Ferry Wawan Cahyono : Mudik Bukti Masyarakat Berhasil Atasi Pandemi dan Geliatkan Ekonomi Nasional

Wakil Ketua DPRD Jawa Tengah, Ferry Wawan Cahyono (tengah), saat menyampaikan materi Sosialisasi Non Perda dengan topik Mengawal Mudik Warga, Tugas Kita Bersama, di Pondok Kopi Banaran, Bawen, Kabupaten Semarang, Rabu (27/4). Pembicara lain, pakar media, Henry Palupessy (kanan).

SEMARANG, (Awal.id) – Mudik di hari raya Idul Fitri adalah tradisi keunggulan budaya bangsa kita yg tidak dimiliki oleh bangsa lain. Mudik mengandung makna mendalam berupa menyambung tali silaturahmi, mempererat tali persaudaraan.

Bahkan, mudik memberi kontribusi bagi ketahanan nasional, karena ikatan persaudaraan dan tali silaturahim yang kuat ini  akan membentuk persatuan dan kesatuan bangsa.

Dibukanya kran kegiatan mudik tahun 2022 ini menunjukkan bahwa masyarakat dan pemerintah telah berhasil mengatasi pandemi covid-19, sekaligus membangkitkan kembali ekonomi yang sempat terpuruk dua tahun terakhir akibatpandemi covid-19.

Demikian disampaikan oleh Wakil Ketua DPRD Jawa Tengah, Ferry Wawan Cahyono, ketika menjadi pembicara dalam Sosialisasi Non Perda dengan topik ‘’Mengawal Mudik Warga,Tugas Kita Bersama’’, bertempat di Pondok Kopi Banaran, Bawen, Kabupaten Semarang, Rabu (17/4).  Ferry tampil bersama pembicara lain, pakar dan praktisi media, Henry Palupessy

Baca Juga:  Besok PPKM Darurat Dimulai, Kepala Daerah yang Ngeyel Terancam Diberhentikan

Ferry menyatakan bahwa semua pihak harus bersyukur dan pihaknya sebagai wakil rakyat menyatakan rasa empati bahwa mudik oleh masyarakat tahun ini disertai kerinduan mereka terhadap kampung halaman yang luar biasa.

‘’Alhamdilillah tahun ini diperbolehkan untuk bertemu kembali dengan sanak keluarga. Ini berkah bagi  masyarakat. Di sisi lain kita beryukur usaha kita bersama2 di dalam mengendalikan covid 19 telah menunjukkan hasil. Ini sebagai lertanda bahwa setelah melalui berbagai kajian dan sebagainya kita berhasil menurunkan angka covid. Kerja keras pemerintah dan berbagai pihak membuahkan hadil menekan angka covid, sehingga mudik tahun ini sudah diperbolehkan,’’ papar Ferry, wakil rakyat dari Partai Golkar.

‘’Seiring grafik angka covid menurun maka kita perlu mendorong semangat kembali agar ekonomi bangkit kembali. Kita optimis lagi untk membangkitkan ekonomi. Maka saya kira momen Lebaran ini monentum bagus untuk mengungkit pergerakan ekonomi nasional. Bayangkan setiap sore orang berjualan makanan minuman saat ngabuburit. Itu berlaku nasionasl. Ditambah pergerakan mudik. Belanjs rumah tangga meningkat disini. Uang berputar lagi, roda ekonomi bergerak lagi,’’ papar Ferry.

Baca Juga:  Seribu Kuota Mudik Gratis Kereta Api Ludes dalam 30 Menit

Sementara pakar dan praktisi media, Henry Palupessy mengungkap, media massa sangat berperan penting pada saat seperti sekarang ini.  Mengingat pergerakan arus mudik yang diperkirakan mencapai lebih dari 8 juta orang, dimana pemerintah sangat butuh penyambung informasi yang positif dan benar-benar mencerahkan bagi masyarakat. Misalnya tentang keamanan dan kenyamanan selama mudik, jalur-jalur dan fasilitas yang disediakan oleh pemerintah, termasuk informasi jika ada kemacetan di titik jalur mudik.

Yang tak kalah penting pada mudik tahun ini menurut Ferry, adalah kondisi berbeda yaitu tentang protocol covid-19. Dimana media berperan penting menginformasikan kepada masyarakat tentang syarat vaksin bagi pemudik.

Baca Juga:  Polri Resmi Beri Izin Kompetisi Liga 1 dan Liga 2

‘’Jadi peran oenting media di mudik yang kita sampaikan, bahwa media harus memberikan informasi tentang mudik yang memadai, bahwa mudik tahun ini berbeeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Sekarang ada vaksin sebagai ketentuan yang harus diikuti oleh masyarakat,’’ kata Henry yang juga CEO Awal.id.

Henry menyebut, dalam kondisi ini media memiliki peran penting sebagai jurnalisme optimisme dan jurnalisme damai.

Artinya, turut mendorong kembali pemerintah dan masyarakat bersemangat kembali agar ekonomi segera bangkit.

Sedangkan jurnalisme damai, adalah jurnalisme yang berita-beritanya menyejukkan, menghindari hal-hal provokatif yang bersifat intoleran yang menggunakan unsur SARA (Suku, Agama, Ras dan Antargolongan) untuk memecah belah bangsa. (adv)

Sharing:

You may also like...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *