Wali Kota Semarang Ajak Masyarakat Teladani Sifat-sifat Kepahlawanan

SEMARANG (Awal.id) – Pertempuran Lima Hari di Semarang merupakan salah satu pertempuran yang terjadi untuk mempertahankan Kemerdekaan Republik Indonesia. Untuk mengenang pengorbanan rakyat dalam Pertempuran Lima Hari itu, sebuah tugu dibangun di tengah alun-alun Semarang.
Pertempuran Lima Hari yang terjadi di Semarang pada 15-19 Oktober 1945 tersebut merupakan peristiwa yang termasuk dalam rangkaian sejarah Kemerdekaan Indonesia.
Terkait hal itu, Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi melakukan ziarah ke makam KRMT Wongsonegoro, di Desa Gatak, Kabupaten Sukoharjo, Rabu (13/10). Orang pertama di jajaran Pemkot Semarang ini mengajak masyarakat, khususnya jajaran di lingkungan Ibu Kota Provinsi Jatwa Tengah untuk meneladani sifat-sifat kepahlawanan dan menghormati jasa para pahlawan yang telah gugur saat merebut kemerdekaan Indonesia.
“Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa-jasa para pahlawan yang telah gugur mendahului kita. Seperti halnya pahlawan KRMT Wongsonegoro ini, sebab beliau juga merupakan pahlawan yang sangat berjasa bagi Kota Semarang,” ujar Wali Kota Semarang yang akrab disapa Hendi itu.
Hendi menjelaskan, KRMT Wongsonegoro merupakan sosok pahlawan yang begitu dekat dengan Kota Semarang. Selain itu, Hendi juga mengakui jika jasa KRMT Wongsonegoro begitu besar terhadap Kota Semarang.
“Kota Semarang bisa seperti sekarang, tentu tidak lepas dari jasa-jasa dan perjuangan beliau. Maka kehadiran kita di sini sebagai salah satu bentuk pengabdian kita kepada bangsa dan Negara,” jelas Hendi.
Tak hanya itu, Hendi juga meminta kegiatan ziarah ini jangan sekadar seremoni saja. Namun hal ini lebih ditujukan sebagai upaya meneladani nilai-nilai perjuangan yang telah ditunjukkan oleh Wongsonegoro.
Hendi berpesan para pimpinan perangkat daerah untuk bisa meniru perjuangan yang telah dilakukan oleh para pejuang selama ini.
“Teman-teman yang menjadi bagian dari Pemerintah Kota Semarang, saya harap bisa meniru
perjuangan para pendahulu kita dan dijadikan contoh untuk bersama-sama memberikan kinerja yang baik. Mari bersama-sama melayani masyarakat dengan baik, agar Semarang menjadi lebih baik,” paparnya.
Acara ziarah tersebut dihadiri juga oleh jajaran Forkopimda Kota Semarang, pimpinan DPRD Kota Semarang dan perwakilan keluarga KRMT Wongsonegoro, akni RM Satria Puji Hudiarso.
Diketahui, Pertempuran Lima Hari atau Palagan 5 Dina terjadi di Semarang pada15-19 Oktober 1945. Peristiwa ini termasuk dalam rangkaian sejarah kemerdekaan Indonesia, seiring kalahnya Jepang dari Sekutu di Perang Dunia II.
Peristiwa Pertempuran Lima Hari di Semarang melibatkan sisa-sisa pasukan Jepang di Indonesia dengan Tentara Keamanan Rakyat (TKR) atau angkatan perang Indonesia saat itu, sebelum menjadi Tentara Nasional Indonesia (TNI). (is)