Ramadan dan Lebaran, Sembako Kota Semarang Cukup
SEMARANG (Awal.id) – Kepala Dinas Ketahanan Pangan Kota Semarang, Dr Bambang Pramusinto, memastikan bahwa ketersediaan barang-barang kebutuhan atau sembako masih ada dan cukup, sehingga masyarakat tidak perlu khawatir.
“Untuk Kota Semarang kami pastikan masih tersedia dan cukup untuk 15 hari sampai 1 bulan ke depan. Kota Semarang sendiri bukan daerah produsen tapi dikelilingi oleh daerah-daerah produsen pangan, sehingga ketersediannya tidak perlu dikhawatirkan. Kalau sekarang banyak permintaan itu hal yang wajar, karena saat Ramadan atau menjelang Lebaran memang tingkat konsumtif masyarakat tinggi,” kata Bambang saat menjadi nara sumber acara diskusi Prime Topic di Hotel Noorman Semarang, Selasa (12/4).
Diskusi yang mengusung tema “Ketersediaan dan Keterjangkauan Sembako di Ramadan” itu juga menghadirkan dua nara sumber lain, yaitu Ketua DPRD Kota Semarang, Kadarlusman dan Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Diponegoro Semarang Prof Dr Suharnomo.
Ketua DPRD Kota Semarang, Kadarlusman, meminta pihak eksekutif lebih peka terhadap keinginan masyarakat terkait kebutuhan bahan pokok atau sembako saat bulan Ramadan dan menyambut Idul Fitri. Pihak eksekutif atau pemerintah juga diharapkan selalu hadir di tengah masyarakat ketika ada kesulitan dan butuh penyelesaian segera.
Menurut Pilus, panggilan akrab Kadarlusman, suasana akhir-akhir ini sering membingungkan masyarakat, terutama terkait kebutuhan bahan pokok, baik soal ketersediaan maupun keterjangkauan harganya. Dan saat seperti itulah, lanjut Pilus, pemerintah diharapkan bisa memberi informasi sekaligus solusi.
Misalnya soal kelangkaan dan harga minyak goreng yang melambung, kenaikan BBM, atau barang kebutuhan lainnya yang selalu naik saat Ramadan dan menjelang Idul Fitri. Di tengah ketidakberdayaannya, masyarakat butuh informasi yang valid.
“Sebenarnya masyarakat hanya ingin pemerintah selalu hadir ketika warga mengalami kesulitan, apalagi bisa memberi informasi sekaligus solusi, itu keren,” tutur Pilus,
Pilus menambahkan, DPRD Kota Semarang baik secara langsung maupun tidak langsung sering menerima aduan dan keluhan masyarakat terkait informasi kebutuhan bahan pokok yang membingungkan. Mereka berharap dengan mengadu ke lembaga wakil rakyat akan menemukan informasi yang benar.
“Memang benar ada keluhan dan keinginan masyarakat yang disampaikan langsung ke dewan. Mereka ini menganggap semua anggota dewan bisa mencarikan solusi. Kami pun akomodatif. Dan dari diskusi dengan mereka, kami menilai bahwa masyarakat menginginkan saat ada kesulitan pemerintah bisa hadir,” tutur Pilus.
Sementara Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Diponegoro Semarang Prof Dr Suharnomo, justru berharap ada perubahan pola waktu saat pemerintah mengumumkan kenaikan harga barang kebutuhan masyarakat.
“Biasanya pemerintah megumumkan dalam kondisi menjelajg Ramadan, yang berdampak kenaikan pada barang kebutuhan lainnya. Pihak produsen atau pedagang tahu bahwa setiap Ramadan tingkat konsumtif masyarakat tinggi, dinaikkan harganya pun laku. Pengumumannya yang menurut saya kurang empati dan kadang menimbulkan gejolak, meskipun naiknya konsumtivitas masyarakat dari sisi ekonomi justru bagus,” tutur Suharnomo. (*)