SPBUN Mojo Penuhi Pasokan Solar, Nelayan Tinggal Melaut Saja

SEMARANG (Awall.id) – Ketersediaan solar yang mencukupi adalah faktor kunci untuk keberlanjutan nelayan.
Menyusuri pantai timur Jawa, Nuradi (55) selalu ditemani oleh anak lelakinya Daryanto (25) di setiap perjalanan melautnya.
Cuaca yang cerah adalah sahabat terbaik mereka di lautan. Setiap hari, keduanya memulai petualangan mereka menjelajahi laut pada pukul 5 pagi dan kembali ke pantai antara jam 2 hingga 3 siang.
Mereka merupakan warga asli Karang Sembung, Mojo, Kec. Ulujami, Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah.
Daryanto adalah harapan masa depan Nuradi. Meskipun masih muda, dia telah menjadi seorang nelayan berpengalaman seperti ayahnya. Mereka berdua saling melengkapi, menghadapi gelombang lautan dan menyelami perairan dalam untuk mencari ikan.
Dalam cuaca baik dan buruk, mereka tetap berlayar, membuktikan ketangguhan dan tekad sejati sebagai nelayan pantai.
Mereka bukan hanya pahlawan keluarga mereka sendiri, tetapi juga pahlawan bagi komunitas mereka yang mengandalkan hasil laut sebagai mata pencaharian utama.
Cuaca Bagus Nelayan Untung
Saat cuaca bagus, nelayan memiliki peluang lebih besar untuk mencari ikan. Cuaca yang cerah dan tenang membuat perairan laut lebih stabil dan memungkinkan nelayan untuk pergi lebih jauh ke laut dalam.
Ini membuka peluang untuk menangkap ikan yang lebih banyak dan beragam, yang pada gilirannya meningkatkan penghasilan mereka.
Nuradi mengatakan cuaca bagus, kehidupan nelayan dapat menjadi jauh lebih menguntungkan. Ia menambahkan pendapatan nelayan harian sekitar 2 juta rupiah, ini dapat bervariasi tergantung pada beberapa faktor.
” Cuaca bagus seperti ini, mengantongi setiap hari 2 jt rupaih,” ujar Nuradi yang sedang mengayuh mesin kapalnya, Jumat (20/11).
Cuaca bagus ini telah menciptakan kondisi ideal bagi para nelayan, memungkinkan mereka untuk melaut dengan aman dan sukses dalam menangkap ikan.
Dengan banyaknya ikan yang tersedia dalam perairan yang tenang, para nelayan telah berhasil menangkap ikan dengan hasil yang lebih baik.
Selain meningkatkan pendapatan mereka dan mendukung kehidupan mereka. Hal ini juga dapat berkontribusi positif pada pasokan ikan di pasar lokal, menjaga keberlanjutan sumber daya laut, dan memperkuat ekonomi pesisir di Jawa Tengah.
Biaya BBM Solar
Meskipun cuaca bagus dapat meningkatkan pendapatan nelayan, mereka juga harus mempertimbangkan biaya operasional mereka.
Salah satu biaya utama adalah bahan bakar minyak (BBM) solar yang digunakan dalam perahu mereka.

Branch Manager Rayon ll Tegal PT Pertamina Patra Niaga Ahmad Fernando saat melakukan pengecekan pasokan solar untuk nelayandi Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum Nelayan (SPBUN) di area Tempat Pendaratan Ikan (TPI) Desa Mojo, Kecamatan Ulujami, Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah, Jumat (20/10).
Beberapa nelayan semakin sadar akan dampak lingkungan dari penggunaan BBM solar. Beberapa di antaranya telah mencari alternatif yang lebih ramah lingkungan, seperti mesin perahu yang lebih efisien dalam penggunaan bahan bakar atau mencoba teknologi energi terbarukan.
Nuradi menjelaskan saat melaut ia harus memperhatikan peningkatan hasil tangkapan ikan mereka agar dapat menutupi biaya operasional. Tak jarang, ia juga mencari jenis ikan yang paling menguntungkan, yang bisa memaksimalkan pendapatan mereka.
” Penghasilan kita itu, belum dikurangi biaya Bbm solar sebanyak 300 liter setiap harinya, jadi harua diperhatikan betul,” ungkap Nuradi.
Dalam menghadapi biaya operasional solar, para nelayan Indonesia menunjukkan ketangguhan dan keterampilan dalam mengelola sumber daya mereka.
Mereka terus mencari cara untuk memaksimalkan pendapatan mereka, meminimalkan biaya operasional, dan memastikan keberlanjutan mata pencaharian mereka dalam menghadapi perubahan cuaca dan tantangan yang muncul.
*Kehadiran SPBUN Mojo untuk Nelayan*
Kabupaten Pemalang, yang dikelilingi oleh perairan yang kaya akan sumber daya laut, memiliki sejumlah besar nelayan yang mencari nafkah dari laut.
