Jaksa Agung Muda Intelijen Buka Rapat Koordinasi Tim PAKEM untuk Sukseskan Pemilu 2024

JAKARTA (Awall.id) – Pada hari Rabu, sebuah acara penting berlangsung di Hotel Ambhara, Jakarta, di mana Dr. Amir Yanto, Jaksa Agung Muda Intelijen (JAM-Intelijen), membuka dan memberikan sambutan dalam Rapat Koordinasi Tim Pengawasan Gerakan Kepercayaan dan Keagamaan (Tim PAKEM) pada Tingkat Nasional tahun 2023. Pertemuan ini melibatkan para pemangku kepentingan kunci, termasuk Kementerian Agama, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi, Kementerian Dalam Negeri, Tentara Nasional Indonesia, Kepolisian Republik Indonesia, Badan Intelijen Negara, Majelis Ulama Indonesia, serta pimpinan organisasi keagamaan dan kepercayaan di Indonesia.

Tema dari rapat koordinasi ini adalah “Peran Tokoh Agama dan Tokoh Penghayat Kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa dalam Memperkuat Persatuan dan Kesatuan Bangsa Guna Menyukseskan Pemilu Tahun 2024.”

Baca Juga:  Wamendagri Tinjau Pengelolaan Bumdes, Sosialisasi Kopdes Merah Putih di Desa Margorejo Kendal

“Rapat koordinasi ini diharapkan dapat meningkatkan kerja sama dan sinergi untuk mendeteksi dan mengantisipasi munculnya gerakan keagamaan dan kepercayaan yang dapat mengganggu masyarakat, mengganggu ketertiban umum, dan mengancam persatuan nasional,” ungkap JAM-Intelijen.

Dalam sambutannya, JAM-Intelijen menyoroti hasil positif yang telah dicapai oleh Tim PAKEM dalam menangkal ajaran-ajaran dan ideologi yang menyimpang, seperti Jama’ah Islam, Ahmadiyah, dan Al Qiyadah Al Islamiyah (Gafatar).

Selain itu, acara ini menghadirkan Samuel Abrijani Pangerapan, Direktur Jenderal Aplikasi dan Informatika di Kementerian Komunikasi dan Informatika, sebagai pembicara tamu. Beliau membahas perkembangan teknologi informasi, dampak positif dan negatifnya, dan pentingnya mencegah perbedaan dalam keyakinan, Ancaman, Gangguan, Hambatan, dan Tantangan (AGHT).

JAM-Intelijen menekankan perlunya manajemen yang bertanggung jawab terhadap platform media sosial dalam masyarakat. Penyebaran ideologi keagamaan melalui media sosial seharusnya menjadi perhatian para pemimpin agama dan kepercayaan.

Baca Juga:  Usung Ekonomi Kerakyatan, Ketua Komisi B DPRD Kota Semarang Puji Kinerja Mbak Ita

“Percakapan di media sosial seringkali melibatkan cercaan, pencemaran nama baik, dan bahkan penghinaan antara kelompok yang berbeda, yang berpotensi menyebabkan konflik sosial. Oleh karena itu, diperlukan pemahaman yang benar tentang penggunaan media sosial dari atas ke bawah,” ungkap JAM-Intelijen.

Selanjutnya, JAM-Intelijen memberikan apresiasi atas kehadiran Prof. Dr. M. Nuh, yang berbagi wawasan tentang strategi menciptakan lingkungan harmonis dan damai di antara pemimpin agama dan penghayat kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Selain mengatasi masalah-masalah agama dan kepercayaan, dengan Pemilu dan Pilpres 2024 di depan mata, JAM-Intelijen menekankan bahwa Tim Koordinasi PAKEM dapat memberikan peringatan dini (early warning) dan deteksi dini (early detection) terhadap potensi konflik yang berakar dalam agama dan mencari solusi.

Baca Juga:  Tinjau Pasar Tradisional di Wilayah Pinggiran, Mbak Ita Ingin Pastikan Tak Ada Gejolak Harga Pangan

Dalam rangka mempersiapkan pesta demokrasi tahun 2024, JAM-Intelijen memberikan pelatihan literasi media kepada pemimpin agama, dengan harapan dapat menetralisir polarisasi agama yang disebabkan oleh narasi palsu (hoax) dan ujaran kebencian, yang jika tidak dicegah, dapat memecah persatuan bangsa.

Rapat Koordinasi Tim PAKEM dihadiri oleh Ricardo Sitinjak, Direktur Sosial, Budaya, dan Kemasyarakatan (Direktur B) pada Jaksa Agung Muda Bidang Intelijen, peserta dari Kementerian Agama, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi, Kementerian Dalam Negeri, Tentara Nasional Indonesia, Kepolisian Republik Indonesia, Badan Intelijen Negara, Majelis Ulama Indonesia, serta pimpinan organisasi keagamaan dan kepercayaan di Indonesia.

Sharing:

You may also like...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *