Meningkatkan Literasi Digital Sebagai Kunci Tekan Kasus Cyberbullying di Era Digital

Oleh : Mahasiswa Institut Bisnis Nusantara, Teuku Muhammad Zidane Hilmi, Yunita, Zahra Ainaya, Raden Ayu Andini Nur Firzatullah, Danu Firmansyah
Dalam era digital yang semakin maju, literasi digital menjadi keterampilan yang sangat penting. Literasi digital mencakup kemampuan untuk menggunakan teknologi informasi dan komunikasi secara efektif, yang sangat relevan dalam menghadapi masalah cyberbullying. Cyberbullying, atau intimidasi melalui platform digital, telah menjadi ancaman serius yang dapat menyebabkan trauma psikologis, rendahnya rasa percaya diri, dan bahkan depresi.
Kasus Fujianti Utami Putri, atau Fuji, yang sering diledek dengan sebutan ‘aura maghrib’ karena warna kulitnya, adalah contoh nyata bagaimana cyberbullying dapat merusak kesehatan mental seseorang. Fuji mengalami penurunan kepercayaan diri hingga merasa tidak nyaman keluar rumah tanpa riasan akibat ejekan tersebut.
Untuk menekan kasus cyberbullying, meningkatkan literasi digital adalah langkah yang sangat efektif. Literasi digital membantu individu mengenali tanda-tanda cyberbullying dan memberikan mereka alat untuk menanganinya.
Selain itu, dengan literasi digital, pengguna internet dapat belajar berperilaku bijak dan bertanggung jawab di dunia maya, mengurangi insiden pelecehan online. Pendidikan literasi digital sejak dini sangat penting, dan harus dimasukkan dalam kurikulum sekolah. Kampanye kesadaran melalui media sosial, seminar, dan workshop juga diperlukan untuk meningkatkan kesadaran di masyarakat tentang pentingnya berperilaku baik di dunia maya.
Di sinilah fungsi komunikasi massa menjadi sangat penting. Komunikasi massa memiliki peran dalam mendidik, menginformasikan, dan menghibur masyarakat. Media massa dapat digunakan sebagai sarana edukasi untuk meningkatkan literasi digital dengan menyebarkan informasi tentang pentingnya perilaku bertanggung jawab di dunia maya dan cara mengatasi cyberbullying. Media juga dapat berfungsi sebagai saluran informasi yang menyebarluaskan cerita-cerita seperti kasus Fuji untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang dampak negatif cyberbullying.
Selain itu, media massa memiliki kekuatan untuk membentuk opini publik dan norma sosial. Dengan kampanye yang tepat, media dapat membantu mengubah sikap dan perilaku masyarakat terhadap cyberbullying, mengajak lebih banyak orang untuk mengambil sikap aktif dalam melawan intimidasi online. Melalui program dan konten yang mendidik, media massa juga dapat menghibur dan mengurangi ketegangan yang mungkin dirasakan oleh korban cyberbullying, membantu mereka merasa lebih didukung dan diterima.
Untuk mencapai ini, beberapa langkah konkret dapat diambil, seperti mengintegrasikan program literasi digital dalam pendidikan formal dan non-formal, serta mendorong kolaborasi antara pemerintah, sekolah, dan orang tua untuk menciptakan lingkungan online yang aman. Mengembangkan aplikasi atau platform yang mempromosikan literasi digital dan melawan cyberbullying juga bisa menjadi solusi efektif. Meningkatkan literasi digital adalah kunci untuk melindungi generasi muda dari ancaman cyberbullying. Dengan pendidikan dan kesadaran yang tepat, serta dukungan dari komunikasi massa, kita dapat menciptakan lingkungan digital yang lebih aman dan sehat. Mari bersama-sama mendukung inisiatif literasi digital untuk masa depan yang lebih baik