AKBP Yolanda : Jadi Polwan Harus Berprestasi

SEMARANG (Awal.id) – Peran perempuan sejatinya tidak hanya membangun diri dan keluarga, tetapi juga membangun masyarakat dan negara. Sebelum Indonesia merdeka, perempuan pun cukup besar dalam membantu para pejuang untuk mewujudkan kemerdekaan Bangsa dan Negara Indonesia.
Kebangkilan perempuan Indonesia kala itu diitandai dengan lahir kongres perempuan pertama di Indonesia yang diselengarakan pada 22 Desember 1928. Dalam kongres yang diikuti sekitar 1000 peserta dari 30 organisasi perempuan itu bertujuan untuk memperjuangkan hak-hak perempuan, terutama di bidang pendidikan dan pernikahan.
Demikian diungkapkan AKBP Yolanda Evalyn SSIK MM, salah seorang perwira tinggi Polwan, pada Polda Jateng saat menjadi nara sumber di program Inspirasi yang ditayangkan secara langsung dari Studio Awal.id lewat kanal Youtuber Awal Media Nusantara, Rabu (1/9). Acara Inspirasi ini dipandu oleh Rudy Bonsa.
Berkat perjuangan para pendahulunya, Yolanda panggilan akrab Yolanda Evalyn kini dapat menikmati hasil jerih payah para pejuang perempuan sebelum Indonesia merdeka.
Yolanda kini mampu meraih jabatan cukup tinggi di Polda Jawa Tengah dengan jabatan Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP), suatu prestasi yang luar biasa untuk kaum perempuan.
Bahkan, pada Hari Ulang Tahun Polwan ke-73, Yolanda mendapat kepercayaan dari pimpinannya untuk menjadi Ketua Panitia Penyelenggara Hari jadi Polwan Kepolisian Daerah Jawa Tengah (Polda Jateng).
Untuk menjadi seorang polisi, menurut Yolanda, wanita dituntut siap bertarung, berjuang, kreatif, inovatif, dan berusaha keras untuk meraih prestasi yang tinggi.
Apalagi persaingan di kalangan pemudi untuk menjadi anggota Bhayangkari sekarang ini semakin berat. Untuk itu, calon polisi wanita harus mempersiapkan fisik dan mental secara matang agar bisa menjadi anggota korps Bhayangkari.

AKBP Yolanda Evalyn (kanan) menunjukkan salah satu penghargaan yang diterimanya.
Paskibra
Yolanda menuturkan pada awalnya dirinya tidak memiliki keinginan atau cita-cita untuk menjadi polisi wanita. Namun, akibat seringnya mengikuti kegiatan pasukan pengibar bendera (Paskibra) dan kirab remaja, Yolanda ditawari agar mengikuti seleksi anggota Polwa oleh sang senior.
“Saya itu dulu tidak ada keinginan menjadi Polwan ya. Dulu kan saya sering ikut kegiatan Paskibra dan kirab remaja, nah kebetulan ada senior saya yang bilang pas lagi ada tes, saya disuruh ikut tes Polwan di Medan. Saya jadi penasaran, ya akhirnya iseng- iseng aja ikut tes, eh lha kok malah lulus,” kenang Yolanda.
Saat proses seleksi Polwan sedang berlangsung, Yolanda jmengaku sempat tidak direstui orang tuanya. Alasannya, dirinya merupakan anak bungsu, sehingga digadang-gadang bisa menemani orang tua di saat mereka memasuki usai senja.
“Sebelum lulus sekolah orang tua sempat tidak mengizinkan saya untuk jadi polisi. Tidak dapat dukungan dari orang tua begitulah. Alasannya saya ini anak bungsu, tugasnya ya nemenin orang tua di rumah,” ujarnya.
Yolanda mengaku saat remaja dirinya sangat menyukai tantangan. Sikap iseng dan coba-coba ini membuat dia tertarik dan menasaran untuk segera bisa mengikuti tes Polwan di daerahnya. Yolanda yang pada saat itu sedang latihan karate, secara diam-diam kemudian melarikan diri demi mengikuti tes Polwan.
“Alhasil, semua berjalan dengan lancer. Akhirnya saya lulus tes Polwan dan langsung mengikuti pendidikan di Ciputat,” paparnya.

Berbaur masyarakat sekitar menjadi ciri khas Yolanda dalam menjalankan tugas utama kepolisiannya untuk memberikan rasa aman kepada masyarakat.
Melihat putri bungsunya berhasil lulus jadi Polwan, orang tuanya terkejut. Pasalnya, orang tuanya tidak mendukung putrinya menjadi polisi wanita. Namun, melihat kemauan dan tekad dari Yolanda, hati orang tuanya menjadi luluh, sehingga akhirnya mendukung apa yang menjadi cita-cita dan keinginan dari buah hatinya.
“Melihat saya bersemangat jadi Poldwan, orang tua saya akhirnya mengapresiasi saya dan merestui saya menjadi anggota Bhayangkari untuk membela bangsa dan negara Indonesia,” katanya.
Aktif Sejak Remaja
Sejak remaja, Yolanda dikenal aktif mengikuti berbagai kegiatan dan organisasi sekolah. Selain belajar, Yolanda juga gemar mengikuti kegiatan ektrakurikuler karate yang dilakukan pada saat di luar pelajaran sekolah.
Keaktifannya dalam mengikuti semua kegiatan ini terus dilanjutkan saat Yolanda menjadi anggota polisi wanita. Tak ayal kegigihan dalam menjalankan kegiatan atau tugas ini menumbuhkan kepercayaan yang tinggi dari seniornya.
Melalui proses yang panjang, Yolanda pun dengan mudah dapat melewati pangkat demi pangkat, jabatan demi jabatan dari pimpinan kepolisian. Kegigihan dan ketekuni dalam meniti karier di kepolisian ini sudah terlihat dalam diri Yolanda saat masuk Bintara Brimob Polri di tahun 1997 silam. Dan, akhirnya kegigihan itu dapat diraihnya, sehingga Yolanda meraih pangkat AKBP seperti sekarang ini.
Pada kaum wanita yang ingin menjadi anggota Polwan, Yolanda berpesan agar memperhatikan dan mengedepan prestasi.
“Secara garis besar, paling tidak kita harus punya prestasi. Prestasi inilah yang menjadi pendukung kita untuk mewujudkan cita-cita,” tandasnya. (is)