Kehidupan mereka sangat tergantung pada berbagai faktor, termasuk dukungan yang dapat mereka akses dalam menjalankan aktivitas melaut.
Dalam beberapa tahun terakhir, kabupaten ini menyaksikan perubahan positif dengan hadirnya SPBUN (Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum Nelayan) Mojo, yang membantu nelayan setempat dengan jangkauan yang dekat dan ketersediaan yang selalu ada.
Ini mengurangi waktu dan biaya yang diperlukan untuk mencapai stasiun pengisian bahan bakar, sehingga Nuryadi dan para nelayan lainnya dapat lebih fokus pada tangkapannya.
Nuryadi menambahkan, ia sangat senang dan terbantu dengan adanya SPBUN Mojo yang memudahkan para nelayan serta pasokan solar cukup normal dan bisa di andalkan.
” Alhamdulillah, sekarang kita semakin terbantu ada spbu nelayan mojo ini, selalu tersedia bbm nya juga. Nelayan tinggal melaut aman,” tambah Nuryadi.
SPBUN Mojo tidak hanya menyediakan bahan bakar, tetapi juga menawarkan pelayanan berkualitas kepada nelayan. Harga bahan bakar di SPBUN Mojo tetap terjangkau, membantu nelayan untuk menjaga biaya operasional mereka dalam batas yang wajar.
Selain itu, hal ini juga menciptakan potensi peningkatan hasil tangkapan ikan karena nelayan dapat fokus pada teknik penangkapan yang lebih baik, mengurangi waktu yang terbuang dalam mencari bahan bakar. Ini berkontribusi pada peningkatan pendapatan nelayan dan kesejahteraan ekonomi mereka.
Ketersediaan Bio Solar
SPBUN Mojo di Kabupaten Pemalang telah membuktikan diri sebagai inisiatif yang sangat positif dalam mendukung nelayan setempat.
Ketersediaan solar yang baik tidak hanya menguntungkan nelayan secara individual, tetapi juga memberikan kontribusi positif pada ekonomi pesisir di seluruh Indonesia.
Dengan pasokan solar yang stabil, para nelayan dapat menjalankan mesin perahu mereka tanpa khawatir tentang kehabisan bahan bakar saat mereka berada di tengah laut.
Branch Manager Rayon ll Tegal PT Pertamina Patra Niaga Ahmad Fernando, menjelaskan, untuk di Kabupaten Pemalang sendiri ada 3 titik SPBUN yang beroperasi, salah satunya yang di kelola BUMD saat ini yaitu SPBUN Desa Mojo yang melayani pembelian nelayan desa Mojo dan desa Ketapang.
Per bulannya, SPBUN Mojo rata-rata menyalurkan 300 Kiloliter (KL) untuk kurang lebih 750 nelayan. Kendati demikian penyaluran BBM itu mengikuti kebutuhan dan musim panen yang biasanya ikut meningkat.
” Nelayan yang bepergian melaut itu tidak setiap hari, untuk di Kabupaten Pemalang sendiri kebutuhan pertahun mencapai 14.400 KL. Sedangkan tercatat September 2023 sudah mencapa 90 persen, yang artinya sudah mencapai batas kebutuhan masing-masing nelayan,” jelas Fernando.
Fernando juga menyampaikan, bahwa untuk pembelian Bio Solar bagi nelayan sudah ditetapkan kebijakan yang mewajibkan nelayan membawa surat rekomendasi dari Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Transportasi Satu Pintu (DPMPTSP). Hal ini bertujuan untuk pendistribusian Bio Solar dapat dipertanggungjawabkan dan merata.
” Masing-masing SPBUN harus dilakukan monitoring terhadapnya penyaluran Bio Solar kepada nelayan agar sesuai dengan kebutuhan, dengan disertakan surat rekomendasi dari dinas terkait,” tandas Fernando.
Menurutnya, sesuai anjuran Pemerintah BBM bersubsidi harus tercatat dengan jelas untuk penyalurannya. Sehingga penggunanya dapat terealisasikan dengan benar dan tepat sasaran.
” Membahas tentang kuota pendistribusian sebenarnya tidak ada batasan, bahkan perusahaan (Pertamina) juga menembus sebanyak-banyaknya. Jika kurang nanti kita evaluasi, tapi untuk saat ini masih terbilang cukup dan masih sisa 10 persen untuk stok yang tersedia,” tambah Fernando.
Dalam lingkungan kerja yang keras seperti di laut, Solar harus tersedia dalam jumlah cukup dan dekat dengan dermaga nelayan.
Dengan pasokan solar yang konsisten dan berkualitas, nelayan dapat meningkatkan produktivitas mereka dan mendapatkan lebih banyak hasil tangkapan.