Meninggalnya Kiper Liga 3, Yoyok Sukawi Berharap Tidak Terjadi di Liga Indonesia Lain

SEMARANG (Awal.id) – Yoyok Sukawi menyayangkan terjadinya meninggalnya kiper Tornado FC, Taufik Ramsyah, Selasa (21/12). Sebelum meninggal, Taufik Ramsyah mengalami insiden pada menit ke-40 saat melawan Wahana FC di Liga 3 2021 Zona Riau, di Stadion Universitas Riau, Sabtu lalu (18/12).
Pada saat Taufik Ramsyah mencoba mengamankan bola dari serangan barisan depan Wahana FC, dia terkena benturan dari pemain lawan. Terlihat, tubuh bagian atas Taufik bergesekan dengan kaki pemain Wahana FC.
Akibat insiden tersebut, Taufik Ramsyah sempat dilarikan ke rumah sakit dengan menggunakan ambulans. Selang beberapa hari dirawat di sebuah rumah sakit di Pekanbaru, Taufik dinyatakan meninggal dunia.
Legislatir di Komisi X, Yoyok Sukawi menjelaskan kejadian tersebut sudah seharusnya tidak terjadi di sepak bola Indonesia. Pihaknya menjelaskan, nilai-nilai soal respect dan kemanusiaan harus ditekankan kepada setiap insan pesepakbola Tanah Air walaupun sama-sama ingin menang.
“Pertama saya mengucapkan bela sungkawa terhadap keluarga dan rekan setim almarhum Taufik Ramsyah. Di sepak bola, sudah seharusnya respect, nilai-nilai kemanusiaan antarinsan sepak bola dijunjung lebih tinggi dengan mengedepankan sportivitas. Jangan sampai ada sebuah tim yang ingin menang sampai ngotot untuk melakukan tindakan yang bisa membahayakan rekan seprofesi,” ujar Yoyok dalam keterangannya, Rabu (22/12).
Yoyok meminta operator kompetisi, baik di tingkat pusat mau pun daerah, untuk memiliki standar penanganan cedera atau kejadian-kejadian membahayakan yang lebih baik lagi.
“Operator kompetisi, baik pusat mau pun daerah, harus benar-benar siap ketika ada kejadian yang membahayakan pemain atau komponen tim lainnya. Contohnya, setiap tim harus memiliki dokter tim yang paham akan pertolongan pertama bila ada kejadian seperti di Riau atau pun kejadian membahayakan lainnya. Operator harus tegas juga kepada klub yang memang tidak memiliki dokter tim,” tandas Yoyok.
Dia berharap kejadian di Liga 3 Zona Riau untuk tidak terulang di kompetisi sepak bola Indonesia. Apalagi ia berpendapat bahwa seorang pesepak bola juga merupakan penyambung nafas hidup keluarga di rumah, sehingga kehadirannya sangat dibutuhkan.
“Semoga kejadian di Riau tidak terulang. Perlu diingat, bahwa sebagian besar pesepak bola merupakan tulang punggung keluarga yang kehadirannya atau perannya sangat dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari,” tutup Yoyok. (is)