, dan turut mendukung pertumbuhan UMKM di wilayah Jateng,” ungkap Jhendik. (Cip)