Bangkitkan UMKM, Wali Kota Hendi Wajibkan ASN Pakai Adat Semarangan Sebulan Sekali

SEMARANG (Awal.id) – Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi membuatkan gebrakan baru untuk memberikan dukungan terhadap kebangkitan ekonomi lokal, khusus para pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).

Kebijakan baru orang pertama di jajaran Pemkot Semarang itu, yakni mewajibkan para Aparat Sipil Negara (ASN) di lingkungan untuk mengenakan baju adat Semarangan.

Kebijakan Hendi, panggilan akrab Hendrar Prihadi, sekaligus menunjukkan komitmennya yang kuat untuk memajukkan UMKM di Kota Semarang. Di saat pandemi yang membuat kalangan pengusaha kecil gocong, Hendi terus menyemangati pelaku UMKM untuk terus bergerak untuk bangkit dan maju demi memulihkan dan menyejahterakan ekonomi masyarakat.

Baca Juga:  Implementasikan Konsep Bergerak Bersama, Pemkot Apresiasi Langkah KONI Kota Semarang

Tidak cuma menyemangatkan mereka, Hendi juga memberikan ruang kepada UMKM untuk berkiprah untuk meningkatkan dan memperkenalkan hasil karya mereka melalui gelaran event promotif di berbagai Kecamatan.

Hendi menyakini kebijakan yang diambilnya ini merupakan salah satunya terobosan untuk  meningkatkan perputaran ekonomi lokal di Kota Semarang.

“Paling tidak kalau kita buat selama sebulan sekali, pasti akan ada korelasi yang signifikan untuk teman-teman UMKM di Kota Semarang. Memang ini kan nggak ada produk branded, ini buatan lokal UMKM,” tegasnya, beberapa waktu lalu.

Soal Pemakaian baju adat Semarangan, kata Hendi, dilakukan sebulan sekali, tepatnya pada setiap Kamis minggu pertama. “Dulu setiap hari Kamis ada batik khusus Semarang bagi temen-temen PNS. Dan hari ini kita pakai setiap minggu pertama di awal bulan,” lanjut Hendi.

Baca Juga:  Ita Sebut Pendidikan Karakter Bisa Dibentuk dari Kegiatan Pertanian

Dengan adanya program ini, harap Hendi roda perekonomian masyarakat Kota Semarang akan meningkat. Pasalnya Pemerintah Kota Semarang memiliki ribuan ASN sehingga harapannya dapat membeli produk UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah) untuk dikenakan tiap bulan.

“PNS kita ini jumlahnya 13.000 jadi paling enggak ada 5,2 Milyar yang bisa dicapai. Artinya perputaran ekonomi Alhamdulillah bisa maju berkembang untuk Semarang semakin hebat,” imbuhnya.

Hendi pun menyampaikan bahwa baju yang ia kenakan adalah baju yang menyimbolkan Semarang secara sederhana. “Karena ini pakai baju koko ya ini mestinya pakai baju yang lebih resmi lagi tapi dengan iket, dengan batik yang di iket juga di celana saya rasa produk-produk UMKM kita juga menjual hal-hal tersebut,” tegas Hendi.

Baca Juga:  Jokowi Terima Suntikan Dosis Pertama Vaksin Covid-19 Sinovac

Dalam kesempatan tersebut, Hendi juga mengungkapkan bahwa pakaian yang ia kenakan merupakan produk UMKM dengan harga yang terjangkau. “Coba kita hitung selop saya Rp 100 ribu, Celana Rp 100 ribu, baju Koko Rp 100 ribu. Blangkon atau ikat Rp 25 ribu. Batik giri Rp 25 ribu karena kecil,” pungkasnya. (*)

Sharing:

You may also like...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *