Lagu ”Paijo” Iringi Keberangkatan Keluarga Besar FTIK USM ke Banyuwangi

SEMARANG (Awall) – ”Paijo, Paijo ditinggalke bojone. Jarene ra kuat ngeragati wedak pupure. Paijo, Paijo ditinggalke bojone. Jarene ra kuat ngeragati wedak pupure”.
Syair itu adalah penggalan lirik lagu berjudul ”Paijo” yang sempat populer dinyanyikan, Zaskia Gotik. Lagunya memang enak didengar, apalagi liriknya terdapat pesan yang dalam dan mengena bagi pendengarnya.
Ya, lagu tersebut yang membuat kebersamaan keluarga besar FTIK USM terasa gayeng saat dinyanyikan salah satu dosen, Susanto selama perjalanan menuju Banyuwangi untuk berekreasi.
Mereka terhibur, bukan karena suaranya yang bagus, tapi justru karena suara falesnya saat sampai di lirik lagu:
”Jo Paijo opo koe ra kroso. Saben dino kowe dadi omongane tonggo. Jo Paijo opo koe ra isin. Saben ketemu konco koncomu kabeh mbatin. Opo mbiyen koe ora kelingan. Naliko ngucap janji pas dadian. Jare bakal ngopeni sak lawase. Eee saiki malah mbok siak siakke”.
Selama tiga hari healing, yakni 4 – 7 September, keluarga besar FTIK yang dipimpin Dekan, Prind Triajeng Pungkasanti SKom MKom mengunjungi tempat-tempat wisata di ”Kota Santet” antara lain, Pulau Tabuhan, Taman Nasional Baluran, Panorama De Djawatan Benculuk, dan Pantai Pulau Merah.
”Selain mengunjungi tempat-tempat wisata, kami juga mendapat kehormatan singgah di Desa Adat Osing Kemiren. Kami disambut dengan Tari Gandrung dan disuguhi Pecel Pitik Desa Adat Osing Kemiren. Kami merasa puas bisa menikmati tempat-tempat wisata dan adat serta budaya di Banyuwangi yang masih dilestarikan,” kata Prind.
Selama wisata, banyak pengalaman yang mengesankan antara lain, saat karyawan USM tersebut melakukan snorkeling di Bangsring Underwater Pulau Tabuhan. Banyak di antara mereka yang kesulitan memakai alat snorkeling saat berada di air. Akibatnya, mereka tidak bisa bernafas menggunakan mulut.
”Sebenarnya saya bisa berenang, tapi karena tidak pernah memakai alat snorkeling, jadinya malah tidak bisa bernafas saat melihat ikan di dalam laut,” kata Prind.
Pengalaman terkesan lain juga dirasakan Mas Mulyono, yakni ketika naik di atas kabin jeep mengelilingi Taman Nasional Baluran yang dikenal dengan julukan ”Africa Van Java”. Di tempat tersebut terdapat banteng liar, kijang, kera ekor panjang serta berbagai jenis burung eksotis.
”Susananya memang seperti di Afrika, karena cuacanya cukup panas dan gersang tandus. Sayangnya di situ tidak ada singa atau macan. Kalau ada singa dan macan, pasti kijang-kijang di situ sudah menjadi santapan singa,” ujarnya.
Tidak hanya satwa yang menjadi daya tarik di Taman Nasional tersebut. Pengunjung juga bisa berfoto atau selfie di bawah Pohon Raisa. Dijuluki pohon Raisa karena pohon tersebut muncul di video klip Raisa berjudul ”Jatuh Hati” yang dirilis tahun 2015 lalu.