FSM UNDIP Ciptakan Teknologi Oksidasi Lanjut untuk Air Limbah Industri Pangan

SEMARANG (Awall.id) – Universitas Diponegoro (Undip) melalui Pusat Riset Plasma Fakultas Sains dan Matematika (FSM) kembali menunjukkan komitmennya dalam pengembangan riset inovatif di bidang sains terapan.

Tim peneliti yang diketuai oleh Prof Dr Muhammad Nur DEA berhasil mengembangkan Teknologi Gelombang Nano-Mikro Plasma Ozon, sebuah inovasi yang dirancang untuk mengolah air limbah industri menjadi air higienis melalui proses oksidasi lanjut (Advanced Oxidation Process/AOP).

Riset tersebut merupakan bagian dari Program Riset Konsorsium Berdampak, hasil kolaborasi antara Universitas Diponegoro, Universitas Riau, dan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS).

Dalam uji coba awal, tim menggunakan limbah pengolahan pasta cabai dengan komposisi satu meter kubik air limbah dicampur dua kilogram pasta cabai.

Baca Juga:  PSSI Evaluasi Penonton Masuk Tanpa Tiket di Laga Indonesia Vs Australia

“Setelah menggunakan mesin plasma ini, sudah kami cek semuanya COD (Chemical Oxygen Demand) dan BOD (Biological Oxygen Demand), kepedasan, semua parameter air limbahnya. Dia menjadi air higienis yang bisa digunakan untuk lain-lain,” ujar Prof Muhammad Nur, Kamis (23/10).

Lebih lanjut, Prof Muhammad Nur menjelaskan bahwa sistem kerja teknologi ini memanfaatkan pompa berkapasitas enam meter kubik per jam yang menghasilkan gelembung oksidasi mikro.

“Kami menggunakan pompa 6 meter kubik per jam, didorongkan lagi ke venturi di bawah, kemudian dia membuat bumbling. Gelembung-gelembung itulah yang kita sebut oxidation process,” jelasnya.

Baca Juga:  Yusril Mundur, Fahri Bachmid Jadi Penjabat Ketu Umum PBB

Ia menambahkan, penerapan teknologi ini berpotensi membantu industri pangan dalam menekan biaya pengolahan air limbah yang selama ini relatif tinggi.

“Dengan teknologi ini, saya yakin bahwa tidak akan mahal, di ujung kita treatment dengan micro nano bubble, akan bisa bersih lebih cepat,” katanya.

Saat ini, teknologi masih difokuskan pada pengolahan limbah industri pangan dan belum diaplikasikan pada sektor yang menggunakan pewarna seperti tekstil.

Namun, Prof Muhammad Nur optimistis ke depan teknologi ini dapat dikembangkan lebih luas, termasuk untuk industri plastik.

Baca Juga:  Kejagung Periksa 2 Orang Saksi Terkait Perkara Komoditi Emas

“Ini akan mengubah pola-pola pengolahan air limbah industri. Di samping menghilangkan mikro organisme, senyawa-senyawa ini, juga bisa membunuh bakteri,” ungkapnya.

Mesin generator plasma ozon berkapasitas tinggi yang digunakan dalam riset ini merupakan inovasi hasil hilirisasi Undip.

Saat ini, mesin tersebut telah diproduksi secara mandiri dan digunakan di beberapa kawasan industri di Indonesia.

Dengan hadirnya teknologi ini, Undip menegaskan perannya sebagai perguruan tinggi riset yang terus berkontribusi nyata terhadap solusi lingkungan dan efisiensi industri nasional. ***

Sharing:

You may also like...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *