BI Yakin KKI Mampu Dorong Pengembangan UMKM

SOLO (Awal.id) – Bank Indonesia (BI) terus mendorong pengembangan pasar usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) selama pandemi Covid-19 melalui pelaksanaan Karya Kreatif Indonesia (KKI) 2021 Seri 1.
Kepala BI Kantor Perwakilan Surakarta Nugroho Joko Prastowo menjelaskan KKI merupakan wahana bagi UMKM untuk memamerkan dan memasarkan karya terbaiknya.
Dia menyakini kegiatan KKI itu akan mampu mendorong karya kreatif para UMKM, sehingga karya mereka ke depannya mampu bersaing di pasar bebas.
“Melalui ekspo UMKM, masyarakat Indonesia bisa melihat karya anak bangsa yang berkualitas. Imbas akhirnya, kita bisa memasarkan ke negara lain,” kata Joko Prastowo pada pelaksanaan KKI, di Griya Krida Lumaksa Solo, Rabu (3/3/2021).
Khusus KKI di Kota Solo, kata Joko, BI Kantor Perwakilan Surakarta sudah menyiapkan produk dari 10 UMKM.
“Ada 10 yang sudah siap, terus kami ‘upgrade’. Produk bisa kami tambah, dijamin produk bagus. Kurasi sangat penting untuk menimbulkan kepercayaan dari konsumen,” ujarnya.
Joko menilai kesuksesan pelaksanaan KKI itu bisa menjadi barometer bagi karya-karya UMKM. Tantangan ini harus dihadapi seluruh pihak, termasuk bagaimana upaya pemerintah daerah maupun pusat untuk mendorong UMKM di tengah pandemi, mengingat kondisi pandemi Covid-19 menjadikan aktivitas perajin berjalan kurang maksimal.
“Tetap ada ekspo ‘offline’, tetapi yang lebih besar di virtualnya. Ada e-katalog juga yang disediakan. Yang pasti kegiatan ini membantu pelaku UMKM mengakses pasar,” katanya.
Menurut dia, dunia digital akan terus menjadi tren ke depan. Menjual produk secara daring, lanjutnya, juga menguntungkan pelaku UMKM karena lebih efektif.
“Dulu pelaku usaha bisa untung kalau terus menunggu pelanggan datang ke kiosnya. Sekarang, mereka tinggal buat katalog, website, nunggu orang order. Harapannya omzet meningkat dan mampu membantu memulihkan ekonomi,” katanya.
Pada kegiatan tersebut, BI juga mendorong digitalisasi sistem pembayaran menggunakan QRIS. BI mencatat di sepanjang tahun 2020 terjadi peningkatan jumlah merchant pengguna QRIS hingga mencapai 5,8 juta merchant dengan 84 persen di antaranya merupakan usaha berskala mikro dan kecil. (*)