Kota Semarang Tak Kenal Istilah Mudik Lokal, Hendi Tetap Larang Warga Keluar Kota

Wali Kota Semarang Hendar Prihadi melarang warga mudik, termasuk mudik lokal.
Wali Kota Semarang Hendar Prihadi melarang warga mudik, termasuk mudik lokal.

SEMARANG (Awal.id) – Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi secara tegas melarang jajarannya untuk mudik pada Lebaran 2021. Baik Aparatur sipil negara (ASN) , non-ASN maupun warga Ibu Kota Provinsi Jateng tetap dilarang keluar dari area Kota Semarang.

“Selama rentang waktu larangan mudik yang ditentukan, dia tetap harus di Semarang. Kalau Pemerintah Pusat tanpa pengecualian, Pemerintah Provinsi juga tanpa pengecualian, lalu kalau kita ada pengecualian, kan nggak elok,” kata Hendi, di Semarang Jumat (7/5).

Menurut Hendi pengetatan tersebut juga berlaku bagi pegawai yang setiap hari tinggal di luar kota. Hendi meminta para ASN untuk sementara agar tinggal di Kota Semarang selama periode mudik.

Baca Juga:  Dimulai 12 Juli, PPKM Darurat Tambah 15 Daerah Luar Jawa-Bali

“Siapapun orang yang bekerja di Pemerintah Kota Semarang selama larangan mudik dia harus ada di Kota Semarang, meskipun dia tinggal di luar,” tegasnya.

Soal mudik lokal terkait wilayah aglomerasi, Hendi  menekankan Kota Semarang tidak mengenal istilah mudik lokal. Wali Kota yang akrab disapa Hendi itu tetap kekeuh bahwa aturan tersebut sudah final baginya, untuk dapat mencegah potensi penularan Covid-19 yang mungkin dapat dibawa oleh pemudik.

Baca Juga:  Tahun Baru Ala Gubernur Ganjar, Tengok RS, Pos Damkar dan Sapa Warga di Kota Lama

“Kita memperhatikan hal yang lebih besar supaya tidak terjadi sebaran Covid yang lebih meluas, karena orang-orang dari luar datang ke wilayah tersebut,” katanya.

Salat Ied

Menyinggung soal pelaksanaan ibadah Salat Ied, orang pertama di jajaran Pemkot Semarang ini justru mengimbau agar musala dan masjid untuk menggelar Salat Ied.

“Semua musala dan masjid yang ada di kampung saya minta untuk mengadakan Salat Ied, tapi pilih lokasi yang terdekat dari rumah saja,” kata Hendi.

Baca Juga:  Wagub Taj Yasin: Jejak Peninggalan Pahlawan Mestinya Jadi Inspirasi

Dengan pilihan lokasi Salat Ied di sekitar tempat tinggal warga, Hendi berharap hal ini dapat mencegah potensi kerumunan di satu atau dua titik salat di tempat terbuka.

Masalah pelaksanaan Salat Ied di masjid atau musala tersebut, menurut Hendi, sudah dikomunikasikan dengan Ketua MUI Jateng KH Ahmad Darodji.

Selain itu, untuk mengantisipasi kerumunan saat malam takbiran, Hendi juga menegaskan agar warga tak melakukan aktivitas takbiran keliling. (*) 

Sharing:

You may also like...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *