Covid Varian Delta Tersebar di Beberapa Daerah Jateng, Gubernur: Kurangi Mobilitas!!

Kepala Dinas Kesehatan Jawa Tengah, Yuliyanto Prabowo
Kepala Dinas Kesehatan Jawa Tengah, Yuliyanto Prabowo

SEMARANG (Awal.id) – Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jateng, Yulianto Prabowo menandaskan, belum ada varian berbahaya lain selain varian delta di Jateng. Meski begitu, varian delta juga menjadi ancaman karena penularan dan fatalitasnya sangat tinggi.

“Selain varian delta belum ada, tapi itu saja sudah sangat berbahaya. Dari laporan genome sequencing, hampir semuanya varian delta. Dari Kudus, Jepara, Salatiga, Magelang, Kota Magelang, Karanganyar dan Solo,” kata Yuliyanto rapat evaluasi penanganan Covid-19 di kantor gubernur, Senin (12/7).

Baca Juga:  Dinkes Semarang Bantah Invermectin Bisa Sembuhkan Pasien Covid-19

Varian ini, lanjut Yulianto, sangat cepat penularannya bahkan juga menyerang anak-anak. Dari data yang ada, sampel dari anak-anak semuanya menunjukkan varian delta.

“Ada bayi yang usianya baru 6 bulan, positif varian delta. Ada yang balita, ada yang remaja. Di bawah 17 tahun cukup banyak, dari sampel yang kami ambil, semuanya delta,” pungkasnya.

Sementara Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, meminta seluruh masyarakat mengurangi mobilitas. Sebab sampai saat ini, mobilitas masyarakat Jateng masih cukup tinggi.

Baca Juga:  Kendalikan Pengambilan Air Bawah Tanah, Wali Kota Semarang Bentuk Tim Gabungan

“Maka Kepolisian tadi mengatakan akan menambah lokasi-lokasi penyekatan. Saya minta antar Bupati/Wali Kota melakukan kebijakan seragam. Industri juga saya minta patuh betul pada aturan yang berlaku, yang kritikal esensial harus mengikuti ketentuan, tidak boleh ada kerumunan,” ucapnya.

Ganjar juga meminta jajarannya dari level atas sampai tingkat desa dan kecamatan untuk terus melakukan komunikasi dan edukasi pada masyarakat agar mereka sadar. Semuanya harus bergandengan tangan untuk melawan pandemi ini.

Baca Juga:  Bantuan untuk Korban Gempa Sulawesi Barat segera Disalurkan, Masyarakat Diminta Tenang

“Masyarakat bisa diedukasi untuk tidak keluar dari wilayah itu. Sehingga tidak banyak yang turun ke jalan. Sebab kalau sudah turun ke jalan, pergi ke kota, ini kan terjadi mobilitas tinggi. Dan dari data google, mobilitas warga di Jateng masih tinggi,” pungkasnya. (is)

Sharing:

You may also like...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *