Sukseskan Program Penghapusan Kemiskinan Ekstrem di Jateng, Ferry Minta Pemprov Optimalkan Peran Masyarakat dan Swasta
SEMARANG (Awal.id) – Sebanyak 19 daerah di Jawa Tengah (Jateng) menjadi target proyek penghapusan kemiskinan ekstrem dari pemerintah pusat. Ke-19 daerah itu, masing-masing Banyumas, Purbalingga, Banjarnegara, Kebumen, Wonosobo, Magelang, Boyolali, Klaten, Karanganyar, Sragen, Rembang, Pati, Demak, Kendal, Batang, Pekalongan, Pemalang, Tegal, Brebes. Untuk mengentaskan kemiskinan menjadi 0 persen, Pemerintah Provinsi Jateng menargetkan pada tahun 2024.
Banyaknya daerah Jateng yang dilanda kemiskinan ekstrem ini mendapat sorotan tajam dari Wakil DPRD Jateng Ferry Wawan Cahyono. Untuk mempercepat realisasi program percepatan penghapusan kemiskinan ekstrem tersebut, dia mengajak agar semua elemen masyarakat saling bahu membahu membantu program pemerintah tersebut.
Menurut Ferry, berdasarkan Surat Edaran Kementerian Sekretariat Negara Nomor : B-38/KSN/SWP/KK.04.01/02/2022, Pemerintah Pusat menetapkan 212 kabupaten/kota di 25 provinsi sebagai wilayah prioritas percepatan penghapusan kemiskinan ekstrem di tahun 2022. Salah satu provinsi yang menjadi wilayah percepatan penghapusan kemiskinan ekstrem adalah Provinsi Jawa Tengah.
“Penghapusan kemiskinan ekstrem di Jateng akan menjadi proyek percontohan pemerintah. Intervensi pemerintah pusat dalam proyek pengentasan kemiskinan ekstrem akan menyasar 19 daerah di Jateng,” kata Ferry, di Semarang, Jumat (17/6).
Dia meminta Pemprov Jateng agar melakukan koordinasi, sinkronisasi dan optimalisasi program percepatan penghapusan kemiskinan ekstrem sesuai arahan pemerintah pusat.
“Penanganan kemiskinan ekstrem di lima daerah Jateng tahun lalu bisa kita jadikan bahan evaluasi dan pedoman untuk menyukseskan program intervensi penghapusan kemiskinanan ekstrem oleh pemerintah pusat. Apalagi realiasisasi pengentasan kemiskinan tahun 2021 di Jateng menunjukkan pregress positif,” paparnya.
Politikus asal Partai Golkar Jateng ini menyambut baik kebijakan pemerintah pusat dan Pemprov Jateng untuk menggelontarkan dana dari APBN maupun APBD untuk memerangi kemiskinan ekstrem di Jateng.
Dengan sinergi positif ini, Ferry menyakini target penghapusan kemiskinan di Jateng yang dicanangkan pada tahun 2024 akan bisa direalisasikan, atau minimal dikurangi angka kemiskinannya secara siginifikan.
Legislator asal daerah pemilihan Kabupaten Banjarnegara, Kabupaten Purbalingga dan Kabupaten Kebumen ini menyambut baik langkah Pemprov Jateng yang menggandang kalangan swasta untuk terlibat dalam program pengentasan kemiskinan di wilayahnya.
“Unsur swasta dengan CSR-nya dan Baznas Jateng telah digandeng Pemprov Jateng. Mereka diminta cawe-cawe dalam menuntaskan kemiskinan ekstrem di Jateng. Saya apresiasi peran swasta yang selama ini telah ikut membantu pemerintah, khususnya dalam pengentasan kemiskinan. Optimalkan peran swasta dalam membantu program ini,” ujarnya.
Menurut Ferry, ada sejumlah program yang bisa diterapkan pemerintah dalam mengentaskan kemiskinan. Program-program itu, antara lain Program Keluarga Harapan (PKH), Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas), dan Program Bantuan Pendidikan.
Sedang upaya dan cara untuk mengurangi kemiskinan bisa dilakukan dengan mengelola daya alam yang ada, meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM), membuka kran investasi serta meningkatkan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Ferry mengatakan kesulitan pengentasan kemiskinan pada umumnya berakar dari sulitnya rnendefinisikan dan rnenggolongkan kemiskinan itu sendiri. Kemiskinan pada umumnya ditandai oleh pengangguran dan keterbelakangan yang kemudian meningkat rnenjadi ketimpangan ekonomi.
“Masyarakat miskin umumnya lemah dalam kemampuan berusaha dan keterbatasan akes dalam kegiatan ekononi. Akibat, mereka semakin tertinggal dari masyarakat lain yang mempunyai potensi lebih tinggi,” paparnya.
Untuk itu, Ferry mengajak seluruh komponen masyarakat agar ikut membantu pemerintah dalam membuka lapangan usaha baru agar warga yang menganggur bisa memperoleh pekerjaan. Dampaknya, pembukaan lapangan usaha baru ini dapat menekan atau mengurangi jumlah kemiskinan ekstrim di wilayah Jateng. (adv/anf)