Jaga Keutuhan NKRI, Balai Litbang Agama Semarang Gelar Deklarasi Moderasi Agama

SEMARANG (Awal.id) – Balai Litbang Agama Semarang (BLAS) menggelar Diseminasi dengan topik ’Moderasi Beragama’ di Hotel Pandanaran Semarang, Rabu (24/11). Kegiatan ini diselenggarakan untuk mendukung program Kementerian Agama tentang penguatan 4 pilar,
Kegiatan tersebut dihadiri Wakil Gubernur Jawa Tengah, Taj Yasin Maimoen, Kepala Balai Litbang Agama Semarang, Samidi, Rois Syuriah PWNU Jawa Tengah, KH Ubaidillah Shodaqoh, perwakilan instansi pemerintah, organisasi keagamaan, dan tokoh agama Semarang.
Gus Yasin panggilan akrab Wakil Gubernur Jateng sebagai keynote speech menyampaikan, agama di Indonesia semuanya sudah moderat. Setiap pemeluk agama diharapkan untuk menjalankan agama sesuai keimanannya.
“Terpenting dalam kehidupan beragama, kita harus punya adab, sehingga nantinya bisa menjadikan kita menjadi manusia yang beradab, tercipta kerukunan dan kedamaian bersama,” jelas Gus Yasin.
Wagub berharap moderasi beragama ini bisa dilanjutkan lagi supaya dapat menjaga keutuhan NKRI. “Saya berpesan sekali lagi, lakum dinukum waliyadin, bagimu agamamu bagiku agamaku, saling menghormati,” imbuhnya.
Dalam kegiatan Diseminasi juga diselenggarakan deklarasi moderasi beragama yang sebelumnya sudah dilaksanakan di berbagai kota, seperti DIY, Jawa Timur, dan Jawa Tengah. Kota/kabupaten yang sudah melakukan deklarasi ini, antara lain Surabaya, Sidoarjo, Kota Batu, Lamongan, Magetan, Yogyakarta, dan Semarang.
Sementara Kepala Balai Litbang Agama Semarang, Samidi pada pembukaan acara menyampaikan pentingnya moderasi beragama berbasis kelitbangan, baik penelitian dan pengembangan.
“BLA Semarang dalam penelitian mengambil sampel beberapa universitas negeri. Dari hasil penelitian itu, banyak yang sudah terpapar paham radikalisme, dan menyebabkan mindset yang mengutamakan kelompoknya saja, di luar kelompoknya adalah salah semua,” ujar Samidi.
Samidi menilai, perlunya pemerintah melalui Kemenag menambah dukungan kepada para ulama moderat dan pondok pesantren untuk lebih aktif memproduksi wacana moderasi di media online, dan meningkatkan pemanfaatan dakwah di media online, serta membentuk dan mendampingi SDM yang cakap dalam media. (is)