Gelar Pameran Ekonomi Kreatif, Disbudpar: Wadahi Kreatifitas Pemuda

SEMARANG (Awal.id) – Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Semarang menggelar pameran enam subsektor ekonomi kreatif antara lain film, desain komunikasi visual (DKV), kriya, animasi, aplikasi, dan musik. Hasil karya para pelaku ekonomi kreatif ditampilkan di Merapi Ballroom Hotel Grasia Semarang, Rabu (2/12).
Acara ini dimeriahkan oleh 10 kreator kriya ternama di Semarang serta sejumlah seniman visual dan lukis. Sebelumnya, mereka telah mendapatkan pembelajaran dari para narasumber dalam kegiatan bimbingan teknis Cleanliness, Health, Safety & Environment Sustainability (CHSE).
Sekda Kota Semarang, Iswar Aminudin mengatakan, Pemerintah Kota Semarang sangat mendukung kreatifitas anak muda. Menurutnya, kreatifitas ini perlu ditumbuhkembangkan melalui program – program pemerintah. Kreatifitas mereka sangat dibutuhkan untuk pembangunan Kota Semarang yang lebih maju. Di samping untuk meningkatkan perekonomian, kreatifitas anak muda juga menghindarkan dari kenakalan remaja semisal narkoba dan tindak kejahatan.
Sementara itu, Sekretaris Komisi D DPRD Kota Semarang, Anang Budi Utomo mengapresiasi program kerja Pemkot Semarang pada akhir tahun 2020 ini. Menurutnya, ada tiga hal yang dilakukan oleh Pemkot yakni menangani Covid-19, menumbuhkan perekonomian, dan melakukan jaring pengaman sosial.
“Selama beberapa hari pelatihan CHSE, kami amati langsung, kami lihat semangat pelaku seni dan wisata luar biasa. Mereka semangat mendukung program pemerintah untuk menumbuhkan perekonomian,” jelasnya.
Dia berharap, dengan program – program Pemkot di sektor wisata dapat menimbulkan multiplier effect untuk sektor lainnya.
Seorang kreator, Zahra Rahmi mengaku senang mengikuti pameran ekonomi kreatif ini. Di tengah pandemi ini, ia mengaku, usahanya di bidang handicraft cukup terdampak. Permintaan pasar menurun sekitar 30 persen. Dengan kegiatan ini, dia berharap industri kreatif bisa kembali berkembang.
“Saya lumayan terdampak karena jualannya bukan barang primer, tapi produksi tetap berjalan tapi saya menyesuaikan kebutuhan pasar. Lebih banyak membuat strep masker,” terang Zahra.
Dia berharap, ke depan Pemerintah Kota Semarang dapat terus mendorong industri kreatif dengan menggelar kegiatan pameran agar dapat memperluas pasar.
“Sudah sekitar delapan bulan vakum tidak ada kegiatan. Dengan adanya pameran ini tentu sangat senang. Saya harap pemerintah memberikan banyak ruang seperti ini,” tambahnya.
CR: Tribun Jateng