Cilacap dan Sleman Sambut Hangat Investor

YOGYAKARTA (AWAL.ID) – Menyatukan perspektif bersama untuk meraih mimpi yang sama bagi kesejahteraan rakyat kawasan Jawa Tengah Selatan dan DI Yogyakarta (JSD). Hal inilah yang mengemuka dalam acara webinar nasional Jateng Selatan – DIY “Beyond Pandemic”: Perspektif Ekonomi dan Investasi”, yang diselenggarakan oleh THINK PR dan didukung MAW Talk, 10 November 2020, secara daring melalui aplikasi ZOOM.
Mengawali rangkaian pandangan dari para bupati dan pimpinan daerah di kawasan JSD, Ni Made Dwipanti Indrayanti, Kepala Biro Administrasi Perekonomian dan Sumber Daya Alam Sekretariat Daerah Propinsi DIY mengatakan, Indonesia merupakan negara maritim dengan kepulauan terbesar di dunia yang menjadikan laut sebagai “masa depan” atau potensi investasi terbesar. “Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) akan menjadikan laut selatan sebagai pintu masuk utama, guna mewujudkan rencana konsep pembangunan Abad Samudera”, jelas wanita yang kemarin bertindak sebagai keynote speaker webinar, mewakili Gubernur DIY Sri Sultan Hamengkubuwono X.
Keberadaan Samudera Hindia di sepanjang jalur selatan Yogyakarta yang memiliki nilai ekonomi sangat tinggi, seharusnya mampu lebih menghidupkan Yogyakarta dan Jateng Selatan menjadi kawasan strategis yang terintegrasi. Senada dengan hal tersebut, Syamsul Auliya Rachman, Wakil Bupati Cilacap, menegaskan mimpi Kabupaten Cilacap untuk menjadikan dirinya sebagai The Singapore of Java. “Mimpi tersebut membuat kami antusias untuk bekerja keras membangun Cilacap,” ujarnya.
Keberadaan Pelabuhan Cilacap yang menjadi salah satu aset strategis nasional, membuat optimisme pemerintah daerah dan rakyat Cilacap untuk semakin sejahtera kian terbuka. Apalagi, Cilacap juga semakin gencar mengembangkan sejumlah destinasi wisata anyar. Tidak hanya wisata Benteng Pendem di Teluk Penyu yang sudah sangat kesohor. “Hampir dua juta penduduk dan geografi daerah yang merupakan nomor dua terluas di Jawa Tengah, menjadi modal sosial dan ekonomi besar bagi kami untuk memajukan Cilacap,” imbuh Syamsul. “Cilacap akan kami dorong menjadi kota jasa,” tegasnya.
Sementara itu, Kunto Riyadi, Plt Asisten Sekretaris Daerah Bidang Administrasi Umum Kabupaten Sleman, yang mewakili Bupati Sri Purnomo, pada sesi yang sama mengutarakan sejumlah keunggulan Kabupaten Sleman. Dikenal sebagai daerah yang relatif tenang, nyaris tanpa bergejolak, Sleman memang sangat diminati investor karena merupakan daerah yang kaya destinasi serta pusat pendidikan. “Mayoritas hotel berbintang dan universitas terkemuka di DIY ada di wilayah Sleman,” ujar Kunto.
Berkah Jalur Tol
Rencana kehadiran jalur tol dari Solo menuju Kulonprogo dan hingga akhirnya kelak ke Cilacap, maupun dari Bawen ke Yogyakarta, tentu membuat pemerintah kabupaten Sleman dan Cilacap akan segera menyesuaikan sejumlah hal. Sekaligus memperkirakan potensi ekonomi yang akan berdampak bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat.
“Kami akan membangun Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pariwisata Maguwoharjo seluas 136 Ha. Kemudian Zona Aneka Industri terintegrasi Senuko Sidoagung Godean seluas 4 Ha, serta Mina Padi Cibuk Kidul Margoluwih Seyegen seluas 1 Ha,” urai Kunto lebih jauh.
Tak ragu, baik Syamsul maupun Kunto mengajak para calon investor untuk menanamkan modal mereka ke Cilacap dan Sleman. “Kami akan sambut para investor dengan hangat. Tidak ada lagi perizinan yang semestinya mudah tapi dipersulit. Semua sudah diatur secara transparan, memanfaatkan kehadiran teknologi informasi yang handal,” tegas keduanya kompak.
Pada sessi kedua di hari yang sama, hadir Bupati Gunungkidul Hj Badingah, Bupati Kulonprogo H Sutedjo, Wakil Bupati Banyumas Sadewo, dan Asisten II Bidang Perekonomian dan Pembangunan Pemkab Magelang Iwan Sutiarso, memberikan perspektif pengembangan pariwisata dan budaya di kawasan Jateng Selatan – DIY. ***