Sore Ini, UIN Walisongo Pastikan Awal Ramadan dengan Rukyatul Hilal di Empat Lokasi

Tim pengamatan bulan (rukyatul hilal) bulan Ramadan 1443 H Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang menempatkan peralatan di empat titik lokasi yang berbeda di Provinsi Jawa Tengah
Tim pengamatan bulan (rukyatul hilal) bulan Ramadan 1443 H Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang menempatkan peralatan di empat titik lokasi yang berbeda di Provinsi Jawa Tengah

SEMARANG (Awal.id) – Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang akan menerjunkan tim pengamatan bulan (rukyatul hilal) bulan Ramadan 1443 H di empat titik lokasi yang berbeda di Provinsi Jawa Tengah.

Empat titik lokasi yang berbeda merupakan bagian ikhtiar bersama untuk memastikan tanggal 1 Ramadan dari berbagai tempat yang berbeda. Empat titik lokasi yang dimaksud adalah Planetarium dan Observatorium UIN Walisongo Semarang, Menara Al Husna Masjid Agung Jawa Tengah, Pelabuhan Kendal dan Pantai Kartini Jepara.

“Betul, ada empat lokasi melihat hilal untuk bulan Ramadan tahun 2022 ini,” ujar Kepala Pusat Pengabdian kepada Masyarakat Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarkaat (LP2M) UIN Walisongo, Dr M Rikza Chamami MSi, dalam keterangan tertulis, Jumat (1/4/2022).

Baca Juga:  Selama Liburan Tahun Baru 2023, KAI Daop Layani 57.264 Penumpang

Menurut Rikza, kegiatan untuk rukyatul hilal merupakan kegiatan rutin yang dilakukan oleh UIN Walisongo Semarang menjelang Puasa Ramadan. Selain untuk Puasa Ramadan, kegiatan rukyatul hilal juga biasansya dilakukan untuk memastikan 1 Syawal, 1 Dzulhijjah dan 1 Muharram.

Untuk kegiatan rukyatul hilal 1 Ramadan, UIN Walisongo Semarang bekerja sama dengan Kantor Kementerian Agama Wilayah Jawa Tengah, Kemenag Kendal, Lajnah Falakiyyah PCNU Jepara dan Tim Hisab MAJT.

“Kami mendapatkan kepercayaan dari Kementerian Agama dan Organisasi Kemasyarakatan untuk ikut serta mengabdi dalam menentukan awal Ramadan 1443 H ini,” imbuh Rikza.

Tim rukyatul hilal dari UIN Walisongo nantinya akan diterjunkan di 4 lokasi tersebut. Menurut Dosen Ilmu Falak (Astronomi Islam), tim yang diterjunkan adalah pihak dosen dibantu para mahasiswa S1 dan S2 Jurusan Ilmu Falak. Mereka akan diterjunkan untuk mengamati visibilitas hilal atau bulan sabit muda saat matahari terbenam, sebagai tanda pergantian bulan pada kalender Hijriah.

Baca Juga:  Mgr Ignatius Kardinal Suharyo Minta ISKA Jadi Teman Seperjalanan Masyarakat, Bangsa dan Negara

“Ini untuk memastikan apakah Ramadan akan dimulai Sabtu atau Minggu, bergantung pada hasil rukyah. Untuk penentuan awal ramadan 1443 H, UIN Walisongo tetap menunggu keputusan sidang Isbat yang dilaksanakan oleh Kementerian Agama RI petang ini,” ujar Dr Ahmad Adib Rofiuddin MSI, Sekretaris Program Studi S2 Ilmu Falak UIN Walisongo.

Sejauh ini, kata Adib, posisi hilal pada akhir bulan Sya’ban 1443 H di seluruh wilayah Indonesia tidak ada yang mencapai 3 derajat. Artinya besar kemungkinan hilal tidak akan terlihat.

Baca Juga:  Jelang Ramadhan, Walikota Semarang Pantau Stok Bahan Pokok

“Ini berarti bahwa kriteria baru Menteri-Menteri Agama Brunei, Indonesia, Malaysia dan Singapura (MABIMS) yang digunakan oleh Kemenag RI mulai tahun 2022 ini belum terpenuhi, sehingga kecil kemungkinan hilal akan terlihat,” timpalnya.

Kegiatan rukyatul hilal ini menjadi penting sebagai uji verifikasi kriteria MABIMS baru yang akan digunakan sebagai acuan dalam penentuan awal bulan hijriah di tahun-tahun berikutnya.

Sebelumnya, UIN Walisongo telah menggelar Lokakarya Imsakiyah Ramadan yang menghasilkan jadwal waktu shalat, waktu imsak dan waktu buka puasa sebagai pegangan umat Islam menghadapi Ramadan. (is)

Sharing:

You may also like...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *