Demi Selamatkan Bumi dan Kemanusiaan, Gubernur Ganjar Siap Gaspol Tanam Mangrove

Gubernur Jateng Ganjar Pranowo di acara "Mageri Segoro" yakni kegiatan penanaman mangrove di pesisir utara, Desa Bedono, Sayung, Demak, yang diprakarsai Polda Jawa Tengah, Selasa (12/10)
Gubernur Jateng Ganjar Pranowo di acara "Mageri Segoro" yakni kegiatan penanaman mangrove di pesisir utara, Desa Bedono, Sayung, Demak, yang diprakarsai Polda Jawa Tengah, Selasa (12/10)

DEMAK (Awal.id) – Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo siap tancap gas untuk memagari laut (mageri segara) untuk menyelamatkan kehidupan, menyelamatkan bumi, dan kemanusiaan.

Hal itu disampaikan Ganjar saat mengikuti kegiatan “Polda Jateng Mageri Segara” bersama Kapolda Jateng Irjen Pol Ahmad Luthfi, Pangdam IV/Diponegoro Mayjend TNI Rudianto, dan Forkompinda di Desa Bedono, Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak, Selasa (12/10).

Mageri Segara merupakan gerakan menanam satu juta mangrove di daerah pantai di Jawa Tengah. 

Baca Juga:  Kendal Fungsikan Rusunawa Jadi Rumah Sakit Darurat Covid-19

“Kemarin mendampingi Presiden, trigger-nya luar biasa. Jateng menyambut cepat dan justru yang memulai dari Polda. Kita tinggal back up dan gaspol. Ini upaya kita, tidak hanya ‘mageri segara’ tetapi juga menyelamatkan bumi dan kemanusiaan,” Ganjar di lokasi.

Ganjar menuturkan, sebelum datang ke lokasi penanaman mangrove, ia sempat berkeliling di Desa Bedono sampai di Pantai Morosari. Saat sampai di pantai, ia bertemu dengan seorang ibu-ibu yang sudah lama berjualan dan bekerja di areal pantai itu. Ia mendengarkan cerita bahwa dulu daerah itu merupakan daratan dengan pasir putih tetapi sekarang sudah tenggelam.

Baca Juga:  Laga Pembuka Euro 2020: Italia Permalukan Turki 3-0

“Ibu itu menunjukkan ada makam di ujung. Katanya dari makam sampai sini (tempat berjualan) dulu itu daratan dengan pasir putih. Hari ini sudah tidak ada. Lalu ia bercerita bagaimana survive sebagai orang pesisir pantai dengan penghasilan yang cukup besar dari laut,” ujarnya.

Lebih lanjut, orang nomor satu di Jawa Tengah itu menjelaskan tantangan dalam mengelola wilayah pesisir seperti daerah Sayung. Land subsidence di daerah itu cukup tinggi bahkan lebih cepat dari kenaikan air laut karena disebabkan pengambilan air tanah berlebihan. 

Baca Juga:  Kejati Jateng Sukses Selenggarakan Wayangan, Rayakan HUT Kejaksaan RI ke-79

Kapolda Jateng Irjen Pol Ahmad Luthfi mengatakan kegiatan “Mageri Segara” itu dilakukan serentak di 16 Polres dan Polresta di Jawa Tengah, khususnya di wilayahnya yang memilki pantai dan sungai. Misal sepanjang daerah di Pantura Jawa Tengah dan daerah di pantai Selatan. (is)

Sharing:

You may also like...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